10

1K 73 11
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

"Capee hiks..."

Asgar meluruhkan badan nya di bawah shower. Matanya memerah, bahkan mata cowok itu sudah membengkak.

Asgar. Cowok kuat, ia sosok yang dapat menutupi segala masalahnya. Asgar mengeluh, tapi itu tidak akan membuahkan hasil apa apa.

Dirinya capek, selalu dijadikan samsak ketika Papa nya lelah. Boleh Asgar mengeluh? Boleh Asgar berkata bahwa ia ingin bahagia?

Nyatanya itu hanya harapan semata, buktinya tidak kunjung terjadi. Bahagia dengan figur keluarga yang ia inginkan, bahagia dengan keluarga harmonis tanpa adanya perkelahian dan bentakan.

Itu yang Asgar inginkan, sedari dulu.

Tangis itu tak henti sedari tadi, nyatanya seorang laki laki pun juga bisa lemah, seperti Asgar saat ini.

"Gue ga pernah minta di lahirin bangsat!"

"Capeeee hiks"

"Gue capeee hiks capeee"

Nyatanya, menjadi pelampiasan orang tua saat lelah dan tidak mengenakkan bukan?

Saat kamu sedang ingin baik baik saja, justru amarah itu datang dari mereka. Mengatakan segala hal yang ingin mereka keluarkan tanpa memikirkan orang lain? Ah tidak, anaknya sendiri?

Egois. Terkadang itulah mereka

Hanya memikirkan kondisi nya sendiri, dan tidak memikirkan apa saja perkataan yang keluar dari mulut mereka.

Tanpa mereka tau, secara tidak langsung, hal itu membuat mental kita lemah.

Atau mungkin saja, rusak.

_________________________________________

Ayezha saat ini tengah berada di kamarnya, kuku jarinya menjadi pelampiasan kecemasan nya untuk ia gigiti. Matanya menunjukkan sorot khawatir.

"Asgar kemana sih!"

Gadis itu sedari tadi mencoba untuk menelfon dan memberi pesan pada Asgar. Namun tak biasanya cowok itu seperti ini, karena sesibuk sibuknya Asgar, cowok itu selalu menyempatkan untuk berkomunikasi dengan Ayezha.

Hanya ada dua hal yang bisa terjadi. Satu, Asgar memang sedang tertidur. Tapi melihat jam yang masih menujukan pukul 5 sore, sangat tidak mungkin cowok itu tidur. Yang kedua adalah, kedatangan orang tua Asgar.

Ayezha memikirkan opsi kedua, pikiran nya berkecamuk. Lama dengan pikiran nya, akhirnya gadis itu memutuskan untuk mendatangi kediaman Asgar.

Sesampainya di sana, Ayezha mengetuk pintu beberapa kali. Sampai akhirnya seseorang membuka kan pintu nya.

"Bi, Asgar ada?"

Bi Wati mengangguk, "Ada Neng, tapi belum keluar dari tadi"

"Aku ke kamar Asgar dulu Bi"

Tanpa memikirkan balasan Bi Wati, Ayezha dengan cepat naik dan membuka kamar Asgar yang sedang tidak dikunci.

Telinga nya mendengar suara gemericik air yang menyala dan isakan dari kamar mandi. Dengan cepat Ayezha membuka pintu itu.

"Asgar! Astaga!"

Mata nya membulat dipancari dengan raut wajah khawatirnya, "Kamu kenapa" lirih Ayezha

Ayezha mematikan shower itu, tanpa basa basi gadis itu langsung memeluk Asgar.

"Hiks hiks capee hikss sakiiittt"

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang