42

147 14 0
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G


Abi menatap rumah sakit yang ada di depan matanya, ia mendengus karena sedari tadi adiknya itu tidak bisa di hubungi. Ia membenarkan kaca mata hitamnya, matanya melirik keatas, langit terlihat sangat terang sepertinya akan ada hujan nanti

Abi akhirnya memutuskan untuk berjalan masuk kedalam, ia berjalan kearah receptionis, “Maaf Mba, pasien atas nama Asgar dimana ya?” tanya nya

“Sebentar Mas”

Abi hanya mengangguk dan menatap sekeliling, beberapa mata jelas menatap kearahnya, apakah ada yang aneh dengan dirinya?

“KAKAK!”

Abi menoleh kebelakang saat mendengar suara yang terdengar familiar di telinga nya. Matanya mengerling saat melihat adiknya yang sedang berlari kecil menuju arah nya

“Maaf tadi aku ga liat handphone, ayo”

Abi hanya diam selama jalan menuju ruangan Asgar, ia hanya mengikuti kemana saja adiknya menariknya.

Hingga akhirnya sampailah keduanya pada ruangan yang menurut Abi terlihat ramai oleh para penjaga

“Dek, gapapa ini kakak masuk?” tanya Abi ragu

Ayezha menatap Abi dengan dahi mengerut, “Ya gapapa, emang kenapa?” Abi menggeleng

Ayezha mulai memasuki ruangan Asgar dengan perlahan.

Perhatian Abi langsung teralihkan pada seseorang yang sedang tertidur di atas ranjang dengan beberapa alat yang menjadi menempel pada Asgar saat ini

“Dek?”

Ayezha menarik tangan kakaknya unruk mendekat pada ranjang kekasihnya, Abi menatap adiknya dari samping.

Abi menangkap tatapan sedih itu sesaat adiknya menatap keadaan pemuda di depannya, Abi menarik adiknya untuk merasakan pelukan hangatnya

Ayezha membeku dan sesaat kemudian mengeratkan pelukannya pada kakanya, Abi mengusap rambut halus dan legam milik adiknya. Ia mengecup pelan pucuk kepala Ayezha, “Yezha nya Kakak sekarang udah dewasa, Kakak bangga sama kamu. Gapapa kalau mau nangis, Kakak disini”

Ayezha kalut, ia menumpahkan isak tangisnya di bahu lebar Kakaknya.

Ini yang sebenarnya Ayezha butuhkan dari hari hari sebelumnya, ia tak kuat melihat Asgar yang lemah seperti ini, kekasihnya yang biasannya terlihat manja, bisa berjalan dengan tegak kini sudah tak ada lagi.

Hanya di gantikan dengan Kekasihnya yang lemah, kurus, dan bahkan berdiri di atas kakinya sendiri saja sudah susah

Cup.. cupp” Abi mencoba menenangkan adik kecilnya ini. Hati nya ikut merasakan sakit saat mendengar isak tangis adiknya yang terasa sangat menyesakkan

“Udah dek udah”

Abi melepaskan pelukan keduanya lalu memegang kedua sisi rahang Ayezha. Abi menatap tepat di manik Ayezha, tatapan teduh, menenangkan dan hangat itu dapat Ayezha rasakan. “Asgar bakalan sembuh, percaya dan terus berdoa, oke?” ucap Abi mencoba menenangkan, tangan nya mengusap air mata yang masih mengalir dari kedua mata adiknya

Abi ikut merasakan hancur dan sakit saat airmata itu mengalir dengan terusnya, ia kembali memeluk adiknya dan mengusap rambut adiknya dan mengecupnya sesekali

Abi sangat menyayangi adik kecilnya, Ayezha. Walau terkadang jika dirumah ia sering ribut, tak akur bahkan terkesan tidak terlihat seperti Adik Kakak, tapi jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi Ayezha, sangat.

Bahkan rasanya ia tak rela untuk melepaskan adiknya pergi sendiri keluar kota dengan seseorang yang baru dikenal, ia sempat beradu mulut dengan kedua orang tua nya setelah Ayezha pergi

_________________________________________


“Ayah gimana sih, kok ngizinin Adek pergi gitu aja sama orang yang bahkan baru dikenal” ucap Abi dengan penuh kekesalan dan emosi

“Udah Kak, udah. Jangan teriak teriak depan Ayah, gabaik” ucap Bunda menenangkan dengan mengelus bahu putra nya

“Ayah ga mungkin biarin Adik kamu sendiri, Ayah udah kenal sama tante Renata dan Ayah juga udah suruh orang buat jagain Adik kamu disana. Minggu Ayezha pulang, kamu yang jemput”

setelahnya Ayah langsung beranjak dari sofa dan meninggalkan ruang tamu

Bunda menatap Abi dengan tenang

“Ayah ga akan biarin Adik kamu pergi gitu aja tanpa pengawasan Ayah Kak, percaya sama Bunda kalau misalnya Ayah ga akan pernah biarin Adik kamu terluka, bahkan lecet sekalipun. Ayah kamu itu sayang banget sama Adikmu, tenang ya Aak, Bunda nyamperin Ayah dulu” setelahnya Bunda mengecup pipi Abi dan berlalu pergi

________________________________________

Abi memeluk erat Ayezha yang kini sudah meredakkan tangis nya, ia menatap Asgar dengan datar

Cepet sembuh, jangan jadi alesan buat kesayangan gue nangis lagi, gue benci itu.

_________________________________________

Halo, jangan lupa voment & share yaaa

Thank u, love

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang