Selama satu hari ini, Peter sama sekali tidak melihat kehadiran Sam di kantor. Pagi tadi juga Sam selalu menghindarinya dengan pergi pagi-pagi buta entah ke mana. Lalu sekarang, Sam sama sekali tidak terlihat batang hidungnya. Bahkan ketika semua polisi dikerahkan untuk mencari keberadaan Jane Harlow pun Sam tidak muncul.
Menjelang malam, Peter yang seharusnya pergi ke gedung teater untuk memeriksa keadaan di sana kini memutuskan untuk berbelok pulang. Entah mengapa, lebih dari berita kehilangan Jane, ia takut kehilangan Sam.
Setelah tiba di rumah, ia segera masuk ke rumahnya. Ia menyalakan hampir semua lampu sebelum beranjak ke kamar yang selama ini ia dan Sam tempati.
Tubuhnya menegang ketika melihat sosok Sam berada di depan lemari seraya memasukkan pakaian-pakaiannya ke sebuah tas. Kekasihnya itu benar-benar akan pergi darinya. "Sam."
Sang gadis tidak menjawab. Ia terus mengepak pakaiannya seolah kehadiran Peter tidak mengganggunya. Ia bahkan mempercepat kegiatannya membereskan barang-barang.
Peter mendekat dan berhenti tepat di belakang Sam. Tangannya sedikit terangkat. Seharusnya di situasi normal ia akan memeluk gadis itu erat. Namun, ia mengurungkan niatnya dan menunduk.
"Sam, maafkan aku karena selama ini telah menipumu. Demi apapun aku mendekatimu bukan karena kau Mr. Buck. Aku bahkan baru tahu karena kau memberitahuku."
"Aku yang seharusnya minta maaf. Aku mendekatimu karena aku tahu sejak awal kau adalah Bryan Scott." Sam mengepalkan kedua tangannya di samping tubuhnya.
"Sam, kita bisa perbaiki ini."
"Tidak, Bryan. Anggap saja kau dan aku tidak pernah saling mengenal. Kita selesai di sini."
"Sam, pikirkan lagi, ku mohon. Aku bukan lagi Scott, aku Landon. Peter Landon. Aku bukan bagian dari Scott lagi."
"Kau masih Scott, tentu saja. Kalau tidak, kenapa Karen masih mengunjungimu dan mengatakan bahwa akan ada teror bom di konser Jane Harlow? Kenapa kalian masih bertemu?"
"Sam, maaf."
Sam tertawa patetik. "Tidak ada yang perlu dimaafkan. Di sini aku lah yang bodoh karena terlalu jauh menerimamu dan malah jatuh cinta padamu."
Rahang Peter mengeras mendengar jawaban itu. Ia memutar tubuh Sam agar menghadapnya. Ia kurung gadis itu dengan tubuhnya. "I love you," bisiknya dengan kening berkerut.
Sam kaget tentu saja. Napasnya tersengal hanya dengan mendengar ungkapan tiba-tiba itu. Bukan hanya itu, ekspresi Peter membuat hatinya mencelos. Ia mungkin sangat membenci Peter detik ini, namun ia masih bisa menemukan ketulusan dan putus asa di sudut mata tajam itu.
Ia tertawa sekali lagi. "Kau tidak mencintaiku. Kau hanya terbiasa akan kehadiranku."
Peter sama sekali tidak setuju dengan kalimat Sam. Ia banyak berpikir seharian ini dan itu semua tentang Sam. Satu hari ini serta malam tadi cukup baginya untuk menyimpulkan bahwa hidup tanpa Sam akan sangat berat.
Ia akui selama ini ia adalah brengsek yang tidak pernah mengakui masa lalunya. Ia menipu Sam bahwa ia dari Ontario. Nyatanya, ia berasal dari Alberta dan merupakan anak dari pembunuh kedua orang tua Sam.
Ia adalah brengsek yang selalu menjadi pria lembut ketika dirinya adalah pria keras yang mampu menghabisi ratusan mafia. Ia juga pria brengsek yang bahkan jatuh pada godaan mantan kekasihnya, Jane Harlow, dan berakhir bercinta di dalam ruang rias.
Setelah semua yang ia lakukan, ia sadar betapa jahatnya ia terhadap Sam. Dan fakta bahwa Sam tahu semua kebohongannya dan tetap menerimanya membuatnya tambah buruk. Ia sangat membenci dirinya untuk satu hal ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE CLICHÉ - Jung Jaehyun
Fiksi Penggemar(Finished) - Bahasa Baku Saskatchewan, 1969. Dendam Scott begitu besar kala itu. Membunuh tanpa pandang bulu adalah salah satu rutinitasnya. Saskatchewan, 1981. Tanpa pernah sadar, dendam itu justru menumbuhkan dendam-dendam baru; layaknya bumeran...