Happy Reading!!Warning!
Part membuat ikutan emosi dan sakit hati!
****
Adira memandang jengkel Liamdro yang teru membersihkan permukaan bibirnya hingga tak tersisa pemerah bibir. Seketika Adira mengerucutkan bibir begitu berkaca bibirnya terlihat pucat. Adira terlihat seperti wanita yang baru saja sembuh dari sakit.
"Bisa tidak untuk tidak memakai lipstik berwarna itu. Pakai saja lipstik yang biasa kamu pakai. Warna merah jambu yang bening itu. Aku tidak suka kamu memakai lipstik warna ini."cetus Liamdro begitu jengkel sembari menyugar rambut dan wajahnya. Adira menatap jengkel Liamdro, lalu setelahnya membuang wajah pada jendela mobil.
"Jalankan mobilnya. Ngapain kita di sini."ketus Adira sembari menatap sekeliling jalan raya hang sepi. Semua sibuk bekerja, lalu mengapa harus menghentikan mobil di tengah jalan seperti ini hanya untuk mengomeli dandanannya yang menurut Liamdro sangat jelek.
"Ini karena kamu. Kamu yang memulai. Ke kantor masa dandannya seperti ini. Kamu... Membuatku marah!"ujar Liamdro dengan tatapan tajamnya menghunus pada Adira. Wanita itu hanya menghela napas kesal.
"Liam. Apa matamu buta? Apa kamu tidak melihat perubahan pada wajahku? Padahal mama tadi pagi bilang, aku cantik dan sangat menawan. Terus pa satpam kompleks juga bilang aku gagah pisan."ujar Adira membuat Liamdro mengemerlatukan Gigi hingga berbunyi nyaring.
Adira meringis, lantas merengek ketakutan. "Aku beneran lo! Tapi kamu nggak mau aku dandan cantik dan modis seperti ini? Kamu mau aku jelek terus? Gendutan terus, iya? Kamu nggak malu sama aku yang buruk rupa, sewaktu aku SMA aja dipanggil babi sama temen-temen dan kamu tetep mau? Gitu!"ujar Adira mulai ikutan terbawa emosi. Liamdro sontak membawanya pada pelukan. Adira gak memberontak, justru bahunya yang bergetar.
"A-aku nggak tahu, sebenarnya orang-orang maunya aku gimana, sih! Aku berubah salah, nggak berubah juga salah! Aku selalu salah di mata mereka!"ujarnya terisak sangat putus asa mengeluarkan unek-uneknya.
Liamdro sontak menegang mendengarnya. Pria itu, baru sadar. Ternyata wanitanya sedang tidak baik-baik saja. Lantas, Liamdro melepas pelukan, merangkum wajah sang wanita dan menatapnya dengan senyum paling menenangkan hati semua orang. Adira membalas menatapnya dengan linangan air mata.
"Jadilah dirimu sendiri dengan gayamu, kepribadianmu, pemikiranmu. Don't change yourself just someone loving you! Be your self and let the right, one fall for you." Ujar Liamdro dengan tatapan lekat pada wajah bersimbah air mata Adira. Mendengarnya pecah sudah tangis Adira. Wanita itu kembali terisak membuat Liamdro terkekeh pelan.
"Hey, look at me. You're a special person. Live with the innocent heart of a child, a wise-minded woman. Kalaupun harus membandingkan, bandingkan dirimu kemarin dengan hari ini. Lakukanlah, lalu setelahnya bersyukur." Lanjut Liamdro membuat Adira berhenti terisak. Wanita itu menatap Liamdro dengan mata sembabnya. Bahkan riasannya kini sudah tak menarik lagi.
"Astagaa, wajahku sangat tidak enak untuk dilihat."gumam Adira sembari meringis menatap wajahnya yang begitu amburadul. Liamdro terkekeh, lantas memberikan tissue pada kekasihnya.
"Sudah lebih baik?" ujarnya dengan lembut sembari menaikan tuas rem, lalu kembali melajukan mobilnya dengan pelan.
Adira membersihkan wajahnya dengan serius sembari menoleh sekilas pada Liamdro yang mengemudi dengan santai. "Liam, apa nggak apa-apa kita telat? Aku seperti seorang karyawan yang tak tahu malu saja. Akhir-akhir ini, ke kantor seenaknya sendiri." Ujar Adira yang ditanggapi Liamdro dengan decakan.
"Siapa suruh tidak go public soal hubungan kita. Mungkin, mereka akan paham. "Ujar Liamdro santai membuat Adira menghela napas berat. Wanita itu menatap sekali lagi wajahnya yang kini bersih dari make up.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY FAT! END (REVISI)
RomancePertemuan pertama dengan sang boss baru, Liamdro jeams yang datang berkunjung ke kantor cabang membuat perubahan signifikan pada diri Adira.