"Keras kepala banget sih, terserah" sambil menuju kearah pintu keluar
"CHIMON Wachirawit Purim" Pluem memanggil nama lengkap Chimon, dan itu membuat sedikit Chimon berhenti dan berbalik badan kearah Pluem.
"Jangan pernah sebut nama itu lagi" jawab Chimon , Pluem langsung mengunci pintu itu lagi, yang hampir dibuka oleh Chimon,
"Kita belum selesai Chi, aishhh kamu" membuat gusar kepala Pluem , Chimon menghebuskan nafas lelah nya,
"Pluem" sambil mengusap pipi Pluem dengan lembut " udah ya, ini yang terbaik, biar aku aja yang menyembunyikan kelelahan ini, tapi sudah jelas aku lelah, karena memang aku pantas, untuk terluka" Jawab Chimon yang menangis tersedu-sedu, Pluem langsung memeluk erat tubuh Chimon yang langsung bergetar hebat
"Aku minta maaf, sayang, tidak ada keadilan dalam perpisahan, pergi dengan duka atau menetap penuh luka, Jadi kasih kesempatan aku sekali aja, aku akan memperbaiki semua" Chimon mengeratkan pelukan mereka.
"Aku sudah terlanjur kecewa Pluem" sambil menengadah menghadap kearah Pluem, "Kau sudah membuat hatiku hancur berkeping-keping entah itu mudah dikembalikan atau makin menjadi beling" dan Pluem menghapus air mata Chimon
"Hai, kita sudah terikat, kamu percayalah padaku"
"Percaya?, selama ini aku terlalu percaya padamu, dan tanpa kamu sadari kamu sendiri yang menghancurkan kepercayaan ku Pluem" "kamu mau tau, aku butuh waktu untuk saat ini, disaat kamu membahagiakannya dengan hati, berati kamu telah menghancurkan hati yang lainnya"
"Apa maksud kamu Chi?" tanya Pluem yang sudah meneteskan air mata
"Kamu menciumnya, kamu memberikan kenyamanan untuknya, dan kamu menyayanginya, aku akan berusaha ikhlas Pluem, mungkin aku tak pantas bersanding denganmu, dan mungkin suatu saat aku akan berlapang dada." Jleb, jawaban Chimon membuat Plume bergetar, ia tau maksud Chimon
"sayang, First maksud kamu?, ya aku menciumnya, maafkan aku" rasa bersalah pluem semakin menjadi-jadi kejadian bodoh itu membuatnya, mengalami semua ini
"Aku sudah memafkanmu saat kamu melakukannya di hari itu" ucap Chimon
"kamu melihatnya?" tanya Pluem
"ia, udah ya, Pluem, aku lelah butuh istirahat"
"Chimon, maaf kan aku, aku yang selalu buat kamu tersakiti, berikan aku kesepatan Chi" mohon Pluem "Jangan pernah putuskan ikatan sihir ini" namun kata-kata pluem tidaak dapat menyatukan hati chimon yang pecah berkepin, menjadi utuh
"Aku tidak akan sanggup mengakhiri ikatan sihir ini, aku udah bodoh, jatuh di hatimu, tapi hatimu, ada untuk orang lain"
"Engga, kamu satu-satunya yang ada dihatiku Chimon, sayang" sambil mengusap kedua pipi Chimon, tetapi Chimon melepaskan tangan Pluem di pipinya,
"Ia, tapi aku butuh waktu, aku mau tau seyakin apa kamu mempertahankan hubungan ini"
"Jadi kamu mau kasih aku kesempatan kedua?" tanya Pluem bahagia
"Ia, tapi untuk saat ini, jangan terlalu dekatin aku, saat aku melihatmu, hatiku terasa tergores, biarkan sakit ini menghilang dulu secara perlahan" kata Chimon
"Aku akan menjaga mu, dan mengobatimu dengan kasih sayang yang berlimpah, aku tidak akan menggoresnya sedikit pun lagi Chimon wachirawit Purim"
"ehmmm, aku pegang ucapan mu" Pluem memeluk tubuh Chimon dengan erat.
"Aku sayang banget sama kamu, aku selalu igin melindungimu, maafkan aku, yang ceroboh karena sikapku sendiri" Pluem mencium pucuk kepala Chimon dengan lembut.
"Ini kesempatan pertama dan terakhir"
"ok siap" mereka berdua keluar dari ruang rahasia "satu lagi chi, aku akan katakan ke semua orang kalau kamu adalah sihirku yang terikat"
"Terserah kamu Pluem" itu pernyataan yang membuat Chimon benar-benar Bahagia, tidak adalagi yang perlu dicemburui satu sama lain, karena mereka akan selalu menjaga satu sama lain, selamanya .
KAMU SEDANG MEMBACA
DHANAYAKSA (OHMNANON, TAYNEW, PLUMEMON, MEWGULF, BRIGHTWIN, SINGKIT, OFFGUN)
ФэнтезиSeketika melihat kearah Nanon, "kau cari mati" jawab frank ketus, "yah, jika kematian cara mendapatkannya, aku serahkan hidupku", "dasar bucin, belum tentu dia, orang yang terikat sihir denganmu" sambil memukul kepala ohm, yang frank pikir itu ad...