[17] Where're You?

2.3K 242 8
                                    

Hari sudah semakin sore, Lalice masih mengelilingi kota Seoul untuk mencari Jennie. Dia sungguh tidak tahu harus mencari kemana lagi karena sejak tadi sudah mengelilingi semua tempat di kota itu. Lalice bahkan sudah mengunjungi semua kedai toko dan cafe untuk mencari Jennie namun hasilnya tetap nihil.

"Unnie kau kemana?"
Lalice terus bergumam dalam hati sambil melihat ke kanan dan kiri.

Dia juga sudah cukup lelah mengendarai mobil sendirian. Sejak tadi Jisoo maupun Rosé juga menelpon nya, namun dia mengabaikan itu dan memilih fokus mencari Jennie sambil sesekali menelpon gadis itu.

Dia tidak menyadari jika dirinya sudah di penghujung kota dan sekarang dia berada di perbatasan Seoul dan hutan.
(Anggep aja gitu)

"Tidak mungkin kan jika Jennie unnie pergi kesana?"
Lalice berbicara dengan dirinya sendiri sambil melihat jalanan menuju hutan.

"Apa aku harus mencarinya kesana juga?"
Setelah lima menit akhirnya Lalice memutuskan untuk memasuki hutan.
Jalanan sangat sepi namun tidak menyeramkan. Sepertinya hutan itu memang tempat yang sangat cocok untuk menenangkan diri.

"Semoga aku menemukan nya disini."
Lalice terus mengendarai mobil milik Rosé sambil sesekali melihat pemandangan hutan yang cukup indah.

Setelah berjalan sekitar setengah jam dari batas kota akhirnya dia menemukan titik terang.
Sebuah mobil terparkir dipinggir danau dan Lalice yakin itu adalah milik Jennie.

Sebentar sepertinya danau ini tidak asing? Lalice seketika mengingat nya. Ya, danau dan kejadian pahit itu. Semua itu terjadi disini bukan?
Namun mengapa Jennie malah kembali kesini? Bukankah ini tempat yang sangat dia hindari?

Lalice turun dari mobil Rosé dan mendekati mobil milik Jennie. Dan benar saja gadis itu tidak ada didalam mobilnya.

Menghilangkan rasa takut nya dia memberanikan diri untuk mendekati danau tersebut, berharap dia menemukan Jennie.

Dia melihat kesana dan kemari namun tidak melihat siapapun.
Ketika hendak kembali dia melihat sepasang sepatu tergeletak ditepi danau. Dia yakin jika itu milik Jennie namun dimana gadis itu?

"Dimana dia?" Lalice terus memandangi seluruh tepi danau namun tidak melihat kakak nya itu. Dan ketika melihat ke danau...

















"JENNIE UNNIE?"
Jennie yang tidak sadarkan diri sudah mengambang di air. Lalice yang mati-matian melawan rasa trauma nya mencoba berenang dan menyelamatkan kakaknya itu.



Setelah berjuang sekuat tenaga akhirnya dia bisa meraih tubuh Jennie yang sangat lemah dan dingin. Dia berusaha membawanya ke tapi danau.

"Jennie unnie buka matamu, apa kau mendengarku?" Lalice mencoba menyadarkan Jennie dengan segala cara.

Dia memompa dada Jennie dan membantunya dengan nafas buatan.
Setelah beberapa kali akhirnya Jennie sadar dan memuntahkan air.

Lalice membantu Jennie yang cukup lemah untuk duduk.

"Unnie apa ada yang sakit? Ayo kita ke rumah sakit sekarang aku akan menelpon Jisoo unnie agar mereka menyusul." Lalice yang sangat panik tidak sadar jika dirinya sudah menangis dan ketika hendak mengambil ponsel, tangannya ditahan oleh Jennie.

"Jangan... Jangan beritahu mereka. Aku tidak bisa kembali kehadapan mereka Jangan bawa aku pulang, aku tidak berhasil membawa kembali adikku."

"Tapi unnie aku ada...." Lalice yang hendak mengatakan suatu hal penting tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Jennie kembali pingsan.

"Unnie bertahanlah aku akan membawamu ke rumah sakit."
Dengan sekuat tenaga Lalice menggendong tubuh kakaknya dan membawanya ke mobil Rosé.

Lalice segera mengendarai mobil itu dan meninggalkan mobil milik Jennie. Masa bodo jika itu adalah mobil kesayangan Jennie, yang terpenting sekarang adalah nyawa pemilik mobil tersebut yang harus diselamatkan.































You'll Never Know Unless You Walk in My ShoesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang