26| 10.000 hours✅

3.5K 132 3
                                    

Guysss aku update lagi yah, sorry kemaren nggak sempet update ...

HAPPY READING!

***
Liamdro memasuki perusahaan dengan senyum tak surut membuat Dion sendiri sampai menyipit curiga.

"Raut wajah itu ... seperti familiar. Yah.. Sir b-bucin?" gumam Dion dengan penuh keterkejutan sembari kedua tangan menutup mulut.

"Aroma-aroma bucin sangat kentara. Hebat yah mbak Dira nih, sekalinya deket ampe bucin anak orang. Fiks Mbak bakal diboyong ke rumah di luar negeri sih."gumam Dion pelan lalu mesem-mesem ketika mengingat kejadian beberapa hari lalu antara Adira dan sang pimpinan.

Bunyi ketukan sepatu memecah aksi Dion. Menoleh dan kembali tersenyum melihat Adira pelakunya.

"Hai" sapa Adira pelan sembari menatap Dion dengan wajah memerah. Adira cukup malu mengingat kejadian kepergok oleh Dion.

"Mbak kok repot-repot sih bawa ginian ke gue. Lagian juga ini belum jam makan siang Mbak ... Perhatian amat." ujar Dion dengan senyum lebar begitu melihat Adira menenteng plastik logo restoran.

Kening Adira mengerut sembari menatap pada tatapan Dion sedari tadi, Adira merigis malu. Wanita itu dengan cepat menyembunyikan paper bag ke belakang tubuh.

" Di sorry yah ... jadi gini, i-ini bukan untuk lo, t-tapi untuk Liamdro!" gumam Adira pelan hampir seperti bisikan membuat Dion melipat kedua bibir .

"Yahh, parah banget lo mbak. Lo Php-in gue nih. Padahal udah berharap banget loh.. mana belum sarapan tadi pagi lagi, miris banget gue." ujar Dion berakting memasang wajah kecewa yang dibuat-buat membuat Adira memutar bola mata jengah.

"L-lo sih n-nggak bilang sama gue ... I-ini nggak papa kan ngasih sih Liam, nanti pas makan siang gue traktir lo kok, tenang aja nggak makan di luar kok, gue pesen online aja. Gimana mau nggak?" tawar Adira sebagai tutup mulut agar tak membocorkan kepada siapapun mengenai hubungan antar Adira dan Liamdro.

Dion pun memicing jahil membuat Adira salah tingkah. "Bener loh mbak, gue tuggu nanti. Boong dosa loh."kata Dion dengan kekehan geli.

"Gue jamin, ni mulut di kancing rapat."gumam Dion sembari menirukan adegan mengancing.

"Bagus. Lo mau dibeliin apa nih? Tapi ntar dulu, gue masuk dulu ... ngomong-ngomong si Bule dalem lagi hectic banget kah?" tanya Adira sembari menoleh pada jendela ruangan Liamdro yang tak mendapatkan figur pria itu.

Dion ikut menoleh dan mengangguk pelan. " Bener mbak, Sir lagi TTD kontrak proyek baru sama perusahaan Citra Corp." ujar Dion dengan pelan membuat Adira mengangguk kepala paham.

"Kalau gitu gue titip lo aja yah. Takut ganggu, gue juga mau nyelesain pekerjaan gue keburu jam makan siang." ujar Adira pelan lalu meletakkan paper bag pada meja Dion.

"Eh, Mbak nanti gue kena semprot gimana ... si Mbak nggak tahu aja taktik cowok. Bilang minta beli bubur kayak gini tuh sebenarnya bukan karena lapar, tapi karena mau lihat wajah lo Mbak. Klise banget." ujar Dion sembari melirik minat pada bawaan Adira.

"Kapan gue jadi pimpinan yah ... enak bener diperhatiin makan, dikabarin setiap hari, dicariin orang penting. Nasib, nasib." gumam Dion sembari berbenah dan hendak mengantar makan siang sang pimpinan.

"Ada apa?" ujar Liamdro datar begitu Dion mengalihkan pembicaraan Antat Liamdro dengan pihak perusahaan Citra Corp.

"Makan siang pesanan, Sir. " ujar Dion ramah lalu melirik sekilas pada pria tua renta yang kini sibuk dengan kertas berisi perjanjian di meja.

"Oke, letakkan di situ saja dan kembalilah bekerja."ujar Liamdro dengan pelan lalu kembali berbicara mengenai persetujuan kerja sama.

"Jadi, apa yang saya dapat kalau saja perusahaan kita bisa bekerja sama. Apa menjamin bakal saling menguntungkan?"ujar Liamdro pelan sembari kembali memakai kacamata.

Dion mengendikkan bahu begitu mencuri dengar soal ucapan sang pimpinan yang tegas lalu setelahnya kembali menuju meja khusus sekretaris.

Liamdro pun mengambil ponsel yang berdenting di sela mendengarkan penjelasan sang kolega dan tersenyum kecil begitu orang yang dinanti pelakunya.

Adira

Aku menitip bekal pada Dion
Apa sudah di antar?

Anda
Sudah.
Datanglah ke ruanganku.

Lalu setelahnya Liamdro pun menyimpan ponsel lalu mengalihkan perhatian sepenuhnya pada sang kolega.

"Saya menyetujui." ujar Liamdro mengakhiri perbincangan.

To BE CONTINUED!

Gaess lanjutannya bakal aku update di karyakarsa yah, sampai bertemu di lapak sebelah gaessss

OH MY FAT! END (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang