H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
GAyezha berjalan di lorong rumah sakit dengan kedua tangannya yang menenteng plastik yang bisa dibilang lumayan besar, tadi Kakak nya memintanya untuk pergi ke salah satu market.
Ia menyapa dan tersenyum kepada beberapa suster dan anak kecil yang ia lewati
“Huh...” tangan nya cukup merasa pegal menenteng kedua belanjaan besar Kakaknya ini
Salah satu hobi Kakaknya adalah menjahili nya dengan cara seperti ini, kalau kalian tanya kenapa Ayezha mau ya karena dia dapet ongkos jalan, ongkos jajan dan ongkos online.
Dengan sekuat tenaga yang masih ada, ia menenteng kedua belanjaan itu dengan susah payah.
Ayezha tersentak kala salah satu plastik yang ia tenteng ditarik begitu saja, ia menoleh dan menghembuskan nafasnya lega, ia kira tadi adalah pencuri, tak taunya adalah Bastian.
Bastian berjalan di samping Ayezha dengan membawa salah satu plastik yang dibilang cukup berat dibandingkan yang Ayezha pegang.
Gadis itu tersenyum lega, tangan nya ia lemaskan dan ia reganggkan sesaat Bastian mengambil alih satu belanjaan nya
Ayezha juga masih heran kenapa kakanya itu kesini, aturan kan masih besok pas minggu, nanti akan ia tanyakan
Ayezha membuka pintu ruangan Asgar dengan perlahan, disusul dengan bastian yang ada di belakangnya.
“Taro disitu aja belanjaan nya” Bastian mengangguk sedikit mendahului Ayezha untuk meletakkan belanjaan nya di tempat yang ditunjuk gadis itu
Bastian berbalik dan menyadari jika atensi kedua orang yang ada di brankar dan dikursi tertuju padanya, ia juga bertanya tanya pada siapa yang duduk di kursi tersebut, tapi ia bukan lah siapa siapa jadi tak sopan rasanya jika ia terlalu ingin tau
“Terimakasih ya” ucap Ayezha, Bastian mengangguk dan tersenyum kepada Asgar dan Abi, setelahnya ia keluar dari ruangan
Abi menatap adiknya yang tengah terduduk di atas sofa, “Cape banget emang? Itu siapa tadi?”
Ayezha mendengus kesal, apa Kakaknya ini tidak punya mata untuk melihat banyaknya belanjaan yang ia bawa.
“Ga cape, soalnya aku terbang” ucapnya malas
Asgar tersenyum tipis melihat interaksi keduanya
Abi berjalan menuju meja yang dimana tempat belanjaannya di letakkan, “Oke pas, terimakasih boncelku”
Ayezha hanya mendengus kesal, ia berjalan kecil menuju brankar Asgar dan duduk ditempat kakanya duduk tadi. “Tadi kamu ga di apa apain kan sama Abi?”
Abi berbalik dan menatap adiknya dengan tatapan sinis nya, Abi berbalik dan duduk di sofa dengan minuman yang dibeli oleh adiknya tadi
Asgar menggeleng dan mengelus tangan kekasihnya, “Engga ah, emang aku mau di apain?”
“Siapa tau kamu di slebew sama dia”
Abi mencebikkan bibirnya, ia menarik ponsel yang bergetar dari saku celana nya. Ia menatap nya sekejap dan menatap adiknya. “Dek, bunda nelpon, angkat nih” Abi menyodorkan telepon nya pada Ayezha
Ayezha menatap kakaknya lalu menggeleng, “Gamau ah, kan Kakak yang di telepon, kenapa harus aku yang ngangkat?” jawab nya dengan wajah yang menurut Abi sangat menyebalkan dan ingin sekali ia kekep di antara sela sela ketek nya
Abi menekan tombol ijo dengan perlahan
BYURR
Asgar dan Ayezha tersentak kala Abi menyemburkan minuman itu secara tiba tiba
“Buset si boncel”
“BIYAAA... PABIIII...”
Ahh, Ayezha kenal betul dengan suara itu. Ia menghampiri kakaknya dan duduk tepat di sebelahnya
“Hiks Hiks.... Pabi tenapa nda bawa Ael.... Ael ma Biyaa hiks hiks..”
Abi menyerahkan handphone nya sepenuhnya kepada Ayezha, Abi berjalan ke arah kamar mandi dan mengambil sebuah lap untuk membersihkan bekas minuman nya
“Sorry sorry” ucap nya tak enak pada Asgar selaku pemilik ruangan ini
Asgar hanya tersenyum dan mengangguk “Gapapa, santai aja”
“Biyaaaaa......”
“Iyaa?”
“PABI NA MANAAA... AEL MAU MALAH MALAH MA PABI”
“Ael mau apa?” tanya Ayezha dengan suara yang menenangkan, batita yang satu ini benar benar harus dibujuk dengan perlahan lahan agar dapat melembek
Ael mengerucutkan bibirnya disana, “Ael mau peluk Biyaa... Pabi pelgi pelgi nda bilang Ael...” batita itu benar benar terlihat sangat galau dan sedih
Abi kembali duduk di sebelah adiknya dan melirik kearah handphone yang masih berisikan wajah Ael.
Abi memakan cemilan nya dengan santai, sementara disana Ael mencak mencak dan sangat terlihat kesal saat Ayezha mengarahkan kamera nya ke arah Abi
“PABI!”
Abi menghela nafasnya dengan pelan, tangan nya mengusap dada nya dan mencoba untuk sabar. “Apa cil”
Ael menahan kesal, bahkan wajah batita itu terlihat sedikit merah, Ayezha menahan senyum nya. “PABI NDA JELAS”
“Marah marah mulu perasaan, Pabi kesini buat jemput Biya”
“Benelan?” tanya Ael dengan sedikit antusias
“Benelan”
Tanpa kedua nya tau, ekspresi hati dan wajah Asgar langsung berubah sesaat ketika Abi mengatakan hal itu. Ia lupa bahwa Ayezha nya juga masih harus sekolah, Ayezha nya tidak bisa berlama lama disini
Abi menyadari ucapan nya tadi, tapi tidak dengan Ayezha. Gadis itu sedang asik mengobrol dan membujuk Ael untuk saat ini
Abi memandang kearah brankar sekejap, lalu mengalihkan kembali pandangan nya kepada layar handphone
Ia jadi merasa tak enak, tapi mau bagaimana lagi, itulah keadaannya.
Bagaimanapun juga Ayezha masih harus bersekolah, sebentar lagi juga akan melaksanakan ulangan kenaikan kelas nya
Asgar harus maklum dan yaa... sepertinya ia akan bergalau ria setelah ini
_________________________________________
Hallo, jangan lupa voment & share yaaa
Thank u, love.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASGAR
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ! ] Seorang lelaki dengan segala kekurangan nya, segala beban dan sakit yang ia tanggung sendiri. Hanya satu yang ia inginkan, mendapatkan kasih sayang dari orang sekitarnya, terlebih dari kedua orang tua nya Disaat kedua or...