[27] Long Time No See

1.5K 153 8
                                    

Lalice baru saja keluar dari lift dan berjalan menuju ke ruangan nya. Namun sebelum masuk keruangan tersebut seseorang memanggilnya.

"Lalice apa itu kau?"

Lalice yang tampak tak asing dengan suara tersebut lantas menatap orang dibelakangnya.

"Oh my God, Kak Diana? Bagaimana kakak bisa ada disini?"
Lalice memeluk saudarinya yang berasal dari Thailand tersebut.

"Sayang I miss you so much." Ucap Diana membalas pelukan Lalice.

Setelah melepaskan pelukan diantara keduanya Lalice kembali bertanya pada Diana.
"Jadi kapan kakak sampai di Korea, dan mengapa berada disini?"

"Aku sudah tiba dua hari yang lalu, ini hari keduaku berada di perusahaan ini."

"Jinja? Kenapa tidak mengabariku?" Ucap Lalice membuka ruangannya dan mengajak Diana masuk.

"Sebenarnya ada sedikit masalah di perusahaan Daddy mu, maka dari itu Bambam tidak bisa datang kemari dan digantikan olehku." Diana berkata membuat Lalice mengernyitkan dahinya.

"Ada masalah apa? Ya, kenapa tidak ada yang memberitahuku? Apa semuanya baik-baik saja?" Lalice khawatir jika terjadi sesuatu dengan keluarganya.

"Kau tak perlu khawatir, ada perusahaan Korea yang mengajukan kerja sama dengan Manoban Industry namun uncle Marco menolak tawaran itu karena tidak tertarik dengan ide project nya. Namun perusahaan itu tidak terima dan menimbulkan masalah."
Diana menjelaskan segalanya pada Lalice.

"Perusahaan Korea?" Tanya Lalice.

"Ya, tapi aku tidak terlalu mengetahuinya, dan uncle memintaku untuk ke sini menggantikan Bambam."

Sebenarnya selain Bambam, Diana adalah orang yang paling dekat dengan Lalice. Walaupun mereka jarang bertemu namun hanya kepada Diana dirinya selalu berkeluh kesah. Mungkin karena Lalice membutuhkan sosok kakak yang bisa dijadikan tempat untuk berbagi. Dan menurutnya Diana adalah kakak yang baik yang selalu ada untuk dirinya.

Begitu juga dengan Diana, dia sudah menganggap Lalice sebagai adik sendiri. Lalice sangat bersyukur dikelilingi oleh orang-orang baik.

Dan untuk kebenaran tentang Lalice, hanya Diana yang tahu. Gadis itu mengetahui asal-usul Lalice sebelumnya. Namun Diana belum mengetahui jika Lalice sudah bertemu dengan keluarga kandungnya.


















Dikampus Rosé sudah memasuki jam kuliahnya. Alih-alih fokus dengan pelajaran yang dijelaskan dosen didepan, dirinya malah melamun.

Hyeri yang selalu peka terhadap keadaan sahabatnya itu lantas menyenggol lengan Rosé.

"Apa kau baik-baik saja?" Bisik Hyeri

Rosé menoleh menatap Hyeri sekilas lantas mengangguk dan kembali melamun.

Tak ingin membuat suara bising, Hyeri memilih percaya dengan Rosé walaupun nantinya dia akan menanyakan seribu pertanyaan, mengapa sahabatnya itu melamun.
























Mobil Jennie berhenti disebuah cafe ditengah kota Seoul. Hari masih pagi dan hanya ada beberapa orang disana.

Jennie memasuki cafe tersebut dan memilih tempat duduk, sepertinya kekasihnya itu belum datang.

Melihat jam yang menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dirinya lantas memilih untuk memesan makanan terlebih dahulu. Tadi saat sarapan dirinya belum sempat makan seperempat dari makanannya dan dia sudah tersulut emosi.

Kali ini dia hanya memesan korean garlic cheese dan ice americano. Dia lapar namun tidak ingin terlalu kenyang karena nanti saat siang dia ingin mengunjungi Lalice dan mengajaknya makan siang bersama.

You'll Never Know Unless You Walk in My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang