Kita adalah sepasang yang pernah saling kenal namun tak ingin kembali mengenal, terlalu angkuh bagi ego kita sendiri sendiri, masing masing kita terlalu kosong untuk disebut isi.
Yang benar saja, dua orang yang hatinya pernah saling menjalar, sekarang teramat sulit sekedar menanyakan kabar. Aku tak mengejarmu tapi kamu berlari, apakah berdamai dengan masalalu terlalu buruk bagimu, Kabar yang dikubur jauh kedalam inti bumi hingga aku sukar menggalinya, perpisahan bukanlah hal yang buruk jika dibungkus dengan kebaikan, ini seperti dua cinta anak remaja, aku heran,kamu kurang pengalaman atau sedang ditahap belajar pendewasaan.
Bahkan sosial media ku terlihat harap untuk sekedar bisa meng klik profilmu, coba deretan kenang kau lihat dengan teliti, tidak bisakah aku melihatmu lagi, mengapa kamu pergi seperti orang yang sudah mati, mungkin cintamu itu yang sudah benar benar mati. Suatu hari nanti ketika bergantian poros sepi memutar hatimu dalam rasa rindu, maka aku orang pertama yang mungkin akan melakukan hal yang sama, jangan bilang aku orang yang tak punya nurani jika hal itu terjadi, ketika aku pergi dan takkan pernah melihat kebelakang lagi, jika kamu tersiksa akan hal itu, jangan katakan lagi kalimat kalimat palsu tentang ingin mati, silahkan kamu nikmati hingga cekam menjadi teman disetiap sisi.
Mungkin sekarang gulita menjadi milikku, dan lentera itu adalah hak mu, namun ketika aku memiliki lentera yang baru, jangan teriak padaku lagi didalam gelapmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBUR
PoetryCinta adalah anugrah bagi segelintir orang yang memiliki kisah indah, tapi nyatanya cinta adalah alat pembunuh harapan paling mempan untuk kebanyakan orang yang hatinya patah dengan luka tanpa darah. Kamu pernah kujadikan penting sebelum kujadikan...