H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
GAsgar termenung sendirian dengan TV yang masih menyala. Siaran yang menampilkan beberapa orang yang sedang tertawa pun tak ia perdulikan, mata nya menatap lurus kedepan dengan pikiran yang bercabang
Ayezha, gadis itu yang menjadi pokok pikiran nya saat ini. Ia memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi jika gadis itu mengetahui penyakitnyaOh ayolah! ayezha bukan gadis yang seperti itu!
Ia takut, takut jika gadis itu meninggalkan nya, takut jika gadis itu berubah, takut jika gadis itu akan melupakannya. Semua pikiran negatif kini mulai bermunculan, apa yang harus ia katakan jika Ayezha nya melihat nya dengan keadaan seperti ini
Rambut yang dulu sering dielus dengan lembut kini sudah tak ada lagi, salah satu bagian favorit Ayezha yang ada pada dirinya adalah rambut nya
Renata terdiam menatap putra nya yang kini tengah termenung, pemandangan itu membuat nya terluka, hati nya teriris menatap keadaan putra nya yang semakin kurus.
Renata menghapus kasar air mata nya yang jatuh dengan sendirinya, ia berjalan dengan langkah perlahan dengan senyum yang ia paksa. Hati nya ingin menangis sekeras mungkin saat ini, ingin ia merengkuh tubuh putra nya dalam dekapan hangat nya
Asgar tersentak saat tangan seseorang menyentuh pundak nya, ia tersenyum membalas senyum sang Mama.
“Waktunya minum obat sayang” Asgar hanya menatap obat itu tanpa minat
Renata menyiapkan satu persatu obat itu dengan telaten, Asgar hanya menatap kegiatan Renata dalam diam, ia tak berekspresi apapun. Ia tak suka obat, ia benci rumah sakit, tapi penyakit ini yang membuatnya harus berlama lama disini
Renata menyodorkan obat itu satu persatu agar putra nya mudah untuk mengonsumsi nya.
Renata tersenyum bangga saat Asgar bisa melakukan nya, putra nya sangat hebat bisa mengonsumsi banyaknya obat yang harus ia konsumsi dalam jumlah yang lumayan banyak dalam satu hari
“Anak Mama hebat, keren, Mama bangga”
Kalimat itu, kalimat yang diinginkan oleh seluruh orang saat dapat ataupun tidak dapat melakukan seusatu. Kalimat yang dapat membuat hati merasa tenang dan ingin menangis. Setelah sekian tahun akhirnya asgar mendapatkannya, Mama nya mengatakan itu kepada nya setelah penantian yang cukup lama
Asgar tersenyum, hati nya menghangat dan terasa sesuatu melegakan dalam dirinya. Asgar merebahkan tubuhnya untuk mengistirahatkan diri nya seusai minum obat.
Renata terduduk di sebelah brankar putra nya, ia meraih tangan putra nya lalu mengelus punggung tangan itu dengan lembut
“Tidur yaa, sudah malam”
Asgar mengangguk sembari memejamkan matanya, Renata berdiri dari duduknya lalu mengecup dahi putra nya dengan lembut dan lamat. Ia tersenyum dengan tangan yang masih mengelus dahi putra nya dengan penuh kasih sayang
“Inget, mama selalu disini untuk kamu, apapun yang kamu khawatirkan atau kamu takutin jangan segan untuk kasih tau mama. Mama selalu disini, Mama gaakan pergi lagi, mama janji” sekali lagi ia mengecup dahi itu dengan lama dan penuh kasih sayang
Asgar, pemuda itu merasa hangat berada di keadaan seperti ini, ia merasa aman dan terjaga dari apapun, ia merasa bahagia dan terpenuhi saat ini
Asgar bahagia, sangat. Dan mungkin saja ia akan lebih bahagia jika ayezha bisa berada disini
Dan renata akan mewujudkannya
_________________________________________
Ayezha terbangun dari tidurnya saat matahari mulai menyinari kamar nya, ia meraih handphone yang ada di atas nakas dengan lemas, mata nya menyipit dengan bibir yang mengerucut sebal.
“Eunngggh” tangan nya ia regangkan kekiri dan kenanan guna menarik otot otot yang terasa lemas, gadis itu menatap malas kearah pintu yang sudah di gedor gedor dengan kencang dan tak lupa suara melengking yang sedari tadi bersuara
“BIYAAAAA!!!!” suara cempreng khas anak kecil itu berteriak, siapa lagi kalau bukan Ael
“Iya Ael ini Biya udah bangun” kaki nya ia turunkan dari kasur lalu berjalan malas kearah pintu
“Ini udah mau Biya buka pintu nya, henti dulu pukulin pintunya” seketika suara bising itu berhenti, Ayezha tersenyum tipis lalu ia membuka pintu itu dengan perlahan
Netra nya menatap kebawah, ia tersenyum geli menatap Ael yang sedang menatap garang kearahnya.
“Kenapa? Pagi pagi kok udah marah marah aja sama Biya?” ucapnya berpura pura kesal
Batita itu memanyunkan bibirnya
“Atanya mau alan alan, ma Abi ma Biya” matanya menahan tangis, hidungnya sudah kembang kempis dengan tangan yang sudah ia kepal
Ayezha menatap jam yang ada didalam kamar nya kemudian menatap Ael yang ternyata sedang menatap nya. “Yaudah Biya siap siap dulu, Abi udah siap belum?” Ael menggeleng kesal, ia saat ini sedang kesal dengan semua orang yang ada dirumah ini
Ayezha menunduk lalu mengangkat Ael kedalam kamarnya, ia mendudukan batita itu diatas kasurnya dengan TV yang menyiarkan siaran anak anak
“Biya siap siap dulu, Ael disini dulu ya” Ael mengangguk dengan senyum yang mulai muncul dan senyum itu pun menular pada Ayezha, ia mengecup sekilas kepala Ael dengan lembut, lalu setelahnya ia pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap
________________________________________
Hallo, jangan lupa voment & share yaa
Sebenernya aku maunya update per 1k pembaca, tapi kayaknya aku jadi lama update nya kalau gitu hehehe
Jadi sekarang aku bakalan update per minggu yaa
Kali ini aku bakalan update 2 part, 34 dan 35
Thank u, love.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASGAR
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ! ] Seorang lelaki dengan segala kekurangan nya, segala beban dan sakit yang ia tanggung sendiri. Hanya satu yang ia inginkan, mendapatkan kasih sayang dari orang sekitarnya, terlebih dari kedua orang tua nya Disaat kedua or...