Rhea menarik nafas dalam-dalam di depan pintu kamar putra nya sebelum kemudian mengetuk sekilas dan langsung memasuki ruangan tersebut.
"Jericho," panggil Rhea.
Putranya kini memakai setelan casual nya. Jeans hitam, kaos polos dan jaket jeans polos.
Lelaki itu tampak berdiri di balkon kamarnya, hanya diam dan memusatkan pandangannya pada langit biru dengan cuaca cerah.
Rhea mendekat dan berdiri di sebelah putranya.
Jericho masih diam. Dia tak bergerak atau menoleh sedikitpun pada sosok di sebelahnya.
"Jericho,"
Kali ini Rhea memanggil dengan lembut sembari tangannya bergerak mengusap pipi putranya dan membuat lelaki itu menatap nya.
Mata Rhea langsung meneteskan air matanya saat melihat mata merah dan berair Jericho.
"Maafin Mama ya?, Maafin Mama," ucap Rhea menahan isakkan nya.
Terlihat Jericho mulai ikut meneteskan air matanya, hanya saja lelaki itu masih diam juga, tak bergeming.
"Mama gak bermaksud kayak gitu ke kamu, maafin Mama ya?"
Bibir Jericho bergetar melihat ibu nya begitu keras menahan isakkan untuk mengatakan deretan kata maaf padanya.
"Ma,"
Akhirnya Jericho jatuh ke pelukan ibunya. Memeluk erat wanita paruh baya yang masih cantik ini, berhiaskan isakkan keduanya.
Mereka sama-sama menyalurkan rasa rindunya, meski dari masing-masing mereka juga merasa sakit hati entah sebab apa.
Yang jelas saat ini, keduanya enggan berkata.
Pelukan itu masih berlangsung sampai mata keduanya berhenti meneteskan air mata.
Mengingat waktu, Rhea terlebih dahulu melepaskan pelukan.
Wanita setinggi dada Jericho ini juga mengusap lembut jejak air mata di pipi Jericho. Lalu senyuman manisnya terpatri.
"Ikut Mama ya?"
Jericho mengreyit bingung. Dia memang tahu akan di bawa pergi, tapi dia juga penasaran akan di bawa kemana oleh Papa atau Mama nya.
"Marvino, dia mau ketemu kamu buat yang terakhir."
Mendengar itu, Jericho terdiam dengan rasa kebingungannya.
Entah dia harus senang karena akan bertemu lelaki itu, atau harus kesal karena itu untuk yang terakhir.
"Tapi Mama mohon, setelah itu tolong kamu berubah ya?. Jericho, Mama ngelakuin ini buat kebaikan kamu, mau ya?"
Jericho tersenyum kecil.
Tepatnya senyum untuk meremehkan kisah cintanya yang berakhir tak bahagia. Seperti dugaan awal.
"Ya, Jericho mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
In Another Life ( E N D )
Fiksi PenggemarCMN PENGEN DI VOTE AJG VOOOOTEEEEEEE. ▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ "Mavino cium adek! Gasuka! Gamau di cium-cium! Mamaaa cubit Mavino nyaa~" -Jericho ▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬▭ׁ▬▭ׁ֢▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ׅ݊▭ׁ▬ "I'm Promised...