Pagi hari Lalice memutuskan untuk pulang ke hotelnya. Sekarang dia menuju ke kamarnya, nomor 23. Disamping kamarnya ada kamar Bambam. Ketika hendak membuka pintu, Bambam keluar dari kamarnya dengan membawa koper ditangannya.
"Bambam, kau mau kemana dengan koper itu?"
Bambam yang seperti terburu-buru tidak menyadari jika Lalice ada disana.
"Lalice kau sudah kembali? Oh iya, maaf tidak memberi tahumu karena ini sangat mendadak. Aku harus kembali ke Thailand hari ini. Ibuku tiba-tiba mengabari jika ayahku sakit." Ujar Bambam pada sahabat sekaligus rekan kerjanya itu.Lalice yang mengetahui keluarga Bambam merasa kasihan pada sahabat nya itu. Bambam hanya anak tunggal yang tinggal dengan kedua orangtuanya dan tidak memiliki kerabat di Thailand. Pria itu pasti tidak tega jika harus membiarkan ibunya merawat ayahnya yang sedang sakit sendirian.
"Tidak masalah bestie, berhati hatilah dijalan. Sampaikan salamku pada paman dan bibi dan juga semoga paman cepat sembuh.""Terimakasih Lalice, kaulah sahabat terbaik aku. Tapi maaf harus meninggalkan mu sendirian disini. Aku akan coba berbicara dengan Mr. Marco untuk mengirimkan orang baru supaya bisa menemanimu." Bambam tentu saja khawatir dengan sahabatnya yang harus dia tinggal sendiri.
"Tidak perlu, lagipula aku juga sudah memiliki teman disini. Pemilik Kim Company sangat baik, dan kami sudah cukup dekat. Kurasa aku tidak akan kesepian walau kau tak ada."
"Baiklah, kalau begitu aku harus pergi sekarang, jaga dirimu baik-baik. Jangan segan untuk menelponku jika terjadi sesuatu."
Setelah kepergian Bambam, Lalice masuk ke kamar dan memeriksa perkejaan nya. Untuk hari ini dia tidak pergi ke kantor karena Jisoo menyuruhnya untuk istirahat terlebih dahulu.
Sejujurnya Lalice tidak ingin istirahat, namun karena Jisoo memaksa akhirnya dia memilih untuk kembali ke hotel. Dan sekarang setelah memeriksa pekerjaan dia benar-benar bosan.
Lalice memutuskan untuk keluar berjalan-jalan untuk mengurangi rasa bosannya.
Hari sudah semakin siang, Lalice sedang berada disebuah kedai ramen didekat sungai Han. Dia sudah cukup lelah mengelilingi Seoul dan sekarang dia memutuskan untuk mencari makanan karena sangat lapar.
Kedai tersebut cukup ramai karena jam makan siang. Lalice menunggu pesanannya di meja paling ujung dekat jendela. Sembari menunggu dia melihat pemandangan diluar kedai dari jendela.
Sebuah mobil berhenti tepat diluar jendela, ketika orang yang mengendarai mobil itu keluar dia langsung bisa menatap orang yang berada didalam melalui jendela itu.
Lalice yang sedang menatap jalanan luar secara otomatis juga melihat siapa yang datang.
"Lalice? Kau disini?"
"Unnie?" Lalice melambaikan tangan ke orang yang berada di luar, dan orang itu langsung masuk dan mendekati bangku nya.
"Annyeong Lalice, kebetulan sekali kau ada disini. Boleh aku bergabung?"
"Tentu saja unnie, tapi ada apa? Ada yang ingin unnie katakan padaku?"
Orang itu lantas duduk di bangku yang sama dengan Lalice."Nanti saja kita bahas, sekarang kita makan siang dulu. Aku sangat lapar."
Lalice hanya mengangguk dan sekarang mereka sama-sama sedang menunggu pesanan mereka datang."Lisa."
Lalice yang hampir menyelesaikan makan siangnya terkejut mendengar orang dihadapannya hingga dirinya menjatuhkan sendok yang dia genggam."Kau Lisa bukan?"
Mereka berdua sudah selesai dengan kesibukan makan siang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Know Unless You Walk in My Shoes
FantasíaAku merindukanmu. ~Jisoo Kim Aku ingin kau kembali. ~Rosé Kim Aku membencimu! ~Jennie Kim Aku tidak berguna. ~Lalisa Kim (Bukan cerita yang sedih-sedih banget) Star: 27 Maret 2022 End: -