[31] The Problem

1.8K 137 10
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam namun Lalice masih setia menatap langit-langit kamar hotelnya.

Lalice masih terbayang-bayang akan cerita kedua unnie nya tadi saat di cafe.









Flashback on...

"Mengapa kalian berdua ingin merusak hubungan Jennie unnie dan kekasihnya?"

Rosé dan Jisoo saling menatap, sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Lalice.

"Apakah ada masalah? Apakah terjadi sesuatu yang akan membahayakan Jennie unnie? Tolong katakan padaku unnie."
Lalice menatap kedua unnie nya yang masih enggan menjawab.

"Baiklah aku memang adik yang tidak berguna, aku tidak tahu apapun masalah yang sedang dihadapi unnie2 ku, mungkin aku memang bodoh sehingga tidak perlu ikut campur urusan kalian. Tapi satu hal yang perlu kalian ketahui, jika terjadi sesuatu kepada kalian, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri."

Lalice hendak beranjak pergi namun seketika tangan Jisoo menahan dirinya.

Perkataan Lalice tersebut sengaja dia lontarkan untuk memancing keduanya supaya bercerita tentang yang sebenarnya, dan benar saja sekarang mereka seperti sudah siap menceritakan segalanya.

"Jangan berbicara seperti itu Lisa-ya."
Jisoo kembali duduk setelah Lalice mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Mianhae Lisa-ya kita hanya tidak ingin kau ikut terbebani akan hal ini."
Rosé ikut menyesal telah membuat adiknya berpikir seperti itu.

"Unnie dengarkan, aku ini adik kalian. Masalah kalian adalah masalahku juga. Jadi jangan berpikir jika itu membebani diriku. Sekarang katakan apa yang terjadi."
Lalice menatap Jisoo dan Rosé secara bergantian.

"Sebenarnya kekasih Jennie bukanlah orang yang baik." Jisoo mencoba menjelaskan dan diangguki oleh Rosé.

"Mwo? Maksud unnie?"

"Aku juga tidak tahu pasti. Tapi saat itu dia mengancam diriku untuk memisahkan dirimu dan Jennie."
Jisoo mulai menceritakan segalanya kepada Lalice.

"Kita belum tahu pasti apa tujuan dia sangat ingin memisahkan kalian berdua, tapi aku yakin pasti ada sesuatu yang besar dibalik itu semua. Saat ini aku dan Rosé sedang merencanakan untuk memisahkan Jennie dengan orang itu."

Rosé dan Lalice setia mendengarkan penjelasan Jisoo.

Flashback off....


































"Sebenarnya apa yang dia rencanakan? Mengapa dia sangat ingin memisahkan aku dengan Jennie unnie?"
Lalice masih setia dengan segala pemikiran nya tentang Kai.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar hotelnya.

"Siapa yang datang larut malam begini?" Lalice beranjak menuju pintu.

Tanpa ragu sedikitpun dia langsung membukanya dan ternyata itu adalah unnie nya yang datang dengan bau alkohol yang menyengat di seluruh tubuhnya.

Apa? Alkohol? Jadi dia mabuk?

"Unnie apa kau mabuk? Dan kenapa kau datang kemari selarut ini?" Apakah...." Belum selesai pertanyaan-pertanyaan itu keluar dari mulut Lalice, orang itu langsung masuk begitu saja.

"Ya! Kau mengabaikanku unnie? Apa yang terjadi? Kau dicampakkan kekasihmu?"

Tidak menjawab pertanyaan adiknya, Jennie malah menangis dihadapan Lalice.

"Hiks...hikss....Aku sudah berusaha.... Menjadi kekasih yang baik... Tetapi sepertinya..... Aku memang manusia yang buruk dan tidak pantas dicintai."

Lalice panik dibuatnya, dia langsung memeluk unnie nya itu yang entah sadar atau tidak.
"Ya! Siapa yang mengatakan hal itu? Kau adalah unnie ku yang paling baik! Dia yang jahat karena sudah membuat unnieku menangis!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You'll Never Know Unless You Walk in My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang