29. "MY LOVELY HERO"

181 38 8
                                    

Jonathan membuang permen karetnya jauh-jauh ketika dirinya turun dari mobil. Ketika dia dan satu pengawalnya hendak mencari Rylee dan Robbin yang kabur, mereka mendapatkan kabar bahwa polisi internasional telah mengepung kediaman Scott.

Kaki kekarnya itu menendang ban mobil dengan keras hingga pengawalnya menunduk takut. "Sial! Kenapa di saat seperti ini?"

"Kita akan mencari Robbin ke mana lagi, Tuan?" tanya sang pengawal, menatap Jonathan yang sedang meremas rambutnya frustrasi.

Setelah kalimat tanya itu terlontar, Jonathan meraih kerah sang pengawal dan menariknya hingga wajah mereka berhadapan. Wajah Jonathan kini sudah memerah dan penuh dengan urat-urat di dahi dan leher.

"Apa kau tidak bisa berpikir? Apa kau dungu? Kau pikir Robbin ke mana jika sudah begini? Dia kembali ke rumah bersama polisi-polisi bajingan itu."

"Jadi, k–kita kembali?" cicit sang pengawal dengan suara kecil.

"Bodoh!" Jonathan menampar keras kepala sang pengawal hingga pria itu tersungkur ke tanah. "Kau pikir kita akan selamat jika kembali? Kenapa aku dipertemukan dengan orang bodoh sepertimu? Hah!" Pria itu menahan diri untuk tidak menendang dan menyiksa pengawalnya.

"Maaf, Tuan."

Jonathan meraung keras di tengah kekalutannya. Ia seperti tengah berdiri di ujung tanduk. Jika ia salah melangkah, bisa-bisa dirinya jatuh ke penjara. Atau malah hukuman mati?

Padahal sedikit lagi. Sedikit lagi ia bisa singkirkan Robbin dan membuat dirinya sendiri menjadi penerus tahta baru Scott. Sedikit lagi ia bisa menguasai dunia dengan pengaruh 'Scott' yang ia punya.

Saat dirinya masih setia dalam kekalutan, sebuah mobil datang dan berhenti di belakang mobilnya. Ia sama sekali tidak berpikir bahwa itu adalah polisi saat mengetahui salah satu pengawalnya yang lain tutun dari mobil dan berlari tergesa-gesa ke arahnya.

"Tuan! Bastian dan Noel mati!"

Oh, ternyata satu kabar buruk lainnya yang membuat kalutnya semakin tak tertolong.

Jonathan mencengkeram ujung kaosnya. "Polisi-polisi itu membunuh mereka?"

"Bukan. Tuan Bryan Scott yang membunuh."

Kedua mata Jonathan membuka lebar. Ada kengerian yang terpancar di sana. "Bryan? Dia masih hidup?" lirihnya, lebih kepada pertanyaan untuk dirinya sendiri.

Seingatnya, Bryan memang sudah mati karena tugas yang Karen limpahkan padanya. Ia juga masih ingat bagaimana satu bulan penuh Karen berduka dan Robbin tidak mau makan.

Jadi, apakah selama ini ia dibodohi?

Jonathan meraih pengawalnya yang masih tersungkur di tanah untuk berdiri. Ia jejerkan dua lelaki kekar itu di depannya sebelum dirinya memberikan titah, "Cari Rylee."

"Tapi, Tuan."

"Cari dia sekarang! Apa kalian tuli?"



















***

























Robbin tiba di Saskatchewan dengan badan yang masih sedikit sempoyongan turun dari mobil. Jangan tanya mobil siapa. Orang rumah sakit mempercayakan mobil padanya ketika melihatnya terseok-seok berjalan di sepanjang tempat parkir. Dirinya melihat ke sekeliling kantor polisi yang mendadak ramai. Dirinya juga melihat orang-orang kepercayaan Karen ditahan dan diinterogasi di ruangan terpisah. Ia juga melihat orang-orang Saskatchewan di luar gerbang yang mendesak masuk untuk sekadar menghantam kepala-kepala orang Alberta dengan balok kayu.

LITTLE CLICHÉ - Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang