24

288 27 2
                                    

H
A
P
P
Y
E
A
D
I
N
G

Malam ini keluarga Ayezha sedang makan bersama. Formasi cukup lengkap, ditambah dengan anggota lain yaitu Ael dan Asgar

Ngomong ngomong tentang Ael, anak itu sedari pulang dari minimarket tidak ingin dilepas dari Asgar, anak itu selalu saja ingin di gendong oleh Asgar, bahkan saat ini ia sedang di pangku oleh Asgar dan disuapi oleh Ayezha

"Makan sendiri dong cil" ucap Abian mencoba menggoda Ael

Ael hanya diam, ia sudah cukup kuat untuk menerima segala godaan dari uncle nya yang satu ini

"Masa udah gede masih disuap?" goda nya lagi

Mata bulat Ael mendelik tajam pada Abian, "Diem Pabi" pekiknya

Abian menahan tawanya saat melihat ekspresi marah milik Ael, batita itu sangat imut jika sedang marah ataupun kesal

Viano menatap Asgar lekat, ia memandang kedekatan Ayezha dan Asgar saat ini.

Bunda Ray memperhatikan suami nya, ia tersenyum tipis lalu memegang lengan suami nya. "Kenapa yah?" tanya Bunda Ray

Viano sedikit tersentak kala seseorang memegang lengan nya tadi. Ia menoleh kesamping lalu menggeleng, "Gapapa Bun" Viano ikut tersenyum tipis membalas ucapan Istrinya

Ddrrrrtt Ddrrrttt

Saku celana Asgar bergetar, ia mengalihkan pandangan nya pada saku celananya. Asgar meraih handphone nya, dada nya sedikit tersentak saat tau siapa penelpon yang menelfon nya

Papa

Asgar mencoba mengubah raut muka nya, ia mencoba tenang saat ini. Ayezha yang melihat tingkah Asgar pun sedikit mengernyitkan dahi nya, "Asgar? Ada apa?" tanya nya

Asgar menatap Ayezha lekat, ia tersenyum tipis lalu mengggeleng. "Gaada yang, gapapa. Aku harus pergi yang, Rega nelfon aku minta buat kumpul" elak nya, Asgar melakukan ini agar Ayezha bahkan satu keluarga ini tidak panik akan dirinya

Ayezha menatap manik mata Asgar sekilas, ia tersenyum tipis lalu mengangguk. "Hati hati ya"

Asgar mengangguk, ia mengangkat Ael perlahan lalu meletakkan nya pada pangkuan Ayezha. Ael yang sedang makan pun bingung, "Omas mo ana?"

Asgar tersenyum sekilas, "Mau pergi dulu ya, besok kesini lagi buat main sama Ael" ucapnya, Ael mengangguk semangat, setelahnya ia melanjutkan kembali acara makan nya dengan berada di pangkuan Biya nya

Viano menatap Asgar bingung begitupun dengan Bunda Ray, keduanya sedikit menaruh curiga pada Asgar.

"Mau kemana?" tanya Viano

Asgar berusaha tenang saat Ayah dari kekasihnya ini bertanya dengan suara datar nya. "Pergi dulu yah, ditelfon sama Rega" Asgar mencoba tenang, ia takut ketahuan berbohong

Viano menghela nafas nya, ia mengangguk walau sebenarnya seperti ada sesuatu yang mengganjal. "Hati hati, gausah ngebut ngebut ini udah malam"

Asgar mengangguk, ia menghampiri Bunda Ray dan Viano. "Asgar pamit Bun, Yah" Asgar mencium kedua punggung tangan Viano dan Bunda Ray secara bergantian

Bunda Ray tersenyum, "Hati hati, sudah malam" suara itu terdengar lembut di telinga Asgar, ia suka mendengarnya

Asgar mengangguk, ia berjalan menuju Ayezha.

Cup, "Aku pergi sayang" Asgar mengecup kepala Ayezha sekilas. Ayezha mengangguk, ia memegang tangan Asgar sekilas, "Hati hati" Asgar mengangguk, "Iya sayang"

Asgar berjalan menuju keluar, batinnya masih bertanya tanya untuk apa Ayahnya meminta nya pulang

Tak hanya telfon, ternyata Ayahnya memberi nya pesan.

Papa

Pulang, saya tunggu.

Sepertinya sesuatu yang Asgar tidak harapkan akan terjadi malam ini

_______________

Asgar memakirkan motornya pada garasi rumah nya, ia sedikit bingung saat melihat sekitaran rumah yang nampak sepi

Tumben

Asgar berjalan kearah pintu dengan perasaan campur aduk, takut lebih mendominasi saat ini

Gelap

Itu yang Asgar lihat saat membuka pintu rumahnya, ia berjalan dengan perlahan menuju saklar lampu

ceklek

Deg

Disana Papa nya tengah terduduk, menatap nya dengan tajam dan tidak berkedip sama sekali.

"Duduk" pinta nya dengan suara rendahnya

Asgar menelan ludahnya kasar, dengan tiba tiba rasa pusing di kepalanya datang. Asgar berjalan menghampiri Papa nya, ia mendudukan bokong nya pada sofa yang beradab tepat di depan Papa nya

"Enak ya? Makan diluaran sana dengan perasaan bahagia?" sinis Redrick - Papa Asgar

Dada Asgar sedikit mencelos mendengar hal itu. Ia mencoba membenarkan posisi duduknya, Asgar lekat pada Papa nya, jantung nya berdebar

Redrick tersenyum sinis saat melihat raut wajah Asgar. "Apa harapan kamu? dan apa keinginan kamu?"

Dahi Asgar sedikit mengeryit saat Papa nya bertanya hal seperti itu. “Bahagia, itu aja Pa, Asgar gak minta macam macam” ungkapnya

Redrick, Papa Asgar mengangangguk mendengarnya. “Kamu mau hal itu saya kabulkan?”

Hati Asgar berdesir saat sang Papa berkata seperti itu, apakah imoian nya akan terkabul saat ini juga? Asgar mengangguk tanpa menaruh curiga sedikit pun. “M-mau Pa, Asgar mau”

Redrick mengangguk dengan seringainya. “Baik, akan saya kabulkan”

Hati Asgar menghangat mendengarnya, ia maju kearah sang Papa untuk memeluk Papa nya. Langkah nya terlihat ragu ragu, “ Boleh Asgar peluk Papa?” tanya nya ragu dan takut

Redrick bangun dari duduknya, ia memeluk Asgar dengan tiba tiba. Asgar membeku di tempat, ia tak percaya bahwa akan terwujud impianya selama ini, “Terimakasih Papa..... Asgar bahagia” Asgar memeluk Papa nya dengan erat

Asgar tidak menyangka bahwa ia akan merasakan hal ini. Ia benar benar bahagia malam ini, kebahagiaan yang ia tunggu tunggu kedatangannya akhirnya menghampirinya.

Terimakasih Tuhan, aku bahagia”

_________________________________________

Halo, jangan lupa voment & share yaaa

Thank u, love.

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang