Tiba tiba setelah perpisahan dengan mudahnya kau berkata kalimat penyesalan. Kau berkata itu hanyalah sebuah kekhilafan semata.
Aku berfikir apakah pondasi ini bisa kita perbaiki?, apakah aku bisa ikhlas menjalani hari hari tanpa mengingat kejadian ini?.
Aku mengiyakan maaf darimu dan aku mulai mencoba melawan sakit hatiku dengan mendengar lagi suara mu. Kamu melontar kan banyak kalimat rindu yang entah mengapa aku tak tersentuh sama sekali dengan hal itu, tapi aku mencoba berkamuflase dengan keadaan, aku ingin membimbingmu lagi dijalan kebenaran. Setiap kalimat cinta dan rindu yang kau ucapkan semuanya terasa hambar setelah pengianatan kau tebar.
Aku bingung bagaimana aku mendefinisikan perasaanku sendiri saat ini, aku berharap engkau kembali namun ketika kau disini aku belum bisa melupakan semua sakit hati. Dimana kamu ketika aku merintih sendiri dengan luka ini, kudengar kau bahagia bahagia saja, bahkan orang disekelilingmu berkata banyak yang menghubungimu, dan kau selalu menggenggam handphone dan tertawa. Aku merasa menjadi orang paling bodoh mendengar itu, untuk apa aku menyesalkan orang yang sedang kasmaran.
Kau bukan dirimu lagi, harga mahal pada dirimu sudah tak terlihat lagi, aku ingin memilikimu secara eksklusif, namun sekarang semua orang bisa menghubungimu bagai remaja yang masih naif.
Sejenak, biarkan sejenak saja aku berfikir tentang semua ini, ini begitu berat bagi otakku yang hanya beberapa memori, aku ingin mencoba dulu,apakah memori dikepalaku sanggup untuk menyimpan semua luka ini, maaf aku sudah memformat semuanya dan yang bisa tersimpan tinggal cerita luka, beri aku waktu untuk menabah kapasitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBUR
PoetryCinta adalah anugrah bagi segelintir orang yang memiliki kisah indah, tapi nyatanya cinta adalah alat pembunuh harapan paling mempan untuk kebanyakan orang yang hatinya patah dengan luka tanpa darah. Kamu pernah kujadikan penting sebelum kujadikan...