H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
GHari ini adalah hari terakhir sebelum Ayezha akan pulang besok.
Pagi ini Ayezha berjalan keluar dari ruangan Asgar untuk membeli sarapan, tadi sebelum keluar pun ia sudah izin pada renata untuk pergi sebentar
Ayezha tidur di salah satu brankar yang diminta langsung oleh Renata supaya Ayezha nyaman untuk tidur. Karena awal datang kesini Ayezha tidur disofa dan Renata tak tega melihatnya, baru di hari berikutnya Renata meminta kepada pihak rumah sakit untuk menambah brankar di ruangan Asgar
Pemuda itu masih tertidur jam segini, biasanya ia akan bangun pada pukul sembilan atau setengah sepuluh, sementara ini masih pukul tujuh lewat sepuluh pagi
Ayezha berjalan sendiri, ia menggunakan kaos berlengan pendek dengan dilapisi hoodie berwarna pink muda, celana panjang berwarna putih dan sendal berwarna pink, sewarna dengan hoodie.
Ayezha berjalan di koridor dengan santai, sesekali ia menyapa dan tersenyum pada beberapa perawat ataupun anak kecil yang ia lewati.
Gadis itu menyipitkan matanya saat melihat seseorang yang tak asing di mata nya
Ia berlari kecil untuk dapat menjangkau langkah orang itu, “Bastian, mau kemana?” Ayezha menepuk pundak pemuda itu pelan
Bastian terkejut saat seseorang tiba tiba menepuk pundaknya, tetapi sesaat setelahnya ia lega karena ia mengenalnya. Ayezha tersenyum canggung, pasalnya wajah terkejut Bastian sangat terlihat, Ayezha jadi tak enak
“Mau beli sarapan?” tanya Ayezha, Bastian mengangguk
“Bareng? Aku juga mau beli sarapan kedepan” Bastian tampak berpikir sebentar lalu mengangguk
Kedua nya berjalan dengan diam, disatu sisi Ayezha yang canggung dan tidak terlalu ingin banyak mengobrol karena rasanya itu akan sangat merepotkan Bastian, dan begitupun juga dengan Bastian
Kedua nya sampai di tukang bubur yang berada tak jauh dari rumah sakit
“Bang, bubur nya 10 ya. Yang satu gausah pake kacang terus ayam nya dikit, yang lainnya campur ya bang, nanti sambel nya dipisahin aja” ucap Ayezha
Tukang bubur tersebut mengangguk. “Siap neng”
Ayezha tersenyum lalu menatap kebelakang guna menatap Bastian, “Kamu?”
Bastian menyodorkan secarik kertas dan menyodorkannya pada Ayezha
2 bubur dibungkus
yang satu bubur sama kecap
yang satu nya di campur, sambel dipisahAyezha menatap kertas itu lalu menyerahkan nya pada tukang bubur tersebut, “Bang ini pesenan laki laki yang dibelakang ya, dipisah sama punya saya” tukang bubur itu mengangguk
Ayezha duduk tepat disamping Bastian, kedua nya hanya terdiam dan tak tau ingin membicarakan apa
Saat ini mereka hanya menatap kedepan, menatap kendaraan yang berlalu lalang, jangan lupa untuk menghirup aroma pagi yang sangat menyegarkan.
________________________________________
Asgar membuka matanya saat matahari pagi mulai menyinari wajah nya, ia menatap ruangan yang tampak sepi tanpa kehadiran seseorang yang ia cari
“Ma, Ayezha kemana?”
Renata sedikit terkejut saat melihat kedalam ruangan, wanita itu tengah mengobrol dengan bodyguard yang berjaga di depan ruangan putra nya.
Wanita itu tersenyum, “Lagi beli sarapan kedepan”
Renata mengakhiri percakapan nya dan memasuki ruangan, ia mengusap dan melirik tangan putra yang sudah mulai semakin kurus, “Tumben anak mama udah bangun, hm?”
Asgar hanya tersenyum, mata nya masih menyipit karena sinar matahari yang masuk dan sebenarnya dia juga yang masih mengantuk
“Ayo cuci muka dulu” Asgar menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk, ia menggenggam tangan Mama nya dan duduk di kursi roda
Asgar masih bisa berjalan, tapi entah mengapa rasanya lemas sekali untuk ia menapakki kaki nya di lantai.
Sudah dua hari terakhir ia merasakkan nya, Renata hanya mampu tersenyum pedih karena ini adalah satu dampak dari penyakit yang diniliki putra nya
Sering mual dan sulit berjalan, itu adalah dua hal yang sudah Asgar alami saat ini. Ia tak tau bagaimana rasanya harus membagi rasa sakit itu pada dirinya juga, Renata sangat ingin merasakan apa yang Putra nya rasakan, supaya Putra nya itu tidak menanggung sakit nya sendiri
Renata tersenyum menatap cermin
“Sudah”
Wajah Asgar berbinar saar melihat Ayezha yang sedang menyiapkan bubur yang ia letakkan di atas meja.
Ayezha menoleh dan tersenyum saat melihat wajah ceria kekasihnya, ia menghampiri Asgar dan mengecup pipi pemuda itu
“Tumben udah bangun, biasannya masih tidur” goda nya, Asgar hanya mampu tersenyum malu, Ayezha mengecup pipi Asgar sekali lagi lalu kembali menyiapkan makanan nya
Renata membantu Putra nya untuk duduk kembali di brankar, ia menatap Ayezha sekilas lalu kembali membantu putra nya, “Banyak banget Zha, buat siapa aja itu?” tanya nya
Ayezha menoleh sekilas pada Renata lalu tersenyum, “Buat om om di depan Tan” setelahnya gadis itu keluar untuk memberikan nya pada bodyguard yang bergantian untuk menjaga ruangan kekasihnya
“Om makan dulu, tadi aku beliin bubur”
Mereka semua tersenyum dan menunduk, “Terimakasih banyak Nona”
Ayezha hanya tersenyum lalu masuk kembali kedalam. Tak jauh dari sana Asgar menatap apa yang kekasihnya itu lakukan, karena Ayezha berdiri tepat di depan pintu
Asgar tersenyum dan merentangkan tangannya saat melihat Ayezha mendekat, “Peluk...”
Ayezha tersenyum gemas dan berlari kecil menuju ranjang kekasihnya, “HAP”
Ayezha memeluk Asgar dengan pelan, ia takut melukai kekasihnya.
Bagi asgar, pelukan Ayezha adalah tempat ternyamannya saat ini, ia menghirup wangi Ayezha dengan tenang. Ia menutup mata nya menikmati momen ini, pelukan kekasihnya, aroma dan lembutnya perlakuan Ayezha pada nya.
Asgar bahagia dan beruntung bisa bertemu dengan Ayezha
Tuhan, terimakasih
_________________________________________
Haloo, jangan lupa voment & share yaaa
Thank u, love.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASGAR
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ! ] Seorang lelaki dengan segala kekurangan nya, segala beban dan sakit yang ia tanggung sendiri. Hanya satu yang ia inginkan, mendapatkan kasih sayang dari orang sekitarnya, terlebih dari kedua orang tua nya Disaat kedua or...