27

260 23 0
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Asgar melangkahkan kaki nya perlahan menuju kamar hotel nya bersama Papa nya. Ia tersenyum menyapa menatap setiap orang yang menatap nya dengan tatapan penuh kekaguman.

Cowok itu memasuki lift dengan perlahan, ia memencet salah satu tombol yang akan membawanya kelantai yang ia inginkan. Asgar hanya terdiam selama perjalanan, kaki nya ia gerakkan perlahan menunggu lift itu berhenti

Ting

Bunyi lift menandakan bahwa ia sudah sampai pada lantai yang dituju, ia berjalan perlahan dengan senyum yang tak pernah pudar, tangan nya memegang satu kantung paper bag dengan kamera yang masih menggantung pada leher nya.

Asgar meraih kartu untuk membuka pintu kamarnya, setelahnya ia meletakkan paper bag yang berisikan beberapa baju, tak lupa ia pun meletakkan kamera nya. Agenda nya pada malam ini adalah berjalan jalan kembali di sekitar Malioboro dan memotret beberapa spot yang ada disana, impian nya perlahan mulai akan kembali terwujud.

Asgar memulai ritual mandi ya dengan beberapa menit saja, cowok itu keluar kamar mandi dengan celana boxer tanpa atasan dan handuk yang ia gosok gosokan pada rambutnya. Ia meraih ponsel yang tadi ia hempaskan pada kasur, tangan nya mulai menyalakan status data menjadi menyala, satu tangan nya lagi masih mengusap usap rambutnya dengan perlahan.

Senyum nya merekah saat mendapatkan pesan dari Ayangnya, Ayezha. Tangan ya dengan cepat membukaka kolom chat itu dengan cepat. Asgar menghentikkan usapan handuk pada rambutnya, ia menggigit handuk itu dengan gemas saat membaca pesan dari Ayezha

Ayang Ayezha

Asgar? Lucu banget!!!!

Aku harap kamu baik baik disana ya, kamu segera ngedapatin sesuatu yang kamu impikan selama ini, aku disini selalu ngedoain yang terbaik buat kamu

Hari ini Ael banyak nyariin kamu, dia nyariin kamu terus, aku jadi bingung gimana bilangnya, aku gamau ganggu waktu kamu sama Papa

Asgar, Ael gamau makan kalau ga sama kamu

Cepet pulang ya sayang, aku tunggu disini. Have fun sayangku

Chat terakhir dari Ayezha benar benar membuat Asgar sesak nafas, ia menghempaskan tubuhnya pada kasur, cowok iti mengguling gulingkan badannya dengan heboh. Selimut tadi sudah ia hempaskan, digantikkan dengan selimut yang ia gigiti.

“HUWAAAAA, DIPANGGIL SAYANGKU SAMA AYANG YEZHAAA!!!!!!”

“DIBILANG LUCU JUGA HWEEEEEE” pekiknya

Keadaan kasur saat ini sudah benar benar berantakkan dengan bantal dan guling yang sudah tidak berada pada tempatnya, bahkan paper bag yang berisi kan baju yang ia beli tadi sudah jatuh dan berserakan.

Asgar benar benar seperti orang gila jika seperti ini, apapun yang Ayezha lakukan padanya benar benar dapat membuatnya gila.

_________________________________________

Ayezha sedang duduk di meja makan dengan Ael yang ada di pangkuan nya. Batita itu sedang kesal pada Biya nya sebenarnya, tapi kan ia tidak bisa jauh jauh dari Biya nya.

“Nih Aaaaaaaa” Ael membuka mulutnya dengan malas, bibirnya ia kerucutkan karena kesal

Ayezha tersenyum gemas, ia mengelus punggung Ael dengan perlahan. “Marah sama Biya?” tanya Ayezha

Ael menggelengkan kepala nya perlahan, ia memeluk Biya nya sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya. Ayezha mengusap rambut Ael perlahan, “Bentar lagi Omas nya pulang kok, sabar yaaa”

Ael hanya menganggukan kepala nya pelan. Ingin kesal pada Biya nya tapi nyatanya tak bisa, karena nyatanya Ael sangat menyayangi Biya nya, sangat.

Kembali lagi pada Asgar, cowok itu saat ini tengah berjalan jalan kembali menuju Malioboro, tempat yang sangat ia damba dambakan. Kamera itu tak henti memotret sedari tadi. Setiap sudut tempat ini sudah ia potret.

Asgar berjalan menuju salah satu tempat makan yang ada, maniknya menyusuri tempat itu dengan seksama. Manik itu terkunci pada satu objek, jantungnya berdesir, tubuhnya kaku dengan mata yang tak pernah lepas dari objek itu

Kaki nya perlahan menghampiri seseorang itu. Dengan langkah nya yang lemas, Asgar memberanikan diri untuk meghampiri nya, untuk memastikan kecemasan dan kegelisahan yang ada di lubuk hatinya

Tubuh Asgar melemas, jantungnya berdegup kencang, seluruh tubuhnya panas dingin.

“M-mama?”

Tawa wanita itu terhenti setelah ia mendapati siapa yang memanggilnya saat ini. “Asgar?”

Kaget, takut, bahagia, tak percaya dan berbagai perasaan yang terpendam lainnya menghampirinya. Asgar masih saja terdiam, ia masih tidak percaya pada situasi saat ini.

Sementara wanita itu tersenyum canggung, ia tersenyum canggung dan menatap teman teman nya dengan kode meminta untuk pergi. Mereka mengangguk, “Kami duluan Re”

Setelahnya mereka semua pergi meninggalkan keduanya dengan perasaan canggung.

“Ayo duduk, banyak yang harus Mama ceritakan sama kamu” ujarnya canggung

Asgar mengangguk, ia mendudukan dirinya pada kursi yang berada tepat di depan Mama nya. Wanita itu terdiam, tak lama ia tersenyum manis. Asgar terpaku, hatinya menghangat seiring dengan senyum yang Mama nya berikan padanya

Wanita itu menggenggam jemari Asgar erat, maniknya menatap Asgar dengan serius.

“Asgar, banyak hal yang harus kamu tau dari sekarang”

“Maafin sifat Mama yang dulu, Mama punya alasan untuk lakuin hal itu.”

“Dan yang kamu harus tau, Mama dan Papa sudah bercerai.”

Kalimat terakhir itu mampu membuat jantung Asgar berdetak lebih cepat.

“Maksudnya?”

Wanita itu tersenyum manis, senyum yang selama ini jarang untuk Asgar lihat, senyum yang selama ini ia impikan. “Ternyata banyak hal yang bener bener harus Mama ceritain sama kamu” ucapnya menatap Asgar, wanita itu meraih sesuatu di dalam tas nya, sebuah  kartu yang tertulis nomor telfon dan alamat nya

“Besok, Mama akan ceritakan semuanya sama kamu besok. Semua hal yang harus kamu tau, semua” wanita itu berdiri dari duduknya, ia memeluk Asgar sekilas.

Asgar membeku, ia benar benar masih mencerna semua ini. Tubuhnya terasa kaku, ia sangat ingin membalas pelukan yang selama ini ia dambakan tetapi ia benar benar kaku saat ini, pikirannya blank, mencoba mencerna apakah ini mimpi atau bukan

Cup. kecupan di kepala Asgar dapat membuat cowok itu membeku bak es

“Mama pulang ya, besok temui Mama di alamat itu, dan besok juga kamu persiapkan mentalmu dan segala kesiapan diri kamu untuk tau tentang semuanya. Dan ingat, jangan sampai ketahuan Papa mu.” ujarnya lirih di akhir kalimat

Asgar hanya terdiam, ia hanya menatap punggung Mama nya yang perlahan menghilang dari pandangan nya. Cowok itu menyenderkan tubuhnya pada kursi, tangan nya meraih kartu nama itu.

Pikirannya kacau, ia benar benar tak bisa mengatakan apapun untuk malam ini. Malam yang campur aduk, malam yang tak pernah ia perkirakan akan terjadi hal seperti ini.

Kalimat demi kalimat dari Mama nya selalu terngiang ngiang di kepala nya, dan menimbulkan pertanyaan besar.

“Sssshhhhh Tuhan.... cobaan apalagi
ini”


_________________________________________

Halo, jangan lupa voment & share yaaa

sorry banget kalau aku jadi jarang up, sekolah ku belum libur soalnya. sekolah kalian sudah libur belum?

Thank u, love!

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang