40

196 17 0
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G

Renata menatap interaksi putra nya dan seseorang yang ada di layar handphone. Ia ikut tertawa dan tersenyum ketika putra nya tersenyum.

Renata dengan segera membereskan potongan buah nya, ia mengintip sedikit kearah layar ponsel yang sedang menampilkan Ael yang sedang bertengkar dengan Abi

“Siapa itu?” tanya Renata menatap Ayezha dengan bingung

“Kakak sama sepupu ku tan”

Renata mengangguk lalu menatap kegiatan dua orang di ponsel itu yang sedang asik sendiri. “Mama mau beli makanan dulu ke kantin, Asgar mau sesuatu Nak?” tanya Renata

Asgar menggeleng pelan, “Gaada Ma”

“Itu aku udah beli cemilan ma” ucap Ayezha menunjuk kearah plastik yang ada di atas meja

Renata menggeleng pelan lalu tersenyum, “Ada yang mau Mama beli, sekalian ketemu sama dokter nya Asgar” setelahnya Renata keluar meninggalkan kedua remaja itu di dalam

AEL ABI TIDURR”

Kedua nya terkekeh mendengarnya, itu adalah suara Bunda Ayezha. “Ael bobo yaa” ucap Ayezha

Ael menatap Biya nya kesal dan dengan menahan tangis. “Mau bobo ma Biya...” ucapnya lirih

“Sama Pabi aja ayo”

“Diem nda!”

“Siap ndoro”

Asgar terkekeh melihat interaksi itu, ia kembali mengarahkan kamera nya kearah kekasihnya.

“Iya Ael bobo nya dikamar Biya aja” batita itu menggeleng pelan

“Sama Pabi” ia menggeleng kencang

“Nda mau!” kesalnya

Yaaa itu salah satu drama malam ini, yang dimana akhirnya Ael tertidur dengan di nyanyikan oleh Ayezha.

Tak jauh dari sofa yang di duduki Ayezha ada Asgar yang selalu melihat kegiatan gadis itu, senyum nya, tawa nya, segala nya tak ingin ia lewatkan begitu saja.

Salah satu moment berharga dihidupnya adalah melihat Ayezha tersenyum dan tertawa dengan lepas, sekalipun itu bukan karena dirinya.

Ayezha melirik sebentar pada kekasihnya yang sedang menatapnya tanpa henti, mulutnya tetap bersenandung agar batita itu tetap terlelap

Moment ini, tak akan pernah asgar lupakan dan akan terus membekas hingga akhir

_______________________________________

Ayezha berjalan menyusuri lorong rumah sakit sendirian, tangan nya ia masukkan kedalam saku jaketnya. Ia menghirup aroma malam hari ini dengan tenang

Ia mendudukan dirinya pada salah satu bangku yang ada di taman. Ia menatap langit diatas sana, pandangan nya jatuh pada bintang yang begitu terang dan bersinar di bandingkan yang lainnya

Tak lama kemudian gadis itu menoleh saat seseorang menyodorkan nya secarik kertas berwarna ungu

Boleh ikut duduk disini?

Ayezha menatap kebelakang, seseorang menatap nya dengan raut wajah yang tak terbaca. Ayezha mengangguk dan tersenyum, “Boleh” ia menggeser sedikit posisi nya

Pemuda itu mendudukan dirinya tepat disebelah Ayezha, kedua nya terdiam beberapa saat sampai akhirnya pemuda itu menulis sesuatu di sticky notes nya.

Kekasihmu sudah tidur?

Ayezha mengangguk pelan, ia mengeratkan jaketnya lalu menggosok gosokkan kedua tangan nya.

“Kamu ga kedinginan?” tanya Ayezha saat melihat pemuda di sebelahnya hanya menggunakan celana panjang dan kaos pendek

Pemuda itu menggeleng pelan, ia kembali menatap langit dengan diam nya. Ayezha pun sama hal nya, kedua nya sama sama terdiam

Keadaan kekasihmu, bagaimana?

Ayezha menatap kertas itu dengan diam. Ia kembali menatap keatas, menghembuskan nafasnya lalu tersenyum. “Dia baik, kondisi nya jauh lebih baik dari sebelumnya”

Pemuda itu menoleh, ia mengangguk kecil lalu tersenyum

Ayezha menoleh, “Bagaimana dengan Sabrina, Bastian?”

Pemuda yang di ketahui bernama Bastian itu menoleh lalu tersenyum dan menganggukan kepala nya pelan. Ayezha mengangguk paham, ia ikut tersenyum melihatnya

Pemuda itu bernama Bastian, ia adalah Kakak dari Sabrina. Anak kecil yang di jumpai oleh Ayezha di taman tadi saat bersama dengan Asgar. Pemuda itu baru saja lulus tahun ini. Berperawakan tinggi, putih dan kurus. Di kupingnya dikaitkan alat untuk mendengar

Pemuda tuli dan bisu yang mengurusi adiknya sendiri, kedua orang tua nya berada di luar negri untuk urusan bisnis mereka, sementara Bastian dan Sabrina ditinggal disini tetapi tetap pada pengawasan kedua orang tua nya.

Dengan baik Bastian selalu menjaga dan merawat adiknya sepenuh hati.

Sabrina mengidap penyakit kanker hati, penyakit yang sudah diderita nya kurang lebih satu tahun ini. Bastian sangat menyayangi adiknya, rasanya tak ingin sedetik pun ia lewatkan untuk melihat sabrina melawan sakitnya sendirian

Disini hanya ada dirinya dan adik kecilnya. Sabrina sangat membutuhkannya, Sabbrina adalah nyawa nya, adik kecilnya dan malaikatnya.

Bastian menghela nafas nya, menatap Ayezha sebentar lalu pergi dari tempatnya.

Ayezha menatap secarik kertas yang di tinggalkan Bastian di kursi tempat ia duduk tadi

Jangan berlama lama disini, cuaca nya lumayan dingin. Terimakasih dan titipkan salamku kapada kekasihmu.

Ayezha tersenyum melihatnya, ia berdiri dari duduknya. Ayezha meregangkan sedikit ototnya, setelah nya ia kembali ke ruangan Asgar dengan secarik kertas tadi yang masih ada di tangan nya.


_________________________________________

Jangan lupa voment and share yaaaa

Thank u, love.

ASGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang