IAL 11

2K 209 8
                                    

VIEWERS NYA 1K YG NGE-VOTE 100.
900NYA AJG GK BISA NGEVOTE.

"Je,"

Jericho menyahut dengan dehemannya. Terlalu enggan membuka mulut maupun matanya.

Lelaki yang semakin hari semakin cantik dan manis di mata Marvino ini, tengah menyamankan diri di pelukan dominannya.

"Kangen banget?" Tanya Marvino.

Bukan apa, keduanya tengah sama-sama berjuang memasuki universitas yang sama. Tentu kesibukan membuat keduanya sedikit, hanya sedikit— renggang.

Mereka masuk ke tempat Les yang berbeda. Jericho memasuki tempat Les yang cara mengajar nya santai dan tidak terlalu ketat namun menjamin. Sedangkan Marvino memilih masuk ke tempat Les yang cukup terkenal dengan peraturan nya yang sangat ketat, tentu menjamin juga.

Keduanya belajar dengan giat, sangat. Hingga hanya sedikit waktu untuk mencurahkan segala isi hati keduanya.

Akhirnya di hari setelah pengumuman penerimaan mahasiswa, mereka berbahagia bersama dan memilih menghabiskan waktu bersama.

Tentu karna mereka di lolos dan menjadi calon mahasiswa sebelum resmi saat sudah menjalani MOS.

"Hu'um,"

"Jhonny bilang kamu sedikit gak konsentrasi waktu les terakhir kemarin." Ungkap Jericho mengingat perkataan teman Marvino.

Senyum teduh dari Marvino terukir untuk Jericho.

"Sedikit nervous," jawab Marvino.

Jericho terkekeh kecil, di ikuti Marvino yang juga terkikik geli. Sebelumnya dia sudah lama tidak merasakan hal itu lagi— setelah mengungkapkan rasanya pada Jericho.

"Takut kalo aku gak keterima, kamu di sana sendiri nanti aku gak bisa ngawasin kamu." Kata Marvino sembari memainkan legam hitam milik Jericho.

Jericho berdecih kecil lalu tertawa menatap Marvino. Jemarinya bermain di sepanjang leher hingga dagu Marvino di depannya.

"Poceccip boi." Ucap Jericho di balas tawa kecil oleh Marvino.

Tubuh Jericho tiba-tiba di peluk begitu erat sebelum Marvino membalikkan posisi mereka. Menjadi Jericho yang di bawahnya.

Hidung mancung itu menelusup ke leher Jericho, mengendus aroma khas Jericho dan bibirnya yang memberikan kecupan kecil.

"Kangen juga," suara Marvino jelas terdengar meski teredam dan bergumam.

Jericho mendengus kesal, wajah nya merah—malu.

"Kangen versi kamu itu beda ngungkapin nya !" Ketus Jericho.

Marvino tertawa di ceruk leher Jericho. Membuat empunya sedikit merasa geli.

"Aahh Marvhh~ laagii eumh— AKH !"

Belum selesai Marvino menjahili Jericho, tubuhnya sudah mendarat kasar di lantai kamar Jericho yang sudah lama tidak di jadikan tempat mendaratnya Marvino yang di tendang Jericho.

Tak ingin berlama-lama terduduk di lantai, Marvino langsung bangkit dan menatap Jericho lapar sembari tangannya bergerak melepaskan gesper kulit berlogo 'H' yang melilit di pinggang nya

"MAMAAA MARV NIH !!" Adu Jericho setelah mendapatkan sinyal bahaya dari otaknya.

Bukannya takut, Marvino malah semakin mendekat ke arah Jericho yang terpaku di tempat.

"Marv! Jeri! Main nya yang bener!"

Tawa kecil Marvino yang terdengar di depan wajah Jericho untuk meremehkan empunya.

"Kata Mama, main nya yang bener," ucap Marvino dengan suara kecilnya.

"Kalo nurut, aku janji gak kasar."

۝ ۝ ۝

۝ ۝ ۝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
In Another Life ( E N D )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang