Hello kita kembali lagi guys!!
Gimana kabarnya?
Ada yang masih menanti 'Oh my fat' update!Perhatiaan!
Sangat berbahaya!! Adegan dewasa!•••
Untuk kesekian kali Liamdro menggerakkan tangan pada pisat gairah. Pria itu terus mendesah kesal lantaran pusat gairahnya belum mereda. Keringat mengucur deras pada sekitar kening dan batang hidung.
"Sialan! Sialan! Sialan! Tunggu saja kau! Aish menyebalkan!" umpatnya untuk kesekian kali pada wanita yang entah lari kemana mencari tempat persembunyian.
Liamdro frustrasi begitu tidak melihat keberadaan Adira di mobil. Wanita itu meninggalkannya. Senyuman penuh kebahagiaan pun surut.
"Mana Adira?"tanya Liamdro saat itu dengan kebingungan. Sang sopir pun melirik melalui kaca kecil, lalu berkata, " Tadi sudah berangkat ,Pak. Ibu Adira menitip pesan pada saya." ujar Sopir ragu membuat Liamdro mengeram kesal.
"Katakan!" ujarnya dengan rahang mengeras. Si sopir pun menoleh pada sang boss.
"Katanya, main sendiri saja. Anda sudah besar dan perlu mandiri xixixi."ujar sopir membuat Liamdro seketika berteriak kesal. Apalagi mendengar si sopir tertawa saat selesai mengatakan pesan dari Adira.
"Mengapa kau tertawa?"tajam dan menusuk. Liamdro tujukan pada sang sopir yang kini terdiam kaku.
"Saya tidak tertawa, Pak. Saya cuman menyampikan pesan dari Bu Adira yang pada akhir kalimatnya pun tertawa pelan. Xixixi." ujar si sopir membuat Liamdro berteriak semakin frutrasi di dalam mobil.
"Sialan! K-au ... Kau! Mengapa bodoh sekali!"teriak Liamdro menunjuk si sopir yang masih terduduk kaku di kursi pengemudi. Liamdro pun mengurut keningnya yang tiba-tiba pening.
"Wanita itu! Ah sialan! Jalankan mobilnya ke rumah saja! Saya ingin menuntaskan sesuatu!"teriak Liamdro penuh amarah sembari memejamkan mata menahan sesuatu.
Pria berahang tegas itu pun mendudukkan tubuh pada kursi di kamar. Setelah berjam-jam berkutat dengan sabun mandi dan kamar mandi, akhirnya dirinya selesai. Namun, kepuasan belum didapatkan lantas membuat Liamdro tak mood.
"Akh!! Sialan! Dasar murahan! Mengingat wajahnya saja kau sudah berdiri! K-kau sialan!" teriaknya frustrasi sembari menatap nyalang pada benda yang kini berada di antara pahanya.
"Tunggu saja Adira Amanta! Aku akan mengurus surat nikah kita!" gumam Liamdro begitu tajam serta wajah pucat pasi.
"I'm tired! Sialan!"desis Liamdro penuh kefrutrasian. Pria itu pun kembali berdiri dari duduk lalu melangkah menuju toilet untuk membereskan.
"Aku akan menikahimu, lalu malam pertama ... Aku lakukan hingga beronde-ronde! Tunggu saja kau Adira." ujar Liamdro tajam penuh ambisi.
•••
Adira masih berkutat dengan komputer, tapi beberapa saat dirinya di panggil manager bagian personalia. Adira pun beranjak dari tempat lalu melangkah menuju ruangan manager.
"Selamat siang, Bu. Ada yang bisa saya bantu sehingga ibu memanggil saya?"ujar Adira membuat wanita paruh baya itu mengayunkan tangan meminta Adira duduk di sofa di ruanganya.
"Iyap. Saya sangat memerlukan bantuanmu ... Saya lihat, kinerja kerja kamu bagus. Dan karena itu, saya memutuskan kamu sebagai perwakilan untuk presentasi rapat mingguan nanti. Karena kamu tahu kan, beberapa masih menangani data keuangan proyek."ujar wanita paruh baya itu dengan kacamata melorot dihidungnya.
Adira terdiam. Gadis itu sedikit terkejut." J-jadi ibu percayakan saya untuk presentasi rapat mingguan yang mana akan dihadiri oleh bapak ceo?" ujar Adira dengan penuh binar. Hal ini yang dinanti-nantikanya.
Wanita paruh baya itu tersenyum, "Iya dong. Saya percayakan sama kamu. Nanti kamu tinggal datakan lagi yah ... Tau aja kan, Ibu udah tua. Jadi harus di cek lagi, takutnya ada yang salah hitung gitu." Adira mengangguk semangat.
"Kalau soal itu mah, saya bisa lah, Bu. Nanti saya datakan. Rapat mingguan akan dilaksanakan hari Selasa kan?" Kata Adira semangat sembari menerima sebuah map dari sang manager.
"Terima kasih, Dira. Saya harap kamu bisa bantu saya. Saya mau lihat kinerja kamu saat presentasi dulu, nanti gimana -gimana kamu ikut deh data ke lapangan. "Kata sang manager membuat Adira seketika menahan pekikan senang.
"Oh my God! Pasti, Bu. Saya akan lakukan itu. Kalau gitu, saya permisi."ujar Adira dengan senyum merekah. Sang manager pun mengangguk pelan.
Adira keluar dari ruangan manager dengan senyum merekah. Begitu matanya tak sengaja melirik ke luar jendela. Adira melihat Dion yang sedang melangkah dengan tangan memegang sebuah surat. Adira pun menghampiri Dion.
"Lo ngapa dah? Janji makan kita jadi ntar yah! Gue deh yang traktirin! Abisnya gue ngerasa bersalah karena batal mulu."ujar Adira tak enak hati membuat Dion tersenyum gugup. Adira menatapnya aneh.
"Lo ngapa dah? Nggak biasanya kecut gitu?"tanya Adira lagi sembari menarik kertas di tangan Dion. Pria itu tersentak dan menghembuskan napas berat saat melihat tatapan tajam Adira.
Dion pasrah dan membiarkan Adira membuka kertas itu dan membacanya. "Lo mau resign?"tanya Adira sekilas sembari mulai membaca surat. Dion menggeleng cepat.
"Nggak kok, Mbak."kata Dion pelan.
"Loh, bentar deh. Lo buat kesalahan apa sih, ampe disuruh buat surat pernyataan kesalahan! Ini biasanya kesalahan fatal loh!"kata Adira sembari terus membaca. Berbeda dengan Dion yang kini sudah terdiam gugup.
"N-nggak tahu mbak. Kemaren saya diperintah gitu sama Sir Liam."ujar Dion pelan membuat Adira yang membaca surat tersebut semakin jengkel.
"Kayak apa aja sih, l-lo masalahnya kok hanya gini? Masa karena sering nyindir boss dan sering ngomong sama g-gue?"tanya Adira tak habis pikir. Wanita itu pun meramas kertas tersebut hingga tidak berbentuk.
"Mbak ... Kertasnya, Mbak! I-itu gimana gue serahin ke pak Liam? Udah nelpon dan bilang simpan di meja beliau! Gimana dong!"kata Dion panik membuat Adira menghela napas berat.
"Astaga ... Sialan banget si itu bule lokal!"desis Adira dengan penuh kekesalan. Gadis itu merangkum wajah, lalu memberikan kertas itu pada Dion.
"Mbak ... Kertasnya rusak."lirih Dion sembari menatap sendu pada Adira.
"Udahlah, nggak usah. Biar gue yang bantai tu bule lokal. Nggak usah takut, lagian kesalahan yang lo lakuin nggak menghambat perusahaan kan?"ujar Adira dengan penuh kekesalan. Dion mendongak dan menatap aneh Adira.
"Emang bisa mbak? Mbak punya hubungan gelap sama Sir Liam?"celetuk Dion seketika membuat Adira tersedak ludahnya sendiri.
Memukul lenganya dan menatapnya tajam."Enak aja."
Noted:
To be continued!
Aku publish memang aja deh:)
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY FAT! END (REVISI)
RomancePertemuan pertama dengan sang boss baru, Liamdro jeams yang datang berkunjung ke kantor cabang membuat perubahan signifikan pada diri Adira.