Happy reading guys!
***
Adira menambah waktu libur membuat Liamdro semakin gusar. Hari-hari pria itu berantakan dan karyawan-karyawati menjadi pelampiasan amarah tak jelas dari dalam dirinya.
"Enak saja mereka menambah libur mereka, sedangkan aku bersusah-susah dengan dokumen tumpuk ini, begitu!"gerutunya pada diri sendiri.
Beberapa karyawan menambah waktu liburan mereka tanpa persetujuan dari Liamdro. Bahkan Liamdro yang berlibur di New York saja datang tepat waktu sesuai tanggal masuk kerja.
"Apa mereka mau di pecat huh? Dion! Dion!" teriak Liamdro membuat pria yang tengah sarapan itu terkejut dan melepas begitu saja pada meja lalu melangkah menemui sang pimpinan yang tengah tantrum.
"Selamat pagi Sir, ada yang bisa saya bantu?" ujar Dion ramah membuat Liamdro yang memijat kepala.
"Kemari."ujar Liamdro pelan membuat Dion yang berdiri menjulang di depan pintu mendekat.
"Apa Adira menghubungimu?" tanya Liam telak membuat Dion sedikit menaikan bibir.
"Sir nggak lihat instastory si mbak yang lagi liburan?"ujar Dion berhasil membuat Liamdro memejamkan mata pertanda menahan amarah.
"Aku tak memiliki instagram."ujar Liamdro datar membuat Dion mengangguk paham lantas menunjukan postingan Adira melalui ponselnya.
Mata Liamdro membulat melihat tawa bahagia Adira di layar ponsel itu, bahkan tawa wanita itu sampai memenuhi isi kepalanya. Liamdro menggelengkan kepala cepat.
"Apa dia sedang bersama keluarganya?" tanya Liamdro polos membuat Dion yang menunduk di depannya mengangguk cepat.
"Tentu saja, Sir . Lihatlah, bahkan Mbak sulit dihubungi, hanya saja instagramnya saja yang aktif, atau mungkin emailnya juga?" tanya Dion membuat Liamdro dengan cepat membuka email dan mengirim pesan pada wanita itu.
"Sir ... i-itu kirim email mbak buat apa?" tanya Dion membuat Liamdro menatapnya sengit.
"Bisa tidak jangan memanggil kekasihku dengan mbak! Panggil nama saja. Mbak? It's weird!" tekan Liamdro membuat mulut Dion terbuka, lalu setelahnya mengatup rapat. Kekasih? Sepertinya Liamdro sudah mengakui.
"K-kekasih? W-ow! Congratulations! Selamat Sir, saya ikut senang!" pekik Dion sembari menjabat tangan Liamdro membuat gurat kebinggungan kentara pada wajah sang pimpinan.
"Mengapa kamu tidak cemburu?" tanya Liamdro berhasil membuat Dion tersedak ludah. Dion sungguh terkejut.
Cemburu? Sejak kapan dia cemburu pada hubungan Liamdro dan Adira. Sepertinya sang Liamdro salah paham terhadapnya.
Dion tertawa canggung, "S-sepertinya saya memiliki pekerjaan yang perlu anda tanda tangani, saya permisi Sir." ujar Dion sembari membungkuk hormat dan tergesa-gesa keluar meninggalkan Liamdro yang melongo menatap pria itu.
"Ada dengannya? Sangat mencurigakan!" gumam Liamdro sembari menatap play store terdapat aplikasi yang dibicarakan Dion sang sekretaris kini sudah terunduh.
"Sejak kapan aku mendownload aplikasi aneh ini?" gumam Liamdro dengan penuh kebinggungan. Pria itu menatap lekat aplikasi yang meminta dia untuk mendaftar sebagai pengguna. Jujur saja, Liamdro tak pernah menggunakannya. Lagi pula instagram hanya untuk bersenang-senang. Saat berbisnis pun email menjadi yang utama digunakan.
"Cih! Kekanakan, aku tidak ingin menggunakannya." gumam Liamdro dengan kedua tangan masih mengikuti persyaratan menjadi pengguna instagram itu.
Katakan Liamdro kolot menggunakan media sosial. Liamdro hanya memiliki Whatsapp saja. Itu pun karena sang ponakan yang mendownload untuk dia dan menambahkan nomornya pada grub obrolan khusus keluarga.
"Shit! Repot sekali, tinggal telpon saja nomornya atau mungkin saja gadis nakal itu sudah membalas emailku!" monolognya sembari menggapai tablet dan memeriksa apakah Adira membalas emailnya.
Dan nihil, Liamdro sama sekali tak mendapati balasan dari gadis itu. Pria itu melempar asal tablet dan mengacak rambut frustrasi.
"Shit! Mengapa harus terus mengingat tawa bahagia gadis nakal itu! Lihat saja, akan ku buat kamu tidak bisa berjalan! Lihat saja!" geramnya penuh kengerian. Pria itu berdiri, lantas keluar begitu saja dari ruangan tanpa menunggu panggilan protes dari sang sekretaris.
"Sialan! Ini si Mbak kenapa pake nambah liburan sih, kan gini jadinya. Dobel kerja gue nih!"kesal Dion sembari berkacak pinggang. Pria itu melangkah kembali menuju meja dengan bahu lemah.
Sindy datang menghampiri Dion dengan wajah masamnya. "Dion ... Sir ada? Mau minta tanda tangan ini nih, lihat dokumen si Adira gue yang harus ambil alih. Emang dia libur kemana sih?"ujar Sindy kesal sembari melirik pada ruangan sang pimpinan.
Dion yang sedang kesal menunjuk ke arah lift dengan dagunya. "Baru aja keluar. Lo nggak lihat, gue juga beban, jadi lo balik lagi gih, mood gue lagi nggak bagus. Gue harus nanganin ni dokumen banyak dan harus ditanda tangan hari ini juga."ujar Dion mengusir Sindy membuat gadis itu menatapnya dengan wajah masam.
"Ini juga gue mau balik." geram Sindy sembari melangkah pergi dengan kaki dihentak-hentak tanda kesal.
Dion tak peduli, pria itu kembali mengerjakan dokumen, Dion tidak mau kena amukan lagi dari sang pimpinan.
Baru saja tangan Dion bergerak pada papan keyboard, panggilan masuk memenuhi ruangannya. Dion pun geram lalu mengatur napas untuk menjawab panggilan.
"Hallo, Jeams Corp di sini." Kata Dion lembut nan tegas.
"Saya minta alamat kampung halaman Adira" ujar Liamdro dari seberang tanpa beban. Dion seketika menatap gagang ponsel dengan wajah syok.
"B-buat apa, Sir?"tanya Dion dengan keheranan. Pria itu pun mencari alamat lengkap Adira pada domisili karyawan.
"Kirimkan saja!" tekan Liamdro dari seberang dengan suara berisik kendaraan lain. Dion tebak pria itu sedang berada di jalan.
"Oke, Sir. Saya matikan panggilan ini dan akan saya WhatsApp anda."ujar Dion dengan sopan, lalu mematikan panggilan dengan wajah syok.
"Njirr! Muke gile! Benerkan ape kata gue ... Si boss emang sebucin ini sama si mbak. Hahahaha .... Emang yah, cowok kalau udah bucin jadi kayak orang gila. Ampe disamperin tuh si mbak di kampungnya."gumam Dion sembari mengirimkan alamat lengkap Adira pada sang pimpinan.
"Gue tebak sih mbak bakal lebih syok! Ah gue kerjain aja, nggak usah kasih tahu, biarin aja si mbak kalang kabut."ujar Dion dengan usil. Pria itu pun kembali mengalihkan tatapannya pada komputer dihadapannya.
"Terus gue kapan bisa leha-leha! Gue juga pengen bucin, malah bucin sama kerjaan yang padat banget. Liburan juga dikit aja."rutuk Dion sembari menggaruk pelipis yang entah kapan mulai terasa gatal.
Dion pun kembali menghubungi Divisi personalia dan mengabari bahwa pimpinan sedang sibuk dan tidak bisa diganggu beberapa waktu ke depan. Dan laporan yang harus ditandatangani pun disimpan di meja sang boss. Entah kapan sang boss pulang baru akan ditandatangani.
"Nah, terus dokumen yang gue kerja gimana untuk tanda tanganya? Kan, kan, gue dongo sendiri. Bentar aja gue chat lagi. Kerjain setengah dulu, biar setelahnya bucin." monolog Dion dengan raut mulai membaik dari sebelumnya.
Tak lama ponsel Dion berdenting tanda pesan masuk. Menggapai dan membaca pesan dari sang pimpinan.
Boss
Laporan yang bakal ditanda tangani simpan saja di meja saya. Hubungi juga orang yang mau inves, untuk undur waktu pertemuan. Katakan saya keluar kota.To be continued!
Aku udah update yah, tunggu part selanjutnya.
Eh, aku juga belum update di Karyakarsa. Tunggu notif aja guys!
Terima kasih sudah menunggu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY FAT! END (REVISI)
RomancePertemuan pertama dengan sang boss baru, Liamdro jeams yang datang berkunjung ke kantor cabang membuat perubahan signifikan pada diri Adira.