IAL 10

2.3K 185 5
                                        

Setelah kejadian yang cukup membuat Marvino dan Jericho gemetar di tempat, keduanya sudah merebahkan tubuh di ranjang Jericho, dengan perut kenyang.

"Di cupang cewe mabok," gumam Jericho.

Lalu menatap lelaki di sebelahnya, "Alasan macam apa itu?"

Keduanya terkekeh. Marvino bergerak memeluk pinggang Jericho, membuat empunya ikut bergerak menyembunyikan wajah di dada Marvino.

"Ya terus apa?, Nyamuk? Ga masuk akal banget." Jawab Marvino.

"Lagian mereka gak marah kan?, Toh mereka ngira kita jujur. Selama kita pinter nyari alasan yang tepat, kita pasti selamat." Sambungnya.

Jeno tertawa, membayangkan nyamuk yang ukurannya seberapa besar dan kuat hisapanya sampai bisa membuat leher nya merah sedikit keunguan.

Biarpun begitu, alasan Marvino cukup masuk akal. Mereka berusia 17 tahun, bukan suatu kesalahan besar jika mereka melakukan hal yang biasa dilakukan remaja 17 tahun.

Bersyukur ibu mereka tidak kolot atau semacamnya, mereka cukup mengerti perkembangan zaman dan masa-masa kenakalan di usia 17 an.

Walaupun mereka sedikit di interogasi. Pasalnya kedua ibu mereka takut jika anaknya ada main dengan gadis yang memberikannya tanda merah di leher.

"Je," panggil Marvino menatap Jericho dengan jarak wajah 10 cm.

"Liat Lo gue keinget 20 huruf alfabet," kata Marvino.

Jericho mengreyit bingung, "Tapi alfabet ada 26,"

Dengan senyum yang masih terpatri, Marvino kembali bersuara.

"Silly me, i forgot that U - R - A - Q - T."

Wajah Jericho seketika merah, senyum malunya dia tahan saat mendengar Marvino yang berucap dengan bahasa Inggrisnya.

"Malu woi,"

Bukannya sembunyi, Jericho malah mendorong jauh badan Marvino, kini mereka sama-sama di ujung ranjang.

"Itu masih 25, kurang 1 huruf lagi,"

Jericho memeluk guling yang menutupi setengah wajahnya sambil menanti perkataan Marvino selanjutnya.

Marvino tiba-tiba merangkak mendekat, memposisikan wajahnya tepat di depan wajah Jericho.

"You can get the D (ick) later," bisik Marvino sembari melirik sekilas selangkangannya.

Mendengar huruf D yang dilafalkan dengan tidak senonoh nya, Jericho kepalang malu menendang tubuh Marvino hingga mendarat di lantai kamarnya.

"MUSNAH AJA LO MARVINO FANDREA !"

Teriakan Jericho menggema di rumah besar ini. Hingga membuat kedua wanita paruh baya yang tengah bersantai menonton drama, sedikit terkejut.

Namun ini bukan hal baru, Jericho sering kali berteriak pada Marvino lantaran aksi jahil lelaki itu.

"Dasar, Marvino gabisa berhenti jahilin Jeri, padahal udah di bilangin." Kata Hana dengan dengusan kecilnya.

"Jericho nya juga, gampang banget di jahilin." Tambah Rhea.

Tanpa keduanya ketahui, jahil yang Marvino lakukan bukan lagi yang seperti dulu.

۝ ۝ ۝

۝ ۝ ۝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
In Another Life ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang