Happy Reading
°°°
"Paket!"
"Paket!"
Teriakan kurir menyadarkan aku dari aksi seru membacaku. Aku bangun dengan ogah-ogahan melangkah ke luar menemui kurir. Lantas membuka pintu dan memasang wajah seramah mungkin bak pramuniaga melayani para pembeli.
"Atas nama Adira Amanta?" Ujar Kurir dengan senyum ramahnya. Adira mengangguk pelan dan menerima paket yang begitu berat sekali.
"Pak, bisa minta bantuan dorong ke dalam nggak, soalnya berat banget. Maaf aku ngerepotin yah."ujar Adira meminta bantuan dengan raut tak enaknya. Dengan senang hati sang kurir membantu mengangkat paket yang begitu berat itu.
"Oke kak, udah. Saya foto dulu yah. "Ujarnya sembari mengambil gambar diriku yang masih mengenakan piyama tidur dan rambut yang diikat asal-asalan.
"Oke terima kasih kak. Saya permisi."Adira mengangguk lantas tatapannya beralih pada paketnya.
K
edatangan sang mama mengalihkan tatapan Adira dari paket besarnya. Adira lantas menggaruk lengnnya sembari tersenyum paksa.
"Kamu... Beli apaan Ampe besar kayak gini, ohhh treatmil."ujar sang mama sembari memicingkan mata membaca kertas yang tertempel di luar paket milik Adira.
"Bentar, Treatmill? Kamu mau olahraga? Baguslah, mama seneng banget deh. Aduh, nggak sabar mau pamerin di papa deh."ujar sang mama membuat Adira mendengus mendengarnya.
"Mama nih, apa -apa pamerin sama papa. Dulu aja pas aku mens pertama kali, mama paling heboh ampe telpon Papa yang lagi tugas."omel Adira cemberut begitu mengingat kejadian masa lalunya saat masa pubertas.
Sang mama sontak tersenyum lebar sembari mencubit pipi sang putri dengan pelan.
"Kan suami, suami Mama, gimana sih. Lagian lebih enak cerita ama suami, daripada cerita sama temen mama yang ternyata ada temennya juga. Bukan rahasia antar mama sama dia deh, malah jadi rahasia umum."ujar sang mama sembari memotret paket Adira lalu mengirimnya pada obrolan dengan sang suami.
Adira mengangguk setuju. Ada benarnya juga kata sang mama. Adira semasa SMA sering mengalami hal itu. Adira adalah tipe orang yang terbuka saat memiliki teman yang benar-benar tepat menurutnya, tepat saat SMA dirinya mendapat teman dan bercurhat ria bersama sang teman, tetapi Adira yang malang justru terkejut begitu semua teman sekelasnya mengetahui mengenai rahasianya.
"Ma, aku nyimpan ini di kamar aku yah Ma. Eh, tapi kan berat."ujar Adira sembari memikirkan paketnya untuk diletakkan di mana.
"Di sana aja. Letakkan di sudut. Ada space kosong tuh, ayo dorong ke sana. Eh, buka dulu ini plastik yang masih terbungkus nih, nanti mama bantuin untuk dorong deh. "Ujar sang mama sembari melangkah menuju sofa dan berbaring di sana. Adira pun mengangguk lantas memulai aktivitasnya.
"Ma, badan aku sejak seminggu turun 2 kg nih, nanti aku usahain biar lebih bagus lagi dan sehat, tapi syaratnya mama bolehin apa aja permintaan aku."ujar Adira sembari serius membuka paketnya sesekali melirik sang mama. Mendengar itu, sang mama terbangun dari posisi baringnya dan menopang dagu dengan beralaskan punggung sofa.
"Apa aja permintaan kamu? Lalu, kalau nggak gimana?"tanya sang mama serius menatap pada kegiatan Adira.
"Hemm, Mama sih, boleh -boleh aja. Lagipula ini untuk kesehatan kamu kan, kamu nggak rasa seram apa kalau semisal kamu diagnosis diabetes atau penyakit yang lebih bahaya. Kamu tahu kan, susahnya bergerak ketika lemak berkumpul?"ujar sang mama membuat Adira terdiam sembari mengendikan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY FAT! END (REVISI)
RomancePertemuan pertama dengan sang boss baru, Liamdro jeams yang datang berkunjung ke kantor cabang membuat perubahan signifikan pada diri Adira.