Sore ini Lalice pulang ke mansion Kim bersama dengan Jennie. Setelah hari yang panjang dikantor akhirnya dia bisa pulang dan merebahkan tubuhnya yang lelah. Hari ini cukup melelahkan untuk nya karena harus ikut meeting dengan lima perusahaan sekaligus. Perusahaan perusahaan tersebut nantinya yang akan menjadi investor untuk kerjasama Kim Company dengan Manoban Industry.
"Apa Jisoo unnie tidak lelah harus mengurus seluruh pekerjaan bahkan diluar jam kerja?" Lalice bertanya kepada orang disampingnya yang sedang menyetir.
"Sebenarnya aku juga khawatir dengan nya, tapi kau harus tahu jika unnie ku itu keras kepala." Jennie menghela nafas karena lelah.
Ya, Jisoo tidak pulang bersama mereka karena masih stay di kantor untuk mengurus dokumen-dokumen penting yang harus segera dikerjakan. Jisoo adalah gadis pekerja keras yang tidak mengenal waktu. Dia hanya ingin pekerjaan nya selesai dengan hasil yang memuaskan. Itu mengapa Kim Company menjadi perusahaan yang sangat maju hanya dalam beberapa tahun.
"Kau sendiri apa kau lelah? Katakan saja jika kau merasa lelah. Nanti akan kuberitahukan pada Jisoo unnie untuk mengurangi perkejaan mu." Jennie berbicara tanpa menatap Lalice karena dia sedang fokus menyetir.
Lalice menoleh dan tersenyum.
"Tidak masalah unnie, itu memang sudah tugasku disini. Lagipula aku senang bisa merasakan lelah karena tugas yang diberikan Daddyku untuk mengurus pekerjaan antara perusahaan kita."Jennie hanya tersenyum mendengar nya. Dia sedang berpikir agar lebih dekat dengan Lalice dan mencari topik pembicaraan agar suasana dimobil tidak sunyi.
"Lalice, apa kau sudah sangat dekat dengan Rosé?"
Mendengar pertanyaan itu Lalice lantas menjawab nya.
"Tentu saja unnie. Bahkan sekarang kami sudah bersahabat. Apa ada masalah dengan Rosé unnie?"Jennie memelankan laju mobilnya lantas menatap Lalice
"Tolong jaga dia. Aku tau dia lebih tua darimu tapi jika kau tahu dia tidak sekuat yang terlihat. Dia adalah yang terlemah namun selalu menyembunyikan kelemahannya.""Ada apa dengannya unnie?" Lalice merasa khawatir jika terjadi sesuatu dengan Rosé. Karena bagaimanapun dia adalah kakak kandungnya.
"Dia selalu merasa sedih karena kehilangan. Namun karena aku tidak menyukai itu, dia memilih untuk menyembunyikan nya. Terkadang aku melihatnya melamun dan kemudian menangis di kamarnya."
Jennie menghembuskan nafasnya pelan. Sebenarnya dia adalah manusia yang peka. Namun sikap egoisnya selalu membuatnya menutup mata dan telinga atau bisa dikatakan tidak peduli dengan keadaan sekitar."Apakah itu karena kedua orang tua kalian yang sudah tiada? Maaf unnie aku tidak bermaksud. Tapi aku hanya ingin tahu apa yang kau maksud kehilangan itu?"
"Tidak itu bukan karena eomma dan appaku. Tapi karena orang lain di keluarga kami."
Lalice merasa penasaran apakah yang Jennie maksud adalah dirinya?
"Siapa itu unnie? Emm... apakah kau punya kakak atau adik yang...""Ani, aku hanya memiliki Jisoo unnie dan Chaeng. Aku tidak peduli dengan yang lain karena hanya mereka berdua yang aku punya."
Jennie menjawab pertanyaan yang belum Lalice selesaikan. Dan sekarang lihatlah, sudah bisa dibayangkan bagaimana ekspresi Lalice mendengar jawaban itu.
Dia menyesal bertanya kepada Jennie. Lalice pikir kakaknya itu merasa sedih karena kepergiannya, sama dengan yang Rosé rasakan. Namun tidak. Gadis bernama Jennie itu memang sangat membencinya.
"Perkataan mu menyakitiku unnie."
Ucap Lalice dalam hati. Tanpa Jennie sadari gadis disampingnya meneteskan air mata karena tidak bisa menahan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Know Unless You Walk in My Shoes
FantasyAku merindukanmu. ~Jisoo Kim Aku ingin kau kembali. ~Rosé Kim Aku membencimu! ~Jennie Kim Aku tidak berguna. ~Lalisa Kim (Bukan cerita yang sedih-sedih banget) Star: 27 Maret 2022 End: -