06| MR. Liamdro jeams✅

9.6K 425 3
                                    

Helloooo selamat malam!!

OMF UPDATE GUYS!!

****

- Mr. Liandro Jeams

Adira  menduduki salah satu kursi yang sudah dihias dengan pita sedemikian elegan. Menatap sekitar, semua orang juga sedang bercerita akan tampang sang boss dan latarbelakang yang Adira sendiri pusing mendengarnya. 

Adira menoleh dan tersenyum ketika salah satu teman satu divisi denganya duduk tepat di sampingnya, tetapi seketika senyum itu pudar ketika bukan balasan dengan senyumlah yang Adira dapat, melainkan tatapan sinis. 

"Yah, aku seperti seorang berpenyakit tertular  saja ketika ditatap seperti itu," gumamnya sembari kembali membuang tatapan ke arah lain. Kunjungan sang boss benar-benar meriah dan itu sampai mengundang beberapa stasiun televisi. 

"Gue lihat-lihat  tubuh lo nggak berpenyakitan,  lihat saja lo baik-baik aja. Tapi, kok gue ihat sedari tadi orang-orang ngeliat lo kayak punya penyakit  menular aja." ujar seseorang tepat di samping Adira membuat Adira tersentak kaget lantas  memegang dada .

"Ups, gue ngagetin lo yah, Sorry." ujarnya meringis sembari menggaruk pelan pelipis. Adira menaikkan alis melihat seorang gadis yang tak familiar kini berbicara seakan keduanya telah begitu lama akrab. 

"Lo pekerja baru yah? Atau emang udah lama kerja, tetapi Wfh?" tanya gadis itu membuat Adira sontak menggeleng kepala pelan.

"Nggak dua-duanya," ucapnya pelan. Masih tidak menyangka dengan gadis berponi yang duduk tepat di sampingnya ini.

"Gue pekerja lama. Kerja udah 4 tahun di sini." kata Adira membuat gadis berponi itu menganguk kepala pertanda mengerti.

"Lo tau nggak pak Abraham? Yang cakep itu ... Di divisi marketing itu loh." ujar gadis itu dengan kepala menatap sekitar lalu mengatakannya dengan berbisik. Adira sontak menelan saliva kasar mendengarnya. Shit! Adira harus kembali mengingat  kejadian menyatakan perasaan kemarin. Berusaha tenang, Adira pun ber-Oh-ria, lalu Menggelengkan kepala pada gadis itu dengan kaku.

"Nggak kenal." ujarnya berbisik hampir seperti lirihan, tetapi dapat didengar jelas gadis berponi itu.

"Oh ya? Anjay! Lo nggak kenal pak Abra  ... Sumpah! Kalau lo ngeliat mukanya, gue jamin, lo klepek-klepek, sama kek gue ... hehehe" ujarnya tak percaya dengan heboh membuat adira  meringis. Adira merasa bersalah pada gadis itu karena sudah berbohong padanya. Nyatanya Adira sangat kenal Pak Abraham.

Dalam hati, Adira merutuki dirinya sendiri. Memutar bola mata malas sembari merapalkan dalam hati bahwa dirinya sangat kenal Pak Abraham. Tentu saja pria tampan yang berhasil membuat hidup Adira jungkir bolak- balik, lalu setelahnya menjatuhkan dirinya ke dasar terdalam hingga Adira tidak tau cara untuk bangkit.

"Eh, lo di divisi mana sih?" tanya gadis itu membuat Adira yang tengah melamun segera tersadar dan menjawab dengan pelan. "Personalia."

"Muthefuc—" pekik gadis itu terjeda karena mendapat tatapan tajam dari Adira. Gadis berponi itu menutup mulutnya dengan kedua tangan, lalu menoleh kesekelilingnya yang melirik keduanya. Gadis berponi itu kembali meringis pelan.

"Sorry, eh, kenalin nama gue Aria Dakota, hobi gue nyanyi di kamar mandi, jogging keliling kompleks, gangguin  kevin main game dan dengerin lagu, well  itu hanya selingan sih, kalau gue bosan." ujarnya membuat Adira menatap gadis itu melongo. Sungguh, baru kali ini Adira menemukan gadis yang banyak plusnya. Suara cemprengnya sangat mengganggu gendang telinga.

"Adira Amanta." kata Adira sekenanya yang mendapat anggukan dari gadis bernama Aria Dakota. 

Adira menatap gadis yang sedang menyengir padanya membuat Adira mendengus.

  "Lo anak dari wali kota?" tanya Adira pada gadis itu. Aira mengangguk kepala pelan, lalu setelahnya menggeleng. Adira berdecak, lalu setelahnya mengibas tangan seperti mengusir sesuatu. "Well, lupain pertanyaan gue. Anggap aja gue nggak nanya." kata Adira lagi, Aira pun mengangguk saja.

"Woah ... Lo kenapa nggak kepo sama gue sih, padahal cowok di divisi gue pada kepo soal kehidupan gue." ujarnya yang membuat Adira yang tadinya mendengar kata sambutan di depan sana kini mendelik pada gadis di sampingnya.

"Gue cewek." ujar Adira datar membuat Aria mengangguk pelan. "Gue tahu kok, lo cewek ... Yang bilang lo transgender siapa?" tanya gadis itu dengan  polos membuat Adira menggertakkan gigi menahan amarah.

"Eh, lo tahu nggak boss baru kita. Katanya masih muda lo ... Lo nggak tertarik gitu sama boss baru kita. Jangan kira boss baru kita botak dan perut buncit yah,  nggak sama sekali. Gue punya fotonya, lo mau liat nggak?" tanya Aria membuat Adira ekstra sabar pada gadis yang terus bercerita dengan menggerak-gerakkan tubuhnya—bak seorang cacingan saja.

"Sepertinya nggak. Gue nggak tertarik." ujar Adira sekenanya, lalu kembali menatap lurus ke depan sana. Tak lama setelahnya Adira menautkan alis binggung saat pria yang ditemuinya tadi di dekat koridor menuju toilet. Pria itu berdiri begitu gagahnya di depan panggung dan diberi hormat oleh semua orang termasuk Aria. Apa yang Adira lewatkan sekarang?

"Itu adalah boss kita. Gue tahu, lo pasti terpesona. Sudahlah, katakan sejujurnya, gue orangnya jaga rahasia, kok." Ujar Aria yang tak Adira hiraukan. Gadis itu masih tak menyangka  bahwa  pria yang kini sedang  berbicara di mimbar dengan gagahnya  adalah pria yang tadi bertemu denganya dan bahkan terjatuh  di koridor  karenanya.

Tubuh Adira seketika mendingin. Memegang kepala yang seketika terasa pening. Sungguh, dirinya bertemu sang boss dan dirinya tadi begitu tak sopan.

"Muthefucker!" umpat Adira dengan berbisik sembari mendudukan dirinya. Adira tak peduli lagi akan panggilan dari Aria yang menatapnya dengan kebingungan.

"Astaga!   j- jadi ... Gue tadi ngomong sama Si boss." gumamnya. Adira  kembali berdiri dan menatap pada Aria yang tengah menatap penuh kagum pada boss baru yang tengah berbicara di depan sana.

"Siapa nama boss baru kita?" kataku dengan penuh cemas. Aria menoleh dan tersenyum lebar.

"Pria Asal Amerika Serikat yang tampan dan cocok sekali dengan namanya. Mr. Liamdro James." kata Aira membuat Adira seketika menahan pekikan dari bibirnya.  Ketika kembali menatap ke depan sana, tak sengaja tatapan Adira dan pria itu saling bertubrukan.

Adira seketika menegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adira seketika menegang. Pandangan pria di depan sana seakan mengatakan pada Adira bahwa, "Hei, Nona. Aku adalah pekerja baru. Iya, pekerja baru sebagai boss di kantormu."

"Mati aku." gumamnya pelan dan memutuskan tatapan mata mereka. Pria itu pun selesai dengan bicaranya dan dipersilahkan untuk duduk di tempat duduk atasan.

To be continue

Catatan :

Wfh:  Work from home ( bekerja dari rumah)

OH MY FAT! END (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang