25

306 25 2
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Asgar membuka matanya perlahan, maniknya menatap langit langit kamarnya. Hari ini hari baru, suasana baru yang Asgar dapatkan. Dada nya berdesir kencang saat mengingat momen kebersamaan nya bersama Papa nya.

Asgar meraih handphone nya, maniknya menatap beberapa pesan dari beberapa orang, diantaranya adalah Ayezha dan Dokter yang memeriksa nya. Asgar, cowok itu kembali menghapus pesan penting dari Dokter nya

“Jangan lupa check up Asgar” pesan itu yang diberikan oleh dokternya. Asgar, cowok itu ingin menghabiskan hari hari nya dengan sang Papa untuk hari ini, ia tidak ingin memikirkan hal hal lain, ia benar benar ingin menghabiskan watunya bersama sang Papa untuk hari ini

Pesan dari Ayezha pun ia diamkan, biasanya pesan Ayezha adalah prioritasnya. Tapi kali ini, ia mendiamkanya. Asgar memasuki kamar mandi dengan perasaan senangnya. Semalam ia dan sang Papa sudah membuat beberapa agenda yang ingin dilakukan untuk hari hari kedepannya, termasuk hari ini.

Selesai dengan kegiatan mandinya, Asgar memilih beberapa outfit untuk ia pakai dan untuk ia taruh di dalam koper, hari ini ia dan Papa nya akan pergi berlibur ke Yogyakarta, kota impian Asgar sejak dulu

Bibir manis itu sedari tadi tidak berhenti memasang senyum manisnya, matanya menyipit seiring dengan senyum nya yang mengembang, ia sangat bahagia.

Batinnya tak berhenti untuk mengucapkan kata kata itu, bahwa ia sangat bahagia, sangat.

Asgar mengangkat outfit yang hari ini akan ia kenakan. “Perfect” ucapnya

Asgar melihat kembali handphone saat sudah selesai memakai baju nya.

Ayang yezha

Asgar?

Kamu kemana?

Asgar?

Kamu oke?

Asgar, kata Rega kamu ga lagi sama dia, kamu bohong?

Asgar kamu baik baik aja?

Asgar mengembangkan senyumnya saat mendapat pesan dari Ayezha, jari jari nya perlahan menari di atas layar seiring dengan senyum nya yang mengembang

“Ayang aku minta maaf, aku bohong sama kamu hehe. Aku bohong sama kamu, maaf sayang. Kamu tahu, Papa ngabulin permintaan aku, wishlist aku sama Papa bakalan terwujud hari ini yang. Aku seneng, bahagia, semuanya campur jadi satu. Hari ini Papa ajakin aku jalan jalan, kita mau ke jogja, salah satu tempat favorit aku yang mau aku datengin sama Papa dan sama kamu. Aku masih ga percaya sebenernya, cuman Papa beneran ngabulin itu yang. Kamu ga perlu khawatir sama aku, aku akan baik baik aja, dan Papa juga udah berubah yang, semalem Papa peluk aku. Nanti aku ceritain secara langsung yaaa, aku mau berangkat, dadah ayang, love u Ayezha.”

Setelah mengirimkan pesan itu, Asgar kembali menatap kopernya yang ada di atas kasurnya. Bibir itu mengembang seiring dengan matanya yang menyipit.

“Selesai, akhirnya hari ini datang juga” Asgar berjalan menuju meja belajarnya, ia meraih kamera yang ada disana,

“Kamera ini gaakan kosong lagi, akan ada kenangan kenangan yang ada, aku dan Papa”

Tok tok tok tok

Asgar menoleh kearah pintu, “Siapa” tanya nya dari dalam

“Sudah ditunggu Tuan di ruang tamu Den”

Asgar mengangguk, “Asgar kebawah Bi” ucapnya dari dalam

Asgar berjalan kearah kasurnya, ia menarik kopernya untuk ia turunkan dari atas kasur. Kamera nya sudah ia gantungkan di lehernya. “Jogja, aku datang”

Setelahnya Asgar turun dari kamarnya, mendatangi kebahagiaan yang ia impikan selama ini, Asgar seolah tidak memperdulikan penyakitnya saat ini, yang ia ingin hanyalah mewujudkan kebahagiaan nya.

Disisi lain, Ayezha baru saja terbangun dari tidurnya. Ia juga baru saja membaca pesan Asgar, ia langsung terduduk tegap, sedikit tidak percaya sebenernya dengan pesan yang Asgar kirimkan tadi

Sedikit rasa ragu yang ia rasakan pada Papa Asgar, rasa ragu bahwa pria itu bisa berskikap demikian pada Asgar. Bukan maksud untuk mencurigai, tapi, sikap pria itu yang selama ini ia lakukan pada Asgar yang membuatnya ragu. Ayezha mengetikkan beberapa pesan pada Asgar, kekasihnya.

Setelahya, Ayezha beranjak dari tempat tidrnya dengan perasaan gusar. Rasa khawatir masih menyelimutinya, Asgar penyebabnya

Sedangkan disisi lain, Asgar saat ini tengah berada di pesawat bersama sang Papa. Senyumnya tak luntur sedari tadi, senyum manis itu selalu saja mengembang sedari tadi. Kamera nya tak pernah ia matikan, ia tak berhenti memotret, bahkan hal hak kecil pun ia potret

“Kalau kamu mau tidur, tidur aja, nanti Papa bangunin” ucap Redrick

Asgar mengangguk, ia tersenyum manis. “Iya Pa” balasnya

Redrick hanya menatap Asgar dengan tatapan dalam nya, ia mengamati Asgar yang mulai tertidur. Setelahnya ia ikut memejamkan matanya, tapi pikiran nya bercabang kemana mana. Banyak yang harus ia lakukan, banyak yang ia pikirkan, ia benar benar butuh istirahat.

________________________________________

Ayezha keluar dari kamarnya dengan perasaan campur aduknya, Abian yang melihatnya pun terdiam sebentar dibawah tangga melihat adiknya yang muruni tangga dengan terburu buru. “Mau kemana?” tanyanya, mulutnya saat ini tengah sibuk mengunyah roti yang dibuatkan Bunda Ray

Ayezha hanya menatap Kakaknya sekilas, “Mau kerumah Asgar, Kakak bisa nganterin?” ucap Ayezha tanpa menatap Abian

Abian menangguk, lalu menghabiskan makanan yang ada di mulutnya. “Ayo” ajaknya

Ayezha mengangguk, ia menghampiri Bunda nya yang ada di dapur, “Bun, aku pamit ke rumah Asgar dulu”

Bunda Ray mentap anak bungsu nya bingung, “Buru buru banget” herannya

Ayezha tak menjawab, ia meraih tangan Bunda Ray lalu mencium nya. “Nanti Yezha ceritain Bun, Yezha pamit” setelahnya Ayezha pergi, ia memasuki mobil dan menatap Kakakya sekilas, “Ayo jalan, kok jadi liatin aku gitu?” tanya Ayezha

Abian tidak menjawab, ia menggeleng pelan lalu melajukan mobil nya menuju kediaman Asgar, kekasih adiknya.

Setelah sampai, Ayezha turun dengan terburu buru. Rambutnya sudah acak acakan, tak perduli penampilan nya saat ini. Ayezha mengetuk pintu beberapa kali, ia menggengam tangan nya dengan gusar.

Pintu terbuka, menampilkan seorang maid yang terlihat sudah berumur. “Nona cari Den Asgar?” tanya maid itu ramah

Ayezha mengangguk dengan cepat, “Iya Bi, Asgar nya ada?” tanya nya

Maid itu menggeleng, “Den Asgar pergi bersama Tuan pagi tadi Nona”

Mendengar hal itu Ayezha benar benar merasa khawatir. Ayezha mengangguk lalu tersenyum canggung, “Makasi Bi, aku pamit” Maid itu tersenyum lalu mengangguk. Pintu ditutup, pikiran Ayezha berkecamuk.

Abian yang melihat adiknya berjalan dengan lemas pun mengeryitkan dahi nya, Ayezha memasuki mobil, ia terduduk di sebelah Abian dengan lemas. “Kenapa? Putus?” tanya Abian asal

Ayezha menatap Kakaknya kesal, “Engga, enak aja” kesalnya

Abian mengusap leher belakang nya, “Ya kirain, orang lemes gitu kamu, masih pagi juga”

Ayezha terdiam, masih memikirkan bagaimana keadaan kekasihnya saat ini. Banyak kemungkinan yang akan terjadi, ia masih tak bisa percaya pada perkataan Asgar jika Papa dari kekasihnya ini bisa benar benar berubah.

Ayezha menyandarkan badannya pada kursi mobil, matanya menatap lurus kedepan. Ia hanya berharap semoga perkataan tentang Papa nya itu benar benar nyata, ia berubah dan dapat menjadi lebih baik. Abian mulai menjalankan mobilnya, Ayezha hanya terdiam, ia hanya berdoa semoga semua impian Asgar bersama Papa nya benar benar terwujud, ya semoga.


________________________________________

Halo, jangan lupa voment & share yaa

Thank u, love.

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang