[24] Rosiepoop and Lisapoop

2K 201 9
                                    

Sore ini Lalice dan Jennie sedang bersantai di balkon kamar Jennie. Mereka sedang duduk sambil menikmati angin sore.

Jennie menghembuskan nafasnya dengan pelan lantas menatap adiknya.

"Lisa-ya maafkan aku membuat mu kesulitan selama ini."

Lalice menatap Jennie disampingnya. Lantas mengusap lengan kakaknya.
"Jangan katakan lagi unnie, kau tidak bersalah. Semua yang terjadi adalah takdir."

"Apakah kau kesepian disana?" Tanya Jennie

"Kalau ditanya kesepian atau tidak, ya aku kesepian karena aku memilih untuk tinggal sendiri di apartemen Daddy." Ujar Lalice membuat Jennie menoleh.

"Jadi kau tidak tinggal bersama orangtua mu?" Jennie menatap adiknya.

Lalice menggeleng sambil tersenyum tipis.

Jennie berpikir untuk menanyakan hal ini, dia sangat ingin tahu kehidupan adiknya.

"Lisa-ya apakah mereka tau.."

Lalice menggeleng sebelum Jennie menyelesaikan pertanyaan nya.
"Aku belum menceritakan segalanya pada Daddy dan Mommyku."

Ada sedikit rasa takut pada diri Jennie mendengar hal itu.
"Apa mereka akan marah jika mengetahui kau memiliki kakak jahat sepertiku? Aku tidak ingin berpisah dengan mu lagi."

Jennie menunduk karena penyesalan nya. Lalice lantas duduk dihadapan Jennie lantas memeluk kakaknya.
"Tidak unnie, aku yakin orangtuaku akan mengerti."

Jennie membalas pelukan Lalice dan keduanya terus berpelukan sampai seseorang datang menghampiri mereka.

"Aigoo dua bucin ini dicari dari tadi ternyata disini."
Rosé dengan muka tengilnya datang lantas bergabung dengan kedua saudarinya.

"Ya, chaeng kau bau!" Protes Jennie namun tidak dipedulikan oleh adiknya.

Setelah mereka melepaskan pelukannya, Rosé mengajak keduanya masuk untuk memberikan semua barang yang dia beli tadi.
"Ayo ikut aku, ada banyak barang yang aku bawa untuk kalian dan juga Deb unnie menunggu dibawah."

"Oh iya aku lupa jika ada Deb disini." Jennie berkata lantas mengikuti kedua adiknya masuk.






























"Meeting hari ini saya akhiri, semoga project ini berjalan dengan lancar. Dan terimakasih atas kerjasama nya."
Jisoo menutup meeting yang sudah berjalan hampir empat jam.

Diana selaku orang baru di perusahaan ikut serta dalam meeting tersebut untuk mewakili Lalice.

"Unnie tolong lengkapi berkas nya untuk laporan akhir dan untuk berkas yang harus ditandatangani Lisa, bawakan itu keruanganku."
Jisoo berkata kepada Irene yang sedang merapikan berkas dihadapannya.

"Baiklah Miss aku akan segera membawa ini keruangan mu."
Tunjuk Irene pada lima berkas dihadapannya.

"Apa masih ada berkas lain yang harus ditandatangani oleh Lisa?" Tanya Jisoo pada sekretaris nya.

"Tidak Miss hanya itu saja."
Jawab Irene.

"Baiklah kalau begitu aku akan membawanya, sepertinya aku akan pulang sekarang. Apakah unnie tidak keberatan untuk menyelesaikan ini sendirian?" Jisoo berkata dan mengambil kelima berkas tersebut.

"Tidak Miss, lagipula masih ada Miss Diana disini."
Diana yang sejak tadi hanya memperhatikan kedua nya lantas tersenyum ketika Jisoo dan Irene menatap dirinya.

"Unnie apakah tidak apa-apa jika kau pulang terlambat di hari pertama mu bekerja?" Sekarang Jisoo bertanya kepada Diana.

"Tidak Miss, lagipula ini sudah menjadi tugasku disini."
Jawab Diana lantas membantu Irene membawa berkas ditangannya.

You'll Never Know Unless You Walk in My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang