18

242 28 0
                                    

"Buvanesh dan Ravandra kalian merupakan tim, walaupun berbeda, ingat baik-baik berbeda tetap satu itulah kalian"

Kotak persegi yang dilapisi kaca dan berlian keluar dari atas panggung, ada 10 kotak "Kalian lihat kotak ini?" tanya Singto

"Lihat Pocere" sambil mengangguk kepala mereka

"Ini adalah tongkat sihir, berhubung kita akan masuk ke dunia sihir jadi kalian wajib memiliki tongkat",

"Setiap mahasiswa akan mendapatkan satu buah tongkat sihir, Tongkat yang akan memilih kita, bukan kita yang memilih tongkatnya, paham?"

"Paham Pocere "

"Saat Pocere membuka kotak ini, tongkat akan terbang ke setiap pemiliknya, Siap??" tanya Singto yang bersiap membuka kotak tersebut

"Siap Pocere"

Singto melepaskan setiap kotak tersebut, dan seluruh tongkat berterbangan acak mencari pemiliknya dan seluruh mahasiswa mendapatkannya, karena penasaran Win menggoyangkan tongkatnya ke arah Frank dan yang terjadi Frank terjatuh akibat kursi yang patah tiba-tiba, Singto melihatnya menepukkan dahi, karena ada sesuatu yang ia lupakan.

"Jangan menggoyangkan tongkat kalian, itu akan membuat bahaya, paham?" perintah tegas dari Singto

"Baik pocere"

"Ah, Frank maaf kan aku" pinta Win yang juga terkejut dan panik.

"Tidak masalah Win" jawab Frank, yang membuat Win lebih tenang dan kembali duduk di kursi barunya.

"Pelajaran pertama kalian adalah ilmu dasar sihir yang akan diajarkan oleh pocere Gunsmile, Pocere harap kalian mempelajarinya dengan seksama, dan dipahami, karena itu yang akan membuat kalian kuat suatu saat, ibaratnya ilmu dasar ini merupakan ilmu pertahanan kalian" pernyataan itupun dibalas anggukan oleh setiap mahasiswa, tanda bahwa mereka sudah memahaminya,

"Telah selesai pertemuan kita hari ini, terimakasih sudah berada di dalam kelas ini dengan baik. tepuk tangan yang meriah untuk kita" dan seluruh mahasiswa Dhanayaksa bertepuk tangan

"Kalian boleh meninggalkan ruangan, dan menyantap makan siang dengan nikmat" kata Singto sambil bergerak ke mejanya, untuk merapikan buku-buku dan akan meninggalkan ruangan.

"Bersiap" tegas Ohm ketua angkatan 4 mahasiswa Dhanayaksa yang dipilih karena ketegasan, dan ketampanannya. Seluruh mahasiswa bangun "terimakasih pocere Singto Pracaya Rungroj" sambil wai,

"Sama-sama anak-anak" dan membalas wai mereka. Dan satu persatu mahasiswa keluar dari aula tersebut.

Menuju ruang makan, Nanon, Chimon dan Pluem melihat-lihat tongkatnya, terlebih lagi dengan Chimon yang banyak sekali mebawa bawaan,

"Aku bantuin Chi?" tanya Nanon

"Kau perhatian sekali Non, terimakasih" Sambil menyerahkan beberapa buku ke tangan Nanon, dan Pluem pergi meninggalkan mereka,

"Kau harus sabar menghadapinya" ucap Nanon ke Chimon

"Aku tidak tau Non, terkadang kesabaran memang tak terbatas tapi aku lelah, yang membuat kesabaranku terbatas".

mereka telah sampai di ruang makan, "Aku sangat lapar" sambil mendudukkan dirinya dan merapikan banyak bawaan bukunya diatas meja makan, dan mereka duduk di sebelah Pluem yang sudah duluan sampai di meja makan.

"Makanlah" menyerahkan makanan ke Chimon, Chimon terkejut melihat Pluem karena secara tiba-tiba.

"Terimakasih pluem", sambil tersenyum, hal kecil yang membuatnya bahagia, jawab Chimon dalam hatinya, sambil tersenyum getir.

DHANAYAKSA (OHMNANON, TAYNEW, PLUMEMON, MEWGULF, BRIGHTWIN, SINGKIT, OFFGUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang