[29] Shopping

923 117 11
                                    

Jennie yang sedang sibuk memakan mandu kesukaannya baru menyadari jika adiknya sejak tadi melamun tanpa menyentuh makanan nya sedikit pun. Dia sudah tahu apa penyebabnya nya.

"Lisa-ya kau tidak lapar? Mengapa membiarkan makananmu dan melamun? Aku tahu ini pasti gara-gara Jisoo unnie. Apa dia memarahimu lagi?"

Lisa yang mendengar perkataan Jennie lantas menatap unnie nya.

"Tidak, aku bahkan belum bertemu dengan nya sejak pagi." Ujar Lalice lantas menerima suapan mandu kukus dari kakaknya.

"Sudahlah Lisa-ya kau tidak perlu memikirkan Jisoo unnie. Lebih baik setelah ini kau ikut denganku ke mall. Kau boleh membeli apa saja yang kau mau." Ucap Jennie tanpa dosa.

"Ya! Unnie, aku sudah sering membolos kerja. Kau mau membuatku membolos lagi? Bukankah Jisoo unnie akan tambah marah padaku jika aku berlaku seenaknya." Lalice tidak habis thinking dengan kakak kucingnya itu yang selalu bertindak santai dan slayy.

"Sudah kubilang jangan pikirkan Jisoo unnie. Lagipula kau bekerja di kantor kakakmu sendiri. Jadi tidak perlu terlalu rajin."
Lagi dan lagi Jennie Kim berkata dengan santai.

"Tapi unnie, apa kau lupa jika aku bekerja disana mewakili Manoban Industry. Bagaimana jika Daddy tahu aku sering membolos?"

"Kau tak perlu khawatir Lisa-ya, aku tidak akan mengatakan hal itu pada keluargamu. Aku juga akan mengancam Jisoo unnie jika dia hendak melaporkan dirimu yang sering membolos." Jennie tersenyum untuk meyakinkan adiknya.

"Baiklah unnie tapi aku akan mengabari Kak Diana terlebih dahulu" Lalice mengambil ponselnya dari tas dan mengirimkan pesan kepada Diana.

"Siapa Diana?" Ujar Jennie yang belum mengenal atau bertemu Diana.

"Oh iya dia saudariku dari Thailand dan sekarang dia disini untuk menggantikan Bambam."

Jennie hanya mengangguk tanpa menanggapi adiknya.

Tapi tunggu sebentar... Saudari?
"Ya apa kau sangat dekat dengan nya?"

Lalice yang masih sibuk dengan makanannya sedikit bingung dengan pertanyaan Jennie.
"Siapa?"

"Ani, maksudku apa kau dekat dengan saudarimu itu? Siapa tadi? Diana? Ya itulah.. kau dekat dengan nya?"
Tanya Jennie lagi.

"Oh kak Diana, tentu saja. Dia sudah kuanggap seperti unnieku sendiri."
Lalice menjawab tanpa menatap kakaknya yang sudah berubah ekspresi nya menjadi datar.

"Lantas kau lebih sayang unniemu atau Diana itu?"
Degg.... Lalice baru menyadari dan menatap wajah Jennie.

Ya, satu hal yang harus kalian tahu. Kakak Lalice yang satu ini adalah manusia paling posesif sedunia. Dia akan cemburu pada segala hal. Tak terkecuali rasa kasih sayang adiknya.

Lalice bangkit dari tempat nya lantas memeluk unnie nya itu dari belakang.
"Apa yang kau katakan unnie? Tentu saja aku lebih menyayangimu dari siapapun."

Perkataan Lalice mampu membuat Jennie tersenyum lagi.

"Benarkah? Aku juga menyayangimu. Dan kau juga harus menyayangi ku lebih dari yang lain, bahkan Jisoo unnie dan Rosé, kau tidak boleh menyayangi mereka lebih dari kau menyayangiku."

Sebuah ancaman yang cukup absurd namun Lalice mengiyakan nya. Daripada diterkam macan.

"Sudahlah ayo kita pergi, aku tidak ingin kita kehabisan banyak waktu."
Ucap Jennie dan mereka berdua pergi meninggalkan restoran tempat mereka makan siang.

Mereka berdua keasyikan mengobrol tanpa menyadari jika sejak tadi ada seorang namja yang mengawasi dan mendengarkan perbincangan keduanya.

"Bukankah aku sudah mengancam Jisoo, tapi mengapa mereka malah semakin dekat?!"









































You'll Never Know Unless You Walk in My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang