25| You never know✅

3.6K 135 8
                                    

Aku update guys!!

Perhatian!! Ada adegan dewasa!!!

HAPPY READING!

***

Adira melangkah dengan penuh semangat memasuki kantor megah milik sang Boss yang kini sudah ramai. Sebentar lagi jam kerja kantor dimulai dan Adira bersyukur karena telah sampai in-time.  Wanita itu melangkah ringan menuju stan kopi milik kantor tepat di lantai satu berhadapan dengan pintu masuk utama.  Lambungnya masih mampu menampung kopi yang sangat nikmat dan lezat itu. Memikirkannya membuat  Adira meneguk ludahnya.

"Selamat Pagi, mau pesan berapa cup kopi Mbak?" tanya salah satu karyawan membuat Adira terdiam memikirkan sembari mengetuk dagu dengan telunjuk.

" 3 saja mbak. 2 cup pakai susu, 1 cupnya lagi tanpa gula yah." ujar Adira yang diangguki karyawan tersebut.

"Ditunggu mbak pesanannya." ujar karyawan itu sembari membuat pesanan Adira.

Adira pun menunggu sembari tangannya mengetuk meja pantri dengan mata menatap ke segala arah. Begitu pandangannya terhenti pada pintu utama,  Adira terkejut  mendapati sang boss melangkah dengan gagahnya mendekatinya.  Seketika itu juga Adira membalikkan tubuhnya dan menutupi wajahnya dengan papan quotes yang ada di meja pantri cafe.

Para karyawan cafe  menatapnya dengan wajah lucu, Adira pun meletakkan telunjuknya pada  bibir memberikan kode agar para  karyawan tersebut untuk diam, seakan mengerti para karyawan cafe itu menahan senyum dan mengangguk pelan.

" Udah pergi yah dia?" tanya Adira berbisik pelan sembari mendongak pada karyawan pria yamg kini tersenyum gemas pada tingkah Adira. Pria itu meletakkan tiga cup kopi pesanan Adira sembari menunduk pelan.

" Siapa mbak? Nggak ada orang kok." ujar pria itu sembari melirik pada belakang tubuh Adira dengan tatapan jahil. Adira sontak membenarkan posisi berdirinya dengan normal dan tersenyum canggung.

 menghela napas lega, lalu berkata," Untung saja. Terima kasih yah, ini sekalian tip buat kamu." sembari memberikan uang lebih pada pria itu. Karyawan pria itu menatap lama dan ragu.

"Aduh, gimana yah mbak ..." ujarnya ragu sembari menoleh pada belakang tubuh Adira lagi. Adira mengerutkan dahi binggung lantas ikut menoleh ke belakang dengan santai. Seketika tubuh Adira hampir terjatuh jika saja dia tak menahan bobot tubuhnya pada meja pantri. 

"Shit! Anjir keceplosan gue!"  umpatnya sembari menutup bibir dengan kedua tangan. Adira seketika melirik pada pria yang kini menatapnya dengan ringisan dan gerakan bibirnya yang mengatakan " sorry"

"It's okay." lirih Adira sembari membenarkan posisi berdirinya yang lebih aneh dari kemarin. 

"Apa yang salah padamu? Tingkahmu seperti seorang penyusup saja. Mengapa tak mengangkat telpon dariku? Apa ponselmu rusak sehingga mengabaikan telpon dariku hm?" ujar Liamdro bertubi-tubi dengan datar dan penuh kekesalan. Adira meneguk saliva panik. Diliriknya pria yang kini sibuk membersihkan meja pantri dan sesekali melirik pada keduanya.

Dengan sekali gerakan Adira mengapai cup kopi dan menarik lengan Liamdro menjauh dari tempat tersebut. Adira tak mau beberapa orang mentapnya dengan rasa ingin tahu yang tinggi tentang hubungan keduanya. Adira tidak ingin hal yang  sama terulang seperti pria yang baru saja menatap mereka tadi dengan penuh rasa penasaran yang tinggi.

"Bisa tidak kamu tidak membahas soal itu di depan umum? Lihat saja orang akan berpikiran yang tidak-tidak tentang kamu dan aku." raung Adira kesal sembari melepas lengan Liamdro begitu saja. Pria itu menatap tanganya dengan datar.

OH MY FAT! END (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang