12

828 45 1
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Ayezha saat ini tengah memilih milih beberapa bahan makanan. Matanya menelisik beberapa belanjaan yang ada di sekitarnya.

"Yezha?"

Mendengar namanya terpanggil, Ayezha menoleh lalu tersenyum. "Eh, Rega, ngapain?"

Rega berdeham, "Beli minum, lo mau ke apart Asgar?"

Ayezha kembali pada aktivitas nya, memilih beberapa bahan makanan, "Iya, ini aku lagi beli bahan makanan untuk masak buat Asgar" ucap nya tanpa menoleh

Rega terdiam sejenak, "Ah gitu, gue duluan ya"

Ayezha mengangguk, "Hati hati"

Rega berjalan tanpa memperdulikan ucapan Ayezha. Hatinya sedikit sakit saat melihat Ayezha selalu perhatian pada Asgar. Lagipula, tidak ada salahnya jika Ayezha lebih perhatian pada Asgar bukan? Tentu saja.

"Nyatanya gue selalu jatuh sama lo, jatuh dalam pesona lo selama 3 tahun ini. Tanpa lo tau itu, Yezha"

_________________________________________

Ayezha selesai dengan belanja nya, ia dengan ceria berjalan masuk kedalam apartemen Asgar. Setelah masuk, Ayezha terkaget saat melihat Asgar yang tengah memegang kepala nya erat, terkadang tanpa sadar pun cowok itu memukul kepala nya, guna menghilangkan rasa sakit itu

Ayezha melepaskan pegangan nya pada plastik belanjaan nya, ia menatap Asgar khawatir. "Asgar, hey! Kenapa?" suara itu sedikit bergetar

"Kita ke kamar yaa"

"S-sakittt, Shhhh"

"Iya sayang sebentar"

Ayezha segera merebahkan Asgar, dengan cepat Ayezha memeluk Asgar. Asgar yang menerima itu pun tak kalah memeluk Ayezha erat.

Asgar marah pada dirinya sendiri, lagi lagi ia selalu merepotkan gadis kesayangan nya. Asgar selalu lemah jika bersama Ayezha, dan Asgar benci itu.

Seharusnya ia selalu mengatakan dan membuktikan bahwa ia selalu baik baik saja. Tapi nyatanya, ia selalu lemah jika di depan Ayezha. Ia tidak ingin Ayezha melihat sisi lemahnya seperti ini.

"Ssttt, aku disini. Mana yang sakit? Biar aku elusin"

"Hiks gapapa, aku gapapa hiks, peluk peluk aja. Boleh?"

"Ini udah aku peluk. Udah yaa, ini aku elusin rambutnya. Tidur sayang"

Asgar tak membalas, sebisa mungkin ia menahan dan tidak mengeluarkan rintihannya saat ini. Ia tidak ingin membuat Ayezha khawatir lagi, cukup.

Asgar tertidur, tangan nya masih berada di kepala nya. Dengan lembut Ayezha melepasnya, ia mengelus rambut Asgar perlahan.

"Jangan kaya gini Asgar, aku takut"

Ayezha takut jika terjadi sesuatu terhadap Asgar, Ayezha hanya ingin Asgar selalu baik baik saja.

Asgar harus selalu di samping nya, bersamanya hingga tua nanti. Itu yang Ayezha inginkan, dan Ayezha marah ketika Asgar menyembunyikan suatu hal penting yang dirinya tidak tau.

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang