[19] Who is it?

2.2K 219 3
                                    

Hari sudah semakin malam namun Jennie masih setia berbaring sambil menatap langit langit kamar ruang rawatnya. Dia tidak bisa tertidur karena memikirkan Lisa.

Jisoo sudah terlalap sejak tadi disofa ruangan itu. Mungkin saja gadis itu terlalu banyak pikiran hingga kelelahan.

"Aku memang kakak yang buruk."
Jennie terus bergumam sendiri sampai dirinya bosan dan memutuskan untuk keluar dari ruang rawatnya.

Dia mulai turun dari ranjangnya dan sesekali melirik kearah Jisoo untuk memastikan kakaknya itu tidak terbangun.

Perlahan dia mulai berjalan kearah pintu dan akhirnya berhasil keluar tanpa ketahuan Jisoo.

"Akhirnya aku bisa keluar dari rasa bosan ini."
Dia mulai berjalan dengan hati-hati karena sejujurnya tubuhnya itu masih cukup lemah.

Setelah berjalan beberapa menit akhirnya dia sampai ditaman rumah sakit.

Karena hari sudah cukup larut dan sepertinya akan turun hujan, taman itu cukup sepi. Hanya ada dua atau tiga orang, mungkin keluarga pasien yang sedang duduk disana.

Jennie duduk disalah satu bangku ditaman itu sambil menikmati dinginnya angin malam.

"Sepertinya akan turun hujan."
Jennie memandang langit yang cukup mendung namun alih-alih kembali ke ruangan nya, Jennie malah asik melamun namun pikirannya sudah kembali dipenuhi oleh kejadian-kejadian yang sudah berlalu.

"Hah, saat itu aku benar-benar sudah gila." Jennie teringat akan dirinya yang kehilangan Lisa ditaman.











Flashback on...

Setelah Jennie meninggalkan Lisa ditaman hatinya menjadi khawatir tak karuan.
"Lisa-ya aku sangat membencimu tapi kenapa aku sangat khawatir sekarang?"

Jennie kecil sangat khawatir dia lantas berlari dan kembali ke tempat dimana dirinya meninggalkan Lisa.

"Dimana anak itu? Apa dia sudah kembali ke rumah?"
Jennie mencari kesana-kemari namun dirinya tidak melihat Lisa.

"Sudahlah mengapa aku mencarinya, mungkin saja dia sudah pulang dan mengadu pada Jisoo unnie."

Jennie berjalan menuju ke rumah sambil memikirkan dirinya yang pasti akan dimarahi oleh Jisoo unnie.
"Lisa-ya aku membencimu, AKU SANGAT MEMBENCIMU!"

Flashback off...










"Kenapa kau tidak kembali saat itu Lisa-ya? Lebih baik aku mendapatkan amarah Jisoo unnie daripada melihat mu pergi. Aku sangat membencimu karena kau tidak pulang saat itu."

Egois? Ya Jennie sadar jika dirinya egois. Keras kepala? Dia juga menyadari semua sifat buruknya.

"Aku berjanji akan memperbaiki semuanya."
Jennie yang sejak tadi berbicara sendiri tidak sadar jika seseorang memperhatikan nya.






























































Sama halnya dengan Jennie, di mansion Kim atau tepatnya di kamar Rosé, Lalice juga tidak bisa tertidur.
Ada hal yang sedang dia pikirkan.

Lalice bergerak kesana kemari membuat orang disampingnya yang sudah tertidur terganggu dan akhirnya membuka matanya.

"Lisa-ya kenapa kau belum tidur? Jangan bilang kau masih memikirkan Jennie unnie?"
Rosé bertanya kepada adiknya yang sejak tadi membuat tidurnya terganggu.

Lalice hanya menggeleng lalu dia mulai bertanya pada Rosé.
"Unnie apa aku boleh bertanya sesuatu?"

"Ne, ada apa? Kau ingin bertanya tentang Jennie unnie?" Rosé menatap adiknya yang tampak ragu untuk bertanya.

You'll Never Know Unless You Walk in My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang