Nanon berjalan menuju asrama, hari sudah mulai gelap, mungkin beberapa temennya sudah mulai beristirahat,
"syukurlah, kalau tidak wajahku, mau di taro dimana, bengkak sekali" Nanon terus mengusap mukanya sambil berjalan, tiba-tiba Nanon terhenti dan tidak bisa ngomong, karena ada tangan yang memeluk Nanon erat dari belakang dan menutup mulutnya, yang membawa Nanon ke ujung lorong yang sepi, Nanon meraung-raung tapi percuma.
"ehmmmm" meronta-ronta Nanon, dengan sekuat tenaga ia ingin melepaskan genggaman dan pelukan yang begitu kuat di dirinya.
"Sutttt" bisikannya
"Sudah hampir malam, kenapa kau ada di luar? Sambil melepaskan bekapannya ke Nanon "Kau!, apa urusanmu?" tanya Nanon, sambil sedikit berteriak dan mata yang melotot menyala-nyala marah dan kesal
"Diam, Porce Tawan sedang berkeliling, kau mau diberi hukuman?" "Tidakkan? tanyanya kembali, Nanon hanya menggeleng, tiba-tiba suara langkah kaki tawan terdengar oleh mereka, grep hanya satu senti jarak Nanon dan Dia,
"Ohm menjauhlah" ucap Nanon melihat Porece Tawan tidak ada lagi disekitar mereka
"Kenapa??" Ohm memandang wajah Nanon dengan lekat, dan mereka saling menatap.
"Oih, kau bengkak sekali wajahmu?" tanya ohm menahan tawanya.
"Bukan urusanmu" sambil menutup wajahnya malu,
"Aku pergi dulu" sambungnya berjalan agak cepat menuju asrama.
"Sekarang kamu tampak semakin rapuh Non, sebelum hancur, aku akan menjagamu". yang tersenyum hampa melihat nanon pergi menjauh darinya
KAMU SEDANG MEMBACA
DHANAYAKSA (OHMNANON, TAYNEW, PLUMEMON, MEWGULF, BRIGHTWIN, SINGKIT, OFFGUN)
FantasiaSeketika melihat kearah Nanon, "kau cari mati" jawab frank ketus, "yah, jika kematian cara mendapatkannya, aku serahkan hidupku", "dasar bucin, belum tentu dia, orang yang terikat sihir denganmu" sambil memukul kepala ohm, yang frank pikir itu ad...