Sejak hari hari itu aku selalu menatap layar televisi disiang dan malam hari. Aku berusaha mencari, adakah artis yang lebih hebat dari kalian dimuka bumi ini. Ternyata tak kutemukan yang lebih pintar bersandiwara perihal hati, Selain kalian dua aktor yang tak ada dilayar televisi, tapi lebih lihai perihal menyakiti.
Aku menyesali beberapa rasa kepercayaan yang kuberikan. Aku dibuat seperti orang bodoh dan naif dalam memaparkan kenyataan. Karna didepanku kalian seperti dua teman yang tertawa biasa, hanya karna hal lucu. Ternyata dibalik itu dan dibelakangku, kalian diam diam menyimpan rindu.
Aku sangat mewajarkan ocehan ocehan orang orang yang tidak percaya akan hal ini. Karna sesungguhnya, akupun tidak percaya mengapa semua ini bisa terjadi. Aku benar benar berusaha meyakini diri bahwa ini halusinasi, namun nyatanya ini adalah realita terpahit, semenjak aku memijakkan kaki diatas muka bumi ini.
Aku terlena dengan ikatan persahabatan dan pernikahan. Kurasa dua hal itu takkan bisa berubah, semenjak kalian mengajariku, jangan terlalu percaya pada sebuah ikatan.
Ini adalah luka terburuk dalam hidupku, Ini lebih perih dari aksara yang diukir sembilu. Manisnya hubungan kita berubah jadi tumpahan cuka.Jika memang takdir memberi kenyataan untukku, mengapa harus dia yang kau rangkul dalam cinta itu.
Dunia menurutku luas, tapi mengapa dia yang bisa memberikan bekas, Aku belum siap menerima kenyataan yang begitu naas. Namun kalian sudah memberi kenyataan pahit yang paling berkualitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBUR
PoetryCinta adalah anugrah bagi segelintir orang yang memiliki kisah indah, tapi nyatanya cinta adalah alat pembunuh harapan paling mempan untuk kebanyakan orang yang hatinya patah dengan luka tanpa darah. Kamu pernah kujadikan penting sebelum kujadikan...