Hati selalu menggerutu menggelitik untuk bertemu, memaksa rindu berujung temu, padahal waktanya semu. Hujan memang selalu menjadi teman sepi berwujud rintik. Tapi, aku selalu tertuju pada satu titik. Karna ada bayangmu yang selalu melirik. Memang benar hati ini bagai dermaga tanpa kapal, rinduku terkikis hingga begitu terjal, datanglah, dalam mimpi, lamunan ataupun halusinasi, aku tunggu dimanapun itu. Aku tidak sanggup kita saling jauh, tetapi takdir, menyiksaku dalam ketidaksanggupanku itu.
Sedang apa kau disana?, apakah kamu juga menyimpan rasa yang sama, apa kecemasan hanya jadi milikku saja. Aku tak bisa lagi berdamai dengan jarak ini, aku tak mampu lagi melawan rindu yang selalu datang mengancamku. Jika kau kembali nanti, pegang erat tanganku dan jangan kau lepaskan lagi, teruslah berada disisi,karna kamu adalah tulang rusuk ragaku ini.
Aku tak ingin kau sedetikpun lagi jauh dariku, rindu semenyebalkan ini kekasihku.
Jika disana ada yang menyakitimu, katakan padaku. Kamu percayakan saja pada pelindung yang kapanpun siap berperang untuk dirimu. Perihal dirimu, aku berani menghadapi apapun itu. Bahkan seekor nyamukpun tak kuperbolehkan mendekati kulit kekasihku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBUR
PoetryCinta adalah anugrah bagi segelintir orang yang memiliki kisah indah, tapi nyatanya cinta adalah alat pembunuh harapan paling mempan untuk kebanyakan orang yang hatinya patah dengan luka tanpa darah. Kamu pernah kujadikan penting sebelum kujadikan...