Pov Chimon
Hari ini, aku mamahami sebuah ikatan, kiranya kita semua begitu terbiasa pada semua hal yang tersaji, tapi rasa percaya aku hadir, tumbuh bukan bedasarkan pilihan, melainkan karena penerimaan. Ya aku telah menerimanya setulus hatiku, tapi bagaimana denganya?, Chimon sambil berjalan cepat menuju asramanya, sudah tidak tahan ingin menumpahkan, sesuatu yang mengganjal di pelupuk matanya, barangakali bisa melegakan rasa gundah gulana di hatinya.
Chimon duduk di dalam asramanya di sudut, disitu jelas, bisa melihat kamar first, dan Joong tapi mereka berdua tidak bisa melihatnya. Ingatan Chimon melayang pada hari-hari mereka bertemu dengan Pluem. Seseolah memasuki portal kembali pada masa itu. Untuk merasa apa yang tengah chimon rasa waktu itu. Tentang luka yang chimon sembunyikan. Chimon menumpahkan air matanya.
Suara pintu asrama terdengar dibalik sana, Chimon langsung menghapus air matanya, dan menyembunyikan diri takut ketahuan oleh siapapun yang melihatnya.
"First ada Chimon di dalam?" tanya Pluem, Deg jantung Chimon mau lepas rasanya, Pluem sedang mencarinya, tapi untuk apa?.
"Sepertinya kosong Pluem tidak ada orang" Ucap First sambil celingak-celinguk melihat kamar Chimon, "huff" lega Chimon, yang hampir ketauan.
"Pluem" panggil First, "terimakasih sudah, menemaniku seharian ini" dan betapa terkejutnya Pluem, First menciumnya tiba-tiba, Pluem menikmati ciuman yang diberikan First yang dibalasnya dengan Nikmat.
Chimon tidak buta dia melihat semua kejadian itu, rasanya benar-benar sesak, Chimon terduduk di lantai, menyadari dirinya, kalau ini salah.
"Udah ya First, aku balik dulu" melepas ciumannya karena mulai tidak enak perasaan, seperti ada sesuatu yang menjanggal.
"Shit aku salah" benci akan hal tadi, Pluem dalam hatinya, ia berjalan cepat menuju asramannya. Sedangkan First ia merasakan kemenangan sambil memegang bibirnya, dan tersenyum malu.
Bagaimana jika sebuah perjumpaan hanyalah awal untuk kemudian saling meninggalkan? Apakah kamu lantas percaya kepada mereka yang mendekat? Menariknya aku masih saja tetap menunggu, dan menariknya aku masih saja tetap percaya. Terluka tapi tak berdarah.
Chimon menangis tersendat-sendat, pikirannya kalut "Oblivate" (mantra panggilan batin) mantra yang keluar dari bibir chimon, "Non aku butuh kamu, ke kamarku sekarang" sambil sesegukkan.
Nanon yang sudah bersiap ke alam mimpi, dikejutkan dengan suara Chimon, yang ia kira sudah berada di mimpi tapi nyatanya
"Shitt, Chi" Nanon beranjak dari kasurnya, dan berlarian ke kamar Chimon, "Ouch" karena terlalu khawawatir dan terburu-buru, Nanon menabrak sedikit bahu Pluem, yang masam mukanya, "Anjir kenapa lagi ni anak", dalam hatinya, Nanon ingin bertanya, tapi dia harus menyusul Chimon dengan segera
"Non" panggil Pluem,
"Nanti saja ya, ada hal penting, yang harus ku urus, kau istirahat duluan Pluem" jawab Nanon yang masih berlari tetapi dikurangi kecepatannya yang menghadap kearah belakang.
Nanon,membuka pintu asrama Chimon, sudah ada Chimon di depannya, yang langsung memeluk tubuh Nanon, "aku gak kuat Non" sambil mendongakan mukanya ke arah Nanon, Nanon terkejut melihat wajah Chimon yang sangat berantakan, yang dibalas pelukkan kuat oleh Nanon,
"kita ke taman aja ya", pinta Nanon agar teman-temanyang lain, tidak ada yang tau bagaimana kondisi chimon sekarang ini, dan hal ini dituruti oleh Chimon, mereka duduk di sebuah taman depan asrama Chimon, sambil memandang langit yang bertaburan bintang, air terjun yang menyejukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHANAYAKSA (OHMNANON, TAYNEW, PLUMEMON, MEWGULF, BRIGHTWIN, SINGKIT, OFFGUN)
FantasiaSeketika melihat kearah Nanon, "kau cari mati" jawab frank ketus, "yah, jika kematian cara mendapatkannya, aku serahkan hidupku", "dasar bucin, belum tentu dia, orang yang terikat sihir denganmu" sambil memukul kepala ohm, yang frank pikir itu ad...