Suara bedebum keras memenuhi ruang tengah setelah mendengar dan melihat Marvino menjawab 'Ya' dengan begitu tegasnya.
"Papa gak pernah ngenalin kamu sama dunia LGBT, Marvino !."
Marvino mengusap pelan pipi yang baru saja terkena hantaman dari kepalan tangan Mahen- ayahnya.
"Pa, udah," ucap Hana memeluk lengan suaminya.
"Coba, sekarang apa yang buat kamu tiba-tiba suka sama Jericho ?!" Tanya Mahen dengan berapi-api.
Marvino bingung. Dia sendiri tidak mengerti alasan dia mencintai lelaki manis itu.
"Gak ada alasan, Pa." Jawab Marvino.
Mahen memijat pelipisnya yang seketika terasa pusing.
Kerjaan di kantor cukup melelahkan. Namun siapa yang tidak penasaran melihat istrinya berwajah sedih dan putranya yang tampak murung?.
"Jericho,"
Panggilan dengan suara bass yang lembut itu terdengar memasuki indra pendengaran Jericho.
Empunya tidak bergerak sama sekali. Dia hanya diam duduk di balkon menatap bintang-bintang yang bersinar begitu terangnya.
"Gak mau cerita sama Papa?"
Jonathan tiba-tiba saja duduk di samping Jericho dan merangkul pundak lelaki itu.
Respon Jericho masih sama, diam dan menatap kosong pada gemerlap bintang di langit malam.
"Kamu tau?, Mama kamu nangis terus, Papa sedih liatnya." Ucap Jonathan.
Sedari pulang, Jericho langsung memasuki kamarnya bahkan sampai jam ini dia belum keluar samasekali dari kamarnya. Dia juga tidak tahu apa yang di lakukan ibunya di luar sana.
"Mama sedih, Papa juga iya. Kita ngerasa gagal mendidik kamu, anak satu-satunya Papa, tapi dari sini Papa gak banyak bertindak kok. Papa cuman mau jadiin ini pelajaran buat Papa, biar kedepannya didik kamu lebih baik lagi." Jelas Jonathan dengan senyuman lebar yang di paksa.
"Jujur, Papa kecewa. Tapi Papa tau sakitnya hati kamu gimana, Papa paham banget, Jericho."
Melihat putranya yang masih tidak mau merespon, Jonathan menghela nafas beratnya.
"Papa sama Pipi Mahen juga udah bicara. Katanya,"
Sampai disini Jonathan ragu melanjutkan perkataannya. Dia belum siap melihat air mata kembali mengalir di pipi Jericho.
"Marv dibawa pergi."
Alih-alih Jericho yang terkejut, malah Jonathan yang terkejut.
"Aku tau semua konsekuensinya." Lirih Jericho kini menunduk dalam.
Kini Jonathan mengerti. Maksud dari keduanya speak up adalah, agar mereka tidak memiliki kebohongan lagi. Dan faktor lainnya mungkin karena tidak tahan dengan kata 'menikah'.
Jonathan juga mengerti. Pasti keduanya sudah memikirkan ini dari lama, bahkan mungkin dari awal mereka bersama.
Jonathan benar-benar mengerti semuanya. Mengerti tanpa putranya bercerita dari awal.
Dengan semua yang Jonathan tahu, dia hanya bisa memeluk erat putranya yang kini menangis pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life ( E N D )
Fiksi PenggemarCMN PENGEN DI VOTE AJG VOOOOTEEEEEEE. ▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ "Mavino cium adek! Gasuka! Gamau di cium-cium! Mamaaa cubit Mavino nyaa~" -Jericho ▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ "I'm Promised...