1. SANDERA

970 100 45
                                    

2 Juni 1981

Berhati-hati lah.

Scott membentuk kelompok untuk membajak kereta sore ini. Semalam mereka pergi ke Manitoba, berkamuflase menjadi penumpang kereta. Kelompok ini berpakaian hitam dengan topeng yang menutupi mata dan mulut mereka. Hari ini, 2 Juni 1981, kereta akan dibajak dan mungkin beberapa orang akan menjadi korbannya. Aku tidak tahu apakah kabar ini akan sampai tepat waktu ke Manitoba, tapi aku harap warga Saskatchewan berhati-hati.

Ingat, keadilan ada di pihak yang benar.

Yours truly,

Mr. Buck

***

Kereta dari Manitoba ke Alberta melintasi area padang rumput di perbatasan Saskatchewan dengan cukup pelan. Walaupun dari jauh kereta uap itu nampak normal, di dalamnya begitu ricuh dengan banyak adegan tembak menembak dan perkelahian di dalamnya. Yang alhasil membuat beberapa orang memilih melompat dari jendela demi menghindari pembajakan itu.

Beberapa saat berlalu, kereta api masih melintas dengan kecepatan penuh. Namun demikian, semuanya berubah ketika segerombolan pria berbaju hitam dan bertopeng mulai rusuh dan menembaki orang-orang di dalam kereta.

Dari arah utara, terlihat 11 mobil dan seseorang berkuda bergerak cepat menyusul kereta uap. Satu hingga dua orang dari masing-masing mobil bergerak menuju atap ketika mobil mereka sudah bergerak sejajar dengan kereta.

Tak terkecuali pria berkuda putih dengan sebuah kain yang menutup hidungnya. Topi fendoranya menghalau kedua mata tajamnya. Siapa pun yang melihatnya pasti sudah paham bahwa dia adalah ketua dari pasukan bermobil itu.

Orang-orang di atas atap mobil mulai melompat ke gerbong untuk menyelamatkan penumpang. Ada sebagian yang terlibat perkelahian, ada juga yang ikut baku tembak di dalam sana.

Sang pria berkuda memelankan laju kudanya untuk bergerak menuju gerbong paling belakang. Namun, ketika tiba di gerbong dua dari belakang, ia melihat sesosok gadis yang melongokkan kepalanya keluar jendela.

"Selamatkan aku!"

Alis tebalnya mengerut. Awalnya ia ingin mengabaikannya karena sudah pasti ada orang lain di dalam sana yang akan menyelamatkan gadis itu. Tapi, di sela suara kereta yang berisik, ia bisa mendengar pintu kabin yang gadis itu tempati digedor paksa. Beberapa kali juga terdengar tembakan untuk upaya membuka pintu yang terkunci itu.

"Kau bukan penjahatnya, 'kan? Selamatkan aku, ku mohon," pinta gadis yang sudah sangat ketakutan itu sekali lagi.

Tanpa diminta dua kali, ia bergerak menuju penghubung gerbong. Ia membisikkan sesuatu pada kudanya sebelum melompat ke rantai penghubung. Dengan sigap, ia mengeluarkan pistol dari sabuknya, menembaki kaki pasukan hitam bertopeng yang ada di sepanjang koridor. Terutama pria yang tengah menggedor paksa pintu kabin nomor 52.

Ia menendang lelaki dengan kaki bersimbah darah itu ke samping sebelum mengetuk pintu kabin. Ketika pintu itu terbuka, ia segera menarik gadis asing itu. Pasukan bertopeng lain dari gerbong depan bergerak cepat menuju ke arah mereka. Ia mendekap gadis itu erat. Tangan satunya mengarahkan pistol ke orang-orang bertopeng itu sementara ia melindungi gadis itu dengan tubuhnya.

Sesampainya di rantai penghubung gerbong, ia segera menutup pintu gerbong. Dengan kawat yang ia temukan di bawah, ia mengunci pintu tersebut.

Seperti yang ia titahkan tadi, kudanya masih senantiasa menjaga ritme larinya sama dengan laju kereta.

"Aku akan lompat ke sana. Setelah itu, kau yang lompat," ucapnya cepat pada sang gadis sebelum lebih dahulu lompat ke atas pelana.

Tak sempat mencerna perkataan sang pria, gadis itu harus terkejut saat pria penolongnya itu melompat lebih dulu darinya dan mendarat sempurna di atas pelana. Ia membulatkan matanya, menatap ke arah bawah dengan tatapan ngeri. Saat ini ia hanya berdiri di atas rantai penghubung, di bawah sana ada rel yang dilalui oleh kereta yang kencang.

LITTLE CLICHÉ - Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang