25. ALBERTA

358 42 46
                                    

Setelah beberapa lama tak sadarkan diri, Anna membuka matanya. Badannya terasa sangat remuk walaupun hanya ia gunakan untuk bernapas. Zeke benar-benar melakukannya dengan kasar dan membuatnya selemah ini.

"I hurted you, didn't I?"

Suara rendah itu membuat Anna menoleh. Zeke berbaring menyamping di sebelahnya, membelakangi jendela yang kini menyorotkan cahaya ke arahnya. Sudah pagi rupanya.

Sang gadis menggeleng lemah, tersenyum kecil pada Zeke yang menatapnya khawatir.

Zeke tahu Anna tengah berbohong saat ini. Tapi, fakta bahwa gadis itu terbangun dengan senyuman membuatnya sedikit lega. Ia menaikkan selimut yang membalut tubuh Anna hingga menutupi leher penuh bercak itu. "Mau minum susu hangat?" tawarnya.

Anna mengangguk kali ini. Membiarkan Zeke bangkit dari posisi tidurnya untuk keluar dan mengambilkan susu hangat. Matanya terus mengekori pria yang menjadi tokoh utama malam panjangnya.

Ternyata hidup sebercanda itu. Kini mereka jatuh pada taruhan yang mereka buat atas ego mereka sendiri.

Sesampainya di dapur, Zeke segera mengeluarkan sebotol susu dari dalam kulkas. Ia seharusnya bisa cepat menuangkannya ke dalam panci untuk ia hangatkan. Namun, gerakannya justru terhambat ketika sebuah tangan menyekap mulutnya dengan kuat. Saat ia hendak melakukan perlawanan, kedua tangannya itu ditahan ke belakang tubuhnya hingga botol dalam genggamannya pecah begitu saja ke lantai.

Ia menoleh, seorang pria asing dengan kain hitam yang menutupi separuh wajahnya itu adalah pelakunya. Ia tidak bisa menebak siapa orang di balik masker kain itu karena ia lebih dulu diseret paksa ke arah ruang tamu.

Di sana, ia terkejut bukan main ketika melihat Sam duduk di sana dengan posisi mulutnya terlakban serta tangan yang terikat ke belakang. Di samping kakaknya itu terdapat seorang pria jangkung yang menatap ke arahnya dengan seringaian.

"Hi, Mr. Buck 3. Senang berjumpa denganmu."

Dia adalah Jonathan Hill. Pria jangkung yang membuat satu pria asing lainnya mendekat ke arahnya untuk mengikat tangannya dan membekap mulutnya dengan lakban, sama seperti Sam.

Kejadian itu terlalu cepat dan pria di sana begitu kuat dan kekar melebihinya. Karena itu ia kesulitan untuk berontak dan melakukan perlawanan. Bahkan hanya untuk meloloskan diri dari cengkeraman saja sangat sulit dan melelahkan.

Ia dan Sam dipaksa untuk masuk ke sebuah mobil van hitam yang terparkir di depan rumah. Dengan sigap, seolah mereka adalah profesional, mereka memosisikan Zeke dan Sam ke dalam mobil dan melajukannya dengan kecepatan yang gila.

Sementara itu, Anna baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya sendiri. Selangkangannya masih sedikit perih, sehingga ia berjalan dengan sangat hati-hati keluar dari kamar.

Ia pikir, ketika ia keluar ia akan mendapati sosok Zeke atau Sam di dapur. Nyatanya, rumah itu sangat sepi seolah tidak ada kehidupan di sana. Ia juga melihat botol susu yang pecah di dekat kulkas yang masih terbuka.

Keanehan itu membuat jantung Anna merosot hingga ke perut. Ia bergegas menuju ke kamar Zeke, berharap jika di dalam sana ada Sam yang menyambutnya. Namun bahkan ketika ia membuka kamar mandi pun tidak ada seorang pun di sana.

Ia beralih ke luar, di mana pintu rumah itu terbuka lebar-lebar. Ia sama sekali tak mendapati tanda-tanda keberadaan Zeke atau Sam di sana. Bahkan mobil Sam masih ada di sana serta Black masih ada di kandang.

Ia berlari cepat ke jalan. Tak ada tanda-tanda kendaraan yang melintas di jalan itu. Membuatnya sangat cemas dan berlari menuju kandang.

Di detik ini, ia bersyukur sempat mempelajari sedikit mengenai teknik berkuda pada Zeke. Dengan cekatan, ia mengambil pelana dan memasangkannya ke punggung Black. Ia segera mengeluarkan kuda itu dari kandang setelah mengunci setiap pintu rumah. Ia tak tahu harus ke mana, tapi firasatnya mengatakan bahwa ia harus ke Alberta.

LITTLE CLICHÉ - Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang