13| With you ✅

8K 311 3
                                    

Hello aku updateee!!! Sengaja aku cepetin update guys!

VOTE AND COMENT!

***

Adira mendengus kesal pada pria yang tengah terduduk di kursi di samping ini. Bagaimana Adira bisa bekerja jika dirinya diawasi selama dua puluh empat jam di ruangannya.

Tidak sampai di situ saja, Adira juga kembali pusing saat seluruh rekan satu perusahaan menatap dirinya aneh sembari berbisik-bisik mengenai kedekatanya dengan sang boss. Ah, rupanya dirinya tidak akan berhenti untuk tidak dijadikan bahan pembicaraan.

Astrid yang bernotabene penyebar berita ini tentu saja berpangku tangan dan berpura-pura tidak mengetahui akan hal ini membuat Adira berdecih tak suka. Sungguh licik sekali gadis ini. Adira sungguh binggung, apa yang disukai pak Abra tentang Astrid. Padahal semua yang berada di tubuh Astrid hanya palsu.

"Sir ... Permisi, apa sir nggak malu diliatin sama karyawan?"tanya Adira pada Liamdro yang dengan santai duduk dengan kedua kaki berada di atas meja Adira. Liamdro sendiri hanya tersenyum saja, lalu kembali menatap lekat pada Adira yang entah mengapa begitu sexy ketika sedang serius.

"Saya tidak malu kok, saya lagi pakai baju. Jadi buat apa saya malu."jawab Liamdro sekenanya membuat Adira harus menahan rasa kesalnya.

Sindy yang sedang meneguk kopi panasnya sontak tersedak. Gadis itu menoleh dan menatap aneh pada boss barunya ini.

"L-lo ada apa sih sama si boss? Perasaan kayak dekat banget. Jelasin Dira."ujar Sindy sembari berdehem pelan membuat Adira melototkan mata.

"N-nggak kok! L-lo jangan ngarang deh! Beliau boss kita, n-nggak mungkin lah!"ujar Adira panik membuat sindy menyipitkan matanya menatap Adira curiga.

Setelah sadar akan kepanikannya, Adira pun berdehem pelan. Melirik pada pria aneh yang untungnya sedang sibuk dengan ponsel.

"Gue nggak ada hubungan apa-apa sama Sir Liamdro! Lo bisa nggak ikutan nuduh gue lagi dekat sama Sir Liamdro! Gue nggak mau berita aneh sampai denger lagi ke telinga gue!"ujar Adira tegas pada sindy. Bahkan Adira sampai tak menyadari bahwa ucapannya terdengar oleh satu ruangan.

Liamdro pun mendongak dan menatap tajam pada gadis bertubuh gempal yang entah mengapa terlihat begitu menggemaskan ketika sedang kesal itu.

"Ah, rupanya hubungan kita sudah tersebar sayang?" kata Liamdro dengan suara seraknya membuat Adira menoleh dan membulatkan matanya.

"Pria sialan!"desisnya tajam. Adira sangsi melihat kelakuan Liamdro yang begitu nekat sekali.

Menoleh pada ponselnya dan semakin marah saat nomor baru milik siapa lagi kalau bukan Liamdro. Boss sialan yang sayangnya sangat tampan itu.

"Bule sialan!"rutuk Adira kesal. Membaca lanjut pesan itu dengan hati yang berdebar.

08********

Terima permintaanku dan kamu aman hari ini.

Dengan Gigi gemerlatuk kesal, Adira pun kembali menyimpan ponsel begitu saja pada meja kerja. Gadis itu hendak berteriak meluapkan kekesalannya. Sungguh, Adira tak tahu bagaimana lagi cara menolak permintaan pria brengsek disampingnya ini.

Menoleh pada sekitar dan menghela napas berat saat melihat beberapa karyawan kantor sengaja berjalan lambat di depan ruangan personalia agar memiliki kesempatan mencuri dengar pembicaraan mereka. Menatap pada Sindy yang sedari tadi asik berselfie bersama dirinya dan sang boss tentunya, lalu mengirimnya pada akun gosip.

Adira butuh Dion sekarang. Namun, Dion sedang keluar di perintahkan oleh si pria sialan di sampingnya ini. Dan dengan terpaksa serta penuh frustrasi Adira pun menerima permintaan pria yang sedari tadi menaik-naikkan alisnya menggoda dirinya.

Adira melangkah mendekati Liamdro dan berbisik dengan tajam."Liamdro fucking jeams pria brengsek yang paling saya benci! Saya menerima permintaan anda!" Liamdro sontak tertawa terbahak membuat beberapa menatap aneh pada sang boss.

"Auh, sepertinya kalian semua salah yah ... Saya sedang membutuhkan Adira teman kalian ini. Gadis ini begitu pintar dan pakar soal cinta, jadi beberapa hari ini saya sering berkonsultasi soal cinta. Kebetulan saya sedang patah hati."ujar Liamdro dengan memasang wajah sedih. Melihat itu, Adira terdiam melihat akting pria dihadapannya gang begitu hebat.

"Kenapa harus jadi CEO sih, kalau soal berdrama hebat. Nggak artist aja sekalian. "cibir Adira membuat Liamdro hanya tersenyum menyebalkan. Tentu saja hanya di mata Adira, tidak dengan Astrid dan Sindy yang kini sudah terpana melihat senyum sang boss.

"Astaga ... Boss ganteng banget."celetuk Sindy tanpa sadar membuat Adira menaikan alis. Gadis itu berdecih malas mendengarnya.

Adira akui pria dihadapannya memang tampan, tetapi sindy belum tahu saja bagaimana kelakuan aneh pria itu. Ini hanya sebuah "image" agar terlihat cool dihadapan Karyawan.

"Terima kasih, kamu adalah orang yang kesekian kalinya memuji saya ganteng."ujar Liamdro sok ganteng. Pria itu berdiri dari duduk dan membenarkan jasnya yang sedikit kusut.

"Huek. Pen muntah."gumam Adira. Astrid menatap semua tingkah Adira. Gadis itu jadi semakin curiga mengenai hubungan bossnya dengan gadis yang sangat dibencinya.

"Kalau begitu, saya minta maaf karena sudah menggangu pekerjaan kalian semua. Saya ke ruangan saya dulu,"ujarnya dengan senyum lebar masih tercetak jelas. Adira merenggut tak suka melihatnya.

"Oh iya, Adira ... Saya masih membutuhkan tempat curhat. Sebentar saat makan siang, saya harap kamu sudah berada di sana."ujarnya membuat Adira menahan napas mendengarnya. Ingin protes, tetapi begitu melihat tatapan mengancam dari pria brengsek yang sayangnya sangat tampan itu membuat Adira mati kutu.

Sindy meyikut Adira pelan membuat gadis itu menoleh dan menaikan alis bertanya. "Iyain aja. Boss ganteng banget sumpah. Nanti gue ikut yah."tawar Sindy membuat Adira menghela napas berat.

"Nggak minat. Lagian gue nggak ke sana habis makan siang. Gue udah janjian sama Dion."ujar Adira santai sembari tersenyum puas melihat kepergian sang boss yang begitu menyebalkan itu.

Sindy sontak membulatkan mata cerahnya. Gadis itu tersenyum centil sembari semakin mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Adira. Adira menoleh dengan risih." Lo ngapain sih,"ujarnya membuat Sindy tersenyum tipis.

"Gimana kalau gue aja yang gantiin lo. Itung-itung, buat dekatin gue ama si boss."ujar Sindy membuat Adira menatapnya sebal.

"Kagak. Gue nggak berurusan sama hal begitu. Lagian, gue juga nggak jawab iya sama tawaran sih boss."ujar Adira pelan membuat sindy menahan kesal. Gadis itu pun mencari cara lain.

"Lo mau si boss ngerusak acara makan siang lo sama si Dion?"tanya Sindy berusaha memanasi Adira.

Adira berpikir sebentar dan menatap sindy dengan datar. "Nggak papa lah. Lagian Dion cuman traktir doang, kalau pun boss mau gabung sih, fine-fine aja. Malah lebih rame lagi. Gue pun puas. Secara kan si boss berdompet tebal."ujar Adira santai membuat Sindy mendengus malas.

"Lo mau ikut?"tanya Adira dengan senyum liciknya. Sindy pun enggan menjawab.

"Nggak minat."ujarnya ketus. Akhirnya membuka suara setalah lama Adira menunggu balasan darinya.

"Oke, nggak papa kok."jawab Adira pelan. Lalu kembali pada kursi kerja dan mulai fokus pada tumpukan Kertas di atas meja. Melihat itu, Sindy berdecak kesal. Gagal sudah untuk mendekati si boss baru.


To be continued!

OH MY FAT! END (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang