Senyuman Jericho membalas senyuman Ibunya, dia berjalan mendekat ke arah ibunya yang duduk di ujung sofa.
Seketika Jericho merebahkan kepalanya di paha wanita itu.
"Udah besar ya sekarang?" Rhea menatap sayu pada Jericho yang tengah terpejam.
Anaknya sangat tampan, sangat. Bahkan mendekati cantik. Senyumnya begitu manis, menghipnotis dan membuat candu.
Dulu Rhea ingat sekali, saat anaknya sering bercerita tentang hari nya yang dilalui- sebagian besar dengan Marv, kepadanya.
Jericho sangat cerewet saat kecil. Mudah menangis, tidak mudah di dekati, pemarah namun sangat menurut.
Saat beranjak besar Jericho hanya sosok anak baik yang ramah, pemalu dan masih penurut.
Rhea merasa baru kemarin mendengar tangisan Jericho yang pertamakali keluar.
"Sekarang umur nya berapa?," Tanya Rhea membelai lembut surai Jericho.
"Mama lupa ya?," Tanya Jericho membuat Rhea tertawa kecil.
"25 tahun, ya?. Udah 25 tahun Mama ngerawat kamu, besarin kamu. Rasanya baru kemaren mama denger tangisan bayi, eh udah segede ini aja." Kata Rhea sembari mencubit pelan pipi putranya.
"Nanti, kalo kamu menikah, tinggalnya disini aja ya?. Mantu Mama biar nemenin Mama, terus biar Mama juga liat kamu punya anak, pengen banget Mama gendong cucu." Ucap Rhea.
Semakin kesini, topik pembicaraan yang terus di singgung adalah, Menikah.
Tak seperti setahun yang lalu, Jericho marah dan berakhir overthinking. Sekarang dia lebih pandai mengendalikan kesensitifan nya pada kata tersebut.
Seringnya Jericho mengalihkan topik pembicaraan yang selalu berhasil. Namun saat ini dia sangat malas untuk sekedar menyahut.
Kini otaknya malah di penuhi ingatan di tahun lalu yang membuat Marvino dan dirinya bertengkar.
Speak Up.
Sejauh apapun Jericho menepis hal itu. Dia tetap tidak bisa menghindar. Meski bisa saja mereka menjauh diam-diam, memutuskan hubungan diam-diam, lalu memiliki kekasih dan menikah.
Semuanya sangat tidak etis bagi keduanya. Setidaknya jika mereka akhirnya tetap di pisahkan, mereka tidak memiliki kebohongan besar yang di sembunyikan untuk orang-orang di masa depan.
"Ma, nanti Jericho mau ngomong serius sama Mama."
Kalimat itu bukan membuat Rhea terkejut. Dia malah terlihat senang. Anaknya pasti akan mengenalkan seseorang spesialnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang, kamu yakin? Gak mau ketemu dulu? Bahas ini secara langsung?."
"No, Marv. Aku yakin, tolong percaya sama Aku. Ayo kita lakuin sekarang."