52|Nasi Campur

1.9K 87 3
                                    

Happy Reading!!!

***

Adira merogoh ponsel yang bergetar. Menatap pada pop up layar ponsel dan tersenyum begitu seseorang yang ditunggu, kini sudah mengirimkan pesan padanya.

Liam

Nanti makan siang sama siapa?

Anda
Nggak tahu, belum pada ajak makan siang nanti. Mungkin Dion.

Liam
Okedeh. Sama Dion aja. Lebih aman.

Anda

Oh yah? Beneran? Okedeh. Kamu juga makan siang sama siapa? Makan apa? Di mana?

Adira menatap cemas pada pertanyaan beruntun darinya. Bisa saja Liamdro tidak membalas pesannya karena sedang sibuk atau mungkin lelah menjawab pertanyaannya. Memikirkan pesan membuat Adira menjadi overthingking.

"Makan apa yah hari ini."gumamnya sembari melirik jam tangan, lalu setelahnya kembali pada ponselnya. Wanita itu menatap penuh harap saat pesan sudah terbaca.

"Yah, nggak dibalas."lirihnya begitu menunggu balasan dari Liam, tetapi sama sekali tidak mendapatkan balasan.

Raut wajahnya kembali berbinar begitu getaran telepon masuk dari Liam. Adira pun melirik sekitar dan lega semua sibuk pada pekerjaan masing-masing.

"Hallo ..."ujarnya nyaris berbisik. Adira begitu merindukan pria ini. Entah cara apa yang digunakan Liam membuat Adira begitu tidak fokus dan terus memikirkan Liamdro.

"Hallo ..." mendengar suara Liam membuat jantung Adira kembali berdetak kencang.

"Kamu lagi sibuk sekarang?" tanya Liam dari seberang membuat Adira tanpa sadar mengeleng pelan.

"Nggak sibuk -sibuk amat, kok. Kamu masih rapat yah?"ujar Adira begitu mendengar suara seseorang sedang memberi penjelasan terkait proyek.

"Iya."jawab Liam sekenanya. Adira mengangguk pelan dan menunggu Liam kembali berbicara.

"Aku makan sama rekan bisnis, nanti siang. Lagi pengen makan yang berkuah dan hangat, soalnya lagi flu. Di restoran hotel pastinya."ujar Liam menjelaskan yang berhasil membuat Adira tersenyum diseberang.

"Kamu flu? Batuk juga nggak? Nanti aku kirimin  kamu foto obat. Nanti ke apotek deh, supaya flu -nya nggak kepanjangan."ujar Adira bernada khawatir. Liam tersenyum diseberang sembari terus menatap pada pria yang kini memaparkan materi dilayar di depannya.

"Flu aja. Batu nggak."ujar Liam memberitahu. Adira pun mengangguk lega. Setidaknya Liam tidak batuk. Akan lebih mengkhawatirkan jika dia sakit dan tidak ada yang mengurusi.

"Loh, Dion kok, nggak ikut?"tanya Adira begitu keheranan melihat Dion masih berkutat dengan laporan yang masih disusunnya.

"Besok nyusul."ujar Liam membuat Adira beroh-ria.

"Yaudah, kamu masih rapat. Aku juga mau anterin laporan ke Dion. Aku tutup dulu."ujar Adira mengakhiri  panggilan.  Begitu selesai dengan panggilannya, Adira pun kembali mengerjakan laporannya sembari menunggu print, setelahnya membawa laporan kepada Dion untuk di cap sebagai ganti tanda tangan ketika Liam sedang keluar kota seperti ini.

OH MY FAT! END (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang