Kedua lelaki yang hidup berdampingan selama kurang lebih 17 tahun. Keduanya tumbuh dewasa bersamaan. Penasaran dan mencari jawaban bersama, bersedih dan berbahagia bersama, juga rasa ragu yang sama- mungkin semakin besar.
Semuanya ikut berkembang seiring berjalannya waktu. Tak terkecuali dengan ciuman Marvino pada Jericho.
"Mmhh aahh. ."
Jericho menggeliat kecil di bawah kungkungan sahabatnya, Marvino.
Sama seperti 3 atau 4 tahun lalu. Keduanya berlibur bersama, hanya berdua, di tempat yang sama, ranjang juga suasana yang sama.
Hanya ciuman Marvino yang berubah. Semakin liar.
Ruam keunguan tercetak di rahang, leher, jakun, bahu hingga dada Jericho tak luput dari hisapan Marvino.
Si maniak Jericho.
"Aahh, Marv jangan, geli." Cegah Jericho.
Marvino bermain pada kedua tonjolan kecil, yang begitu mencolok dari kulit putih Jericho.
Lidah panas Marvino semakin gencar memainkan nipple Jericho bergantian. Di hisap, jilat dan gigit kecil, adalah permainan yang Marvino lakukan.
Jericho frustasi. Bukan dia lemah hanya karena dimainkan nipplenya, Jericho melemas.
Lemas karena lutut Marvino tak mau diam. Dia terus menggesek dan menekan pada selangkangannya.
"Euumhh- aanghh !" Pekik Jericho tertahan dengan dada membusung akibat gigitan kecil di nipplenya.
Marvino menatap dalam pada netra sayu Jericho di bawahnya. Tangannya terus mengusap kulit lembut Jericho tanpa menghentikan gesekkan atau tekanan lututnya pada selangkangan Jericho.
"Lo suka?" Tanya Marvino dengan suara baritonnya.
Semakin dewasa, suara Marvino yang satu ini membuat Jericho semakin menjadikan nya candu. Sangat menggairahkan.
"Aahhmm. . Mhh'mm," jawab Jericho dengan anggukannya.
Setiap sentuhan Marvino serasa sengatan listrik. Begitu mudah membuat Jericho menegang dan melemas secara bersamaan.
Tiba-tiba saja Marvino menghentikan semua pergerakannya pada tubuh Jericho.
Membuat sub nya, merasa kecewa dan menyelipkan rasa penasaran yang besar.
Sembari mengatur nafasnya, Jericho menatap Marvino yang tak memalingkan tatapan nya sedikit pun.
"Gue suka Lo, Gue sayang sama Lo, Je."
"Gue beneran cinta sama Lo. Gue tau Gue gila, tapi kalo Gue cuma diem, Gue pastiin mama masukin Gue ke RSJ."
Jericho terpaku. Ereksinya dia lupakan, kini fokusnya hanya pada perkataan Marvino.
Tatapan lelaki itu begitu tulus, menyiratkan harapan dan memancarkan binar cinta untuknya.
"Marv, Lo ga-"
"Gak, Je. Gue serius. Lo tau Gue gimana, ga bakal Gue lakuin sejauh ini kalo Gue gak serius." Potong Marvino.
Keduanya terdiam. Benar-benar hening sampai hitungan menit.
Membuat Marvino merasa sedikit kecewa meski dia sudah menguatkan dengan kata, 'apapun respon Jericho bakal Gue terima'.
Tubuh Marvino bergerak menjauh dari Jericho, mendudukkan diri diatas lutut Jericho dibawahnya.
"Sorry,"
"Lo pasti kecewa kan?. Maaf, Gue harus bilang ini." Ucap Marvino menunduk.
"Kalo Gue gak bilang, Gue bisa gila beneran, Je. Apapun respon Lo Gue terima, walaupun Lo bakal kecewa, risih and ilfeel maybe? Gue bisa jauhin Lo."
Setelah perkataan Marvino, suasana kembali hening. Membuat Marvino semakin remuk hatinya.
"Gue keluar dulu," pamit Marvino.
Lelaki itu bahkan tak bergerak untuk meraih kaos nya yang tergeletak di lantai. Langkahnya langsung menuju pintu kamar.
Marvino sedikit berat melakukannya. Bahkan dagu yang biasa terangkat dengan angkuh dan penuh ketegasan, kini tertunduk dengan sorot mata sedih yang begitu memilukan.
Semakin mendekat ke arah pintu kamar, rasanya langkah Marvino semakin berat. Hingga lelaki itu hanya diam menunduk di depan pintu dengan tangan yang meremat kuat knop pintunya.
"Marv," panggil Jericho sebelum knop pintu di tarik.
Marvino menahan, menunggu kata yang terucap dari Jericho. Enggan menatap wajah penolakan Jericho yang mungkin akan selalu menghantuinya di setiap malam.
Merasa tidak ada respon, Jericho bergerak turun. Menyusul Marvino dan berdiri di depannya.
Dengan sekuat hatinya, Marvino menatap netra Jericho dalam-dalam. Yang mungkin untuk terakhir kalinya dia akan menatap sedekat ini.
Senyum Jericho mengembang. Membuat detak jantung Marvino bergemuruh, ditambah kedua tangan Jericho melingkar pada pinggangnya.
"Gue juga,"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.