28

260 27 0
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Masih di tempat yang sama, Asgar memegang kepala nya karena rasa sakit yang tiba tiba menyerangnya. Ia berjalan dengan terburu buru, cowok itu memasuki salah satu bilik kamar mandi yang kosong.

Asgar mendudukan dirinya pada kloset duduk yang ada di dalam kamar mandi itu. Tangan nya memegang erat kepala nya. Sakit itu kembali terasa, sayangnya kali ini tak ada siapapun yang ia kenal dan bisa ia andalkan disini

Ia menarik nafaas nya perlahan, dan seiring dengan itu sakit nya sedikit berkurang. Asgar membuka pintu kamar mandi itu dengan perlahan, kaki nya perlahan berjalan menuju wastafel yang ada disana. Tangan itu mengadahkan air lalu mengusapkannya pada wajahnya.

Cowok itu menatap wajahnya pada cermin yang ada di depannya, kedua tangannya memegang sisi wastafel. Pikirannya kembali bercabang, ia memikirkan hal hal yanhg benar benar membingungkannya.

Dengan langkah perlahan nya ia mulai keluar dari kamar mandi, niat hati ingin mengisi perut di rumah makan ini, tapi kenyataan nya ia hanya mengisi pikirannya saja. Matanya menyusuri tempat makan itu dengan mata yang sedikit sayu, sampai pada akhirnya maniknya menangkap satu objek yanng begitu ia kenal, yang tak lain adalah Papa nya.

Dengan langkah malasnya cowok itu menghampiri Papa nya yang tengah berbincang dengan seorang perempuan dan seorang gadis muda, yang mungkin di perkirakan seumuran dengannya

“Papa?” panggilnya

Redrick menoleh saat seseorang memanggilnya, ia sedikit terkejut dengan kehadiran Asgar disini. Redrick tersenyum, ia mempersilahkan Asgar untuk duduk.

Asgar hanya diam, tak ingin ikut campur tentang urusan bisnis Papa nya. Ia sibuk melihat lihat hasil potretannya sedari kemarin.

“Suka memotret?” Asgar tersentak kaget saat seorang gadis yang ada dimeja ini tiba tiba bertanya padanya

Gadis itu tersenyum lalu menjulurkan sebelah tangannya. “Gladis, kamu?”

Asgar hanya memandang tangan itu dan tak berniat untuk membalasnya. “Asgar” jawabnya singkat lalu kembali sibuk dengan kegiatannya

Gadis itu mengangguk lalu memperbaiki posisi duduknya, maniknya menatap beberapa pengunjung yang datang lalu pergi.

“Asgar, sudah memiliki pasangan?” tanya gadis itu lagi. Asgar mengangguk lalu tersenyum tipis, gadis itu tersenyum ramah, “Aku juga sudah memiliki pasangan. Pasti pacarmu sangat cantik ya?” tanya gadis itu lagi

“Dia cantik dan baik, dia cuman satu.” ungkapnya bangga

Gladis tersenyum, ia mengangguk. “Mungkin suatu saat, kita bisa bertemu lagi dengan membawa pasangan kita? Or double date?” ucapnya antusias, Asgar lagi lagi hanya mengangguk dan kembali pada aktifitas nya sedari tadi yaitu melihat hasil hasil foto yang ada di kamera nya

Beberapa menit kemudian Redrick berdiri lalu bersalaman pada wanita yang berada di depannya, “Terimakasih atas kerja sama nya, besok mungkin kita bisa bertemu kembali untuk membahas pembicaraan tentang hal itu” Redrick tersenyum manis sembari menjabat tangan wanita yang ada di depannya ini

“Tentu, tinggal tentukan saja kapan dan dimana. Asgar, ikut ya” ajak wanita itu dengan senyum ramahnya, Asgar hanya mengangguk tipis tanpa ekspresi nya

“Ini tante Delta, Mama nya Gladis, rekan bisnis Papa” ucap Redrick memperkenalkan

Asgar lagi lagi hanya terdiam, ia bingung dan tidak tertarik dengan pembicaraan seperti ini. Bagaimanapun ini kali pertama nya ia di bawa dalam situasi seperti ini, bertemu rekan kerja papa nya dan juga dikenalkan pada mereka, entah ia harus antusias atau bagaimana tetapi ia tidak nyaman berada dalam situasi seperti ini

“Kami pamit ya, mari Delta, Gladis” pamit Redrick

Keduanya berjalan meninggalkan rumah makan itu dengan langkah perlahan. Asgar berjalan dibelakang papa nya dengan langkah perlahan nya. Redrick menatap kebelakang, “Ayo pulang, kamu yang bawa mobil ya” ucapnya

Asgar menggeleng, “Asgar masih mau keliling keliling pa, sebentar aja”  izinnya

Redrick menatap wajah Asgar sekejap, lalu ia mengangguk dan berlalu meninggalkan Asgar sendiri. Asgar menatap kepergian Papa nya dalam diam. Setelah mobil sang Papa pergi meninggalkannya, ia kembali berjalan jalan.

Cukup banyak orang di tempat ini, ia berjalan dengan kamera yang ia letakkan di depan wajahnya, tangan nya mengarahkan kamera itu pada objek yang ingin ia potret.

Kegiatan itu berlanjut selama beberapa jam kedepan, cowok itu mendudukan dirinya pada kursi panjang yang ada disana. Tangan nya meraih handphone yang ada di saku celana nya, tangan nya menyalakan data handphone lalu setelahnya ia membuka aplikasi chattingannya

 Tangan nya meraih handphone yang ada di saku celana nya, tangan nya menyalakan data handphone lalu setelahnya ia membuka aplikasi chattingannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengirimkan beberapa pesan pada Ayezha, setelahnya ia memasuki kembali handphone nya pada saku celanya nya. Asgar mengadahkan kepala nya keatas, menatap bintang yang berkelap kelip di antara gelap nya malam.

Pikirannya bercabang, banyak sekali hal yang ia takutkan, terutama tentang masalah dan satu rahasia yang tidak diketahui olehnya. “Huft....” cowok itu bangkit dari duduknya, kedua tangan nya ia masukkan pada saku celana nya.

Ia berjalan pelan menuju tempat penginapannya selama beberapa hari ini. Asgar tak mengharapkan apapun, ia hanya berharap jika esok adalah hari yang dapat berkesan juga bagi nya, ia hanya berharap jika selama di jogja ini, hanya ada hal hal yang dapat membuat nya terkesan, dan bukan mengecewakannya. Ya, semoga saja.

_________________________________________

Cowok itu memasuki kamarnya dengan perlahan, rencana nya malam ini ia akan menelfon  Ayezha, ia benar benar sudah merindukan gadis itu, sangat. Asgar memasuki kamar mandi dengan langkah malasnya, jujur saja ia juga salah satu orang yang sangat malas mandi

Asgar menyalakan shower, ia berdiri terdiam di bawah guyuran shower. Meredamkan segala lelah nya selama hari ini, esok ia akan mempersiapkan diri untuk segala hal yang terjadi

Asgar meraih shampo yang biasa ia pakai, cairan shampoo itu ia tuangkan pada tangan nya lalu ia usapkan perlahan pada kepala nya. Setelahnya ia membasuh rambut itu dengan perlahan

Asgar menatap tangan nya dengan takut, tangan itu penuh dengan helaian rambutnya yang semakin rontok. Ia memberanikan diri lagi untuk mengusap rambutnya.

Helaian rambut itu kembali memenuhi telapak tangannya, ia hanya bisa terdiam dalam guyuran shower, matanya memanas, air mata itu jatuh dan di bawa larut oleh air yang terus mengalir

Sepertinya keputusan nya untuk keramas kali ini benar benar salah, tapi bagaimanapun juga rambut itu akan habis seiring berjalan nya hari.

Pesan dari dokter nya selalu ia abaikan, ia lupa bahwa memiliki keinginan hidup untuk gadisnya, Ayezha.

Asgar terduduk di bawah guyuran shower, ia menatap rambutnya yang mulai berceceran di lantai terbawa air. Apa yang akan ia katakan pada Ayezha nya nanti ketika melihat nya seperti ini?

Ia benar benar membutuhkan Ayezha untuk kesembuhannya, ia hanya ingin Ayezha, tidak yang lain. Sepertinya juga keinginannya untuk menelfon Ayezha harus ia kubur, ia tidak ingin membuat Ayezha khawatir akan dirinya.

Cowok itu menangis di bawah air, ia hanya berharap bahwa hari hari yang buruk akan cepat berlalu, dan digantikan dengan hari yang penuh dengan kesan.

_________________________________________

Halo, jangan lupa voment & share yaa

Thank u, love!

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang