16

217 32 0
                                    

Hari pertama mereka di Univ Dhanayaksa, bangun pagi merupakan rutinitas wajib setiap mahasiswa, terutama mahasiswa baru Dhanayaksa, 

"Mahasiswa baru berkumpullah ke ruang aula, pukul 7.30" pengumuman dari pocere Krist terdengar di setiap kamar mahasiswa, yang membuat mereka tergesa-gesa untuk bersiap-siap menuju aula, bagaimana tidak pemberitahuan baru di ucapkan 5 menit yang lalu. 

Tetapi tidak berlaku bagi kamar Nanon, Fiat dan Pluem mereka terlalu nyaman di kamar.

 "Di mana mereka?" tanya Chimon gelisah, "Sebentar lagi pocere akan masuk ke aula" tambah Chimon panik, dan melihat keliling aula, siapa tau batang hidung sahabatnya kelihatan yang membuat hatinya sedikit tenang.

"Tenanglah Chi" Love menenangkan Chimon, yang sudah berbaris rapi dengan mahasiswa lainnya. 

"Tarik Nafas mu" Chimon mengikuti perkataan Janhe yang ikut menenangkan "hembuskan" "huff", "lihat mereka datang" sambungnya...Nanon, Pluem dan Fiat berlarian tergepoh-gopoh, dan memasuki barisan tepat disamping Chimon

 "Kalian kemana saja, pagi-pagi sudah buat aku khawatir" sambil memukul lengan Nanon, dan Pluem,

 "Tenanglah Chi, huf,huf,huf" ngos-ngosan Pluem menjawab 

"Bagaimana aku tenang, kalau kalian telat....." Chimon belum selesai berbicara kemudian dipotong oleh Nanon 

"Kami tau akibatnya Chi, tapi kamar kami sepertinya kedap suara" jawabnya sambil keheranan

"Untung saja tadi Fiat keluar kamar, dan melihat mahasiswa baru berlarian karena takut telat, dan dia sempat bertanya kepada mereka, dan mereka bilang kalau ada pemberitahuan, untuk berkumpul di aula, pukul 7.30" sambung Pluem, Chimon sudah mengerti kondisi mereka, tetapi untuk kejadian kedap suara, itu hal yang aneh, dan chimon bertanya keheranan, 

"Kedap suara? Tapi sepertinya kamar kami, sangat terdengar jelas pemberitahuannya, bahkan 3 kali sudah di ulang" Janhe yang mendengar perkataan Chimon, juga turut buka suara, 

"Ia, kamar ku juga Chi, sama sepertimu". hal itu sontak membuat mereka memikirkan kejadian aneh tersebut di benak masing-masing. 

"Kok bisa??" "apa kamar kami saja?" "Tapi kenapa?" pertanyaan-pertanyan seperti itu yang muncul di benak Pluem, Nanon dan Fiat.

Tak terasa Porece Singto dan Krist sudah ada di aula untuk memberikan pengumuman, "Selamat pagi, semua" 

"Pagi pocere" ucap para mahasiswa Dhanayaksa, dengan semangat, 

"Pocere ucapkan Kembali Selamat datang di Universitas Dhanayaksa" Pamprety indah berterbangan di ruang aula membuat seluruh mahasiswa tersenyum di pagi hari. 

"Pocere Singto dan Pocere Krist akan memberitahukan peraturan-peraturan di Universitas Dhanayaksa" ucap Singto, semua mahasiswa menyimak dengan seksama 

"Hal pertama kedisiplinan, bila melanggar, maka hukuman yang akan di berikan oleh pocere ke kalian, tidak ada sangkut paut dengan pocere gulf, kemudian kami para pocere akan melihat kedisiplinan kalian bukan hanya di lingkungan Universitas, tetapi berlaku juga di asrama dan di luar universitas, paham?" dengan suara lantangnya singto menejelaskan.

"Paham pocere" ucap seluruh mahasiswa baru. 

"Kedua etika dan sopan santun digunakan, baik ke yang lebih muda ataupun ke yang lebih tua, saya tidak mau ada laporan kurangnya tindakan sopan santun mahasiswa Dhanayaksa angkatan keempat, bisa dimengerti?" 

"Bisa pocere" jawab mereka serentak.

"Dan yang terakhir tidak boleh gunakan sihir selain di lingkungan Dhanayaksa" kata-kata Singto yang terakhir, sontak membuat para mahasisswa kecewa,

 "Yah pocere" jawab mereka dengan wajah, yang cemberut dan kesal,

 "Tidak Ada Yang Bantah" tegas Singto 

"Tapi bagaimana kami melindungi diri diluar sana?" tanya Ohm dengan tampannya berdiri di antara kerumunan mahasiswa asrama Ravandra.

"Setiap yang masih berstatus pelajar, Mahasiswa di Dhanayaksa, setiap kalian keluar dari perbatasan, akan diberikan satu penjaga, tetapi kalau kalian sudah selesai dari univ ini, maka sihir boleh kalian gunakan untuk melindungi diri kalian, di luar sana, karena tidak ada yang terikat dengan keselamatan kalian, oleh karena itu status pelajar kalian  menandakan, kalian masih terikat keselamatan oleh Univ Dhanayaksa, Paham??" 

"Paham pocere" sambil mengangguk nganggukkan kepala. 

"Karena kita lumayan lama disini, jadi duduklah" kata Singto yang tersenyum sinis, karena ingin mengetes, para mahasiswa baru Univ Dhanayaksa.

"Tapi pocere, kami tidak ada kursi?" ucap seorang mahasiswa, yang mencari-cari kursi di sekelilingnya, bagaimana tidak, mereka masuk aula saja sudah kosong plong, sekarang mereka disuruh duduk di kursi, permintaan yang tidak masuk akal. 

Karena kondisi yang terlalu ribut, Singto kembali memberi arahan, "Lihat kesini semua!, kenapa tidak bisa kondusif sama sekali" kesal Singto, dengan wajah yang sudah memerah.

Di dalam kerumunan Ravandra, ada satu orang mahasiswa yang mengangkat tangan dan itu Win Metawin, "pocere, apa yang harus kami lakukan?", 

Tanpa menjawab dan hanya melihat kearah Win, Singto berkata "Saya peringatkan sebelum saya kasih arahan, tolong jangan ada yang bertanya, sesi bertanya nanti ada saatnya" dengan suara yang agak sedikit membentak, Win yang mendengarnya hampir menangis, namun dapat di tenangkan oleh Bright.

Seluruhnya menjawab "baik Pocere" 

"Baik, sekarang, lihat pocere" dan Singto pun terduduk di sebuah kursi yang membuat mahasiswa semakin riuh bertanya-tanya bagaimana bisa?dari tadi tidak ada kursi di sana, apa kita buta, sangking tidak kelihatannya.

"TENANGLAH" teriak Singto yang sudah habis kesabarannya dan semua terdiam.

"Pocere kurangi nilai Buvanesh 10 poin", yang membuat seluruh mahasiswa Ravandra tertawa.

"Dan Ravandra turun 15 Point" sambung Singto, "tau rasa" memandang sinis, ke arah ravandra.

 "Dengarkan semua, angkatan tahun ini, jangan membuatku habis kesabaran, kita disini masih lama, kalian tinggal pilih duduk atau berdiri? Pocere sudah memberikan kalian pilihan tinggal dipilih" 

"Duduk" teriak seluruh mahasiswa. 

"Baiklah, dengarkan baik-baik, caranya, diperhatikan" perintah Singto tegas

"Pertama tenangkan pikiran kalian, kedua, duduk secara perlahan dan tidak perlu takut, yakinlah ada kursi di bawah pantat kalian, dan sekarang cobalah" 

DHANAYAKSA (OHMNANON, TAYNEW, PLUMEMON, MEWGULF, BRIGHTWIN, SINGKIT, OFFGUN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang