Di ruang rawat nya, Jennie terus mengomel tidak ingin makan. Walaupun tubuhnya masih lemah namun suaranya melebihi ketika dirinya sedang sehat.
"Aku sudah bilang jangan hubungi mereka, kenapa kamu tidak mendengarkanku Lalice?"
Lalice yang berusaha menyuapi Jennie malah mendapat ceramah dari gadis itu sejak dirinya dipindahkan ke ruang rawat."Berhentilah mengomel unnie, sekarang makanlah dulu. Apa unnie ingin melihat mereka marah jika unnie tidak mau makan seperti ini?"
Lalice sudah mencoba segala cara agar gadis dihadapannya mau makan, namun semua usahanya sia-sia."Masa bodoh dengan makanan. Sekarang apa yang harus kukatakan pada mereka? Apakah aku harus bilang jika aku tidak menemukan nya lalu aku menyerah dan ingin bunuh diri? Jika kau tidak tahu apa-apa lebih baik diamlah!"
Jennie sudah mulai kesal karena gadis dihadapannya memaksa dirinya untuk makan, namun dia tidak sadar jika perkataan nya kali ini menyakiti hati Lalice."Maafkan aku unnie, aku hanya khawatir akan kesehatanmu. Apa kau tahu betapa takutnya aku melihatmu tidak sadarkan diri di danau sialan itu?!" Lalice menaruh mangkuk bubur yang sejak tadi dia pegang dan beranjak hendak keluar.
Jisoo dan Jennie yang sudah sampai hendak masuk keruang rawat Jennie dan mendengarkan kedua gadis itu sedang beradu mulut lantas masuk dan menghampiri keduanya.
Rosé yang melihat Lalice hendak keluar ruangan menahan tangan gadis itu.
Lalice yang merasa sakit hati dengan perkataan Jennie hanya bisa menundukkan kepalanya, begitu juga dengan Jennie yang melihat kedua saudarinya sudah datang.
Jisoo menatap sebentar Lalice lalu menghampiri Jennie.
"Apa kau baik-baik saja?"Jennie hanya mengangguk menanggapi pertanyaan kakaknya. Rosé yang ingin meminta maaf seketika mengurungkan niatnya karena mendengarkan pertengkaran antara Jennie dan Lalice tadi.
"Sekarang aku ingin bertanya padamu. Bagaimana kau bisa sampai rumah sakit, sebenarnya apa yang kau pikirkan hingga melakukan itu?"
Jisoo kembali bertanya karena tidak habis pikir dengan kelakuan Jennie yang pergi ke danau sendirian, padahal gadis itu tidak bisa berenang.Jennie sangat merasa bersalah karena tidak menemukan Lisa. Dia sangat frustasi sehingga yang dipikirkan nya hanya danau itu. Tempat dimana kejadian pahit itu terjadi. Tempat itu adalah tempat yang dia benci sekarang namun dulunya itu adalah tempat favorit nya dan juga Lisa.
"Maafkan aku unnie, aku tidak bisa menemukan Lisa." Hanya itu yang keluar dari mulut Jennie.
"Lupakan soal mencari Lisa, mengapa unnie marah padanya?! Apa kau lupa jika dia yang menyelamatkan mu?
Entah mengapa amarah Rosé kembali muncul ketika mendengar perkataan Jennie pada Lalice tadi.Jennie yang mendengar perkataan Rosé seketika menatap Lalice yang sedang menundukkan kepalanya.
"Mianhae Lalice, dan terimakasih sudah menolongku. Tapi.."
Rosé dan Lalice menatap Jennie."Tapi pulanglah saja, masalah ini.. kau tidak perlu ikut campur. Biar aku dan mereka saja yang menanganinya."
Jennie tetaplah Jennie yang tidak ingin masalah keluarganya diketahui oleh orang lain.Lalice ingin mengatakan sesuatu namun Rosé yang sudah tidak bisa menahan amarahnya langsung menanggapi kakaknya.
"Bisakah kau merubah sikapmu itu unnie? Setidaknya mulailah untuk menjaga perasaan orang lain disekitar mu. Jangan sampai kau menyesal lagi dan lagi karena sikapmu sendiri.""Tapi chaeng aku hanya tidak ingin orang luar terlalu ikut campur dengan masalah keluarga kita."
Jennie menatap adiknya itu yang marah-marah. Jennie tahu jika adiknya itu masih kesal padanya karena Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
You'll Never Know Unless You Walk in My Shoes
FantasyAku merindukanmu. ~Jisoo Kim Aku ingin kau kembali. ~Rosé Kim Aku membencimu! ~Jennie Kim Aku tidak berguna. ~Lalisa Kim (Bukan cerita yang sedih-sedih banget) Star: 27 Maret 2022 End: -