Zeke meletakkan sepiring salad dengan kasar di hadapan Anna. Setelah itu, ia menumpukan badannya di kedua tangannya yang berpegangan pada ujung meja. Kepalanya menunduk, berusaha menatap Anna yang sedari tadi menghindari tatapannya.
"Sebesar itu keinginanmu untuk ke Alberta?" tanyanya. Meskipun suaranya pelan, siapa pun tahu kalau tekanan yang Zeke berikan itu tak main-main.
"Dan kau, kenapa kau sangat melarangku untuk pergi?" Anna melirik Zeke takut-takut. "Apa benar kau menyukaiku?"
Tawa Zeke meledak. Bukan jenis tawa geli karena selanjutnya ia malah menonjok kuat meja makan di hadapannya. "Jangan mengalihkan pembicaraan, Anna."
Zeke lantas duduk di kursi yang paling dekat dengan Anna, tak mengindahkan keterkejutan Anna. Walaupun ia sama sekali tidak nafsu makan, ia tetap melahap salad buatannya dengan kasar.
Saat ini Anna seperti tengah menghadapi anak kecil yang merajuk. Bedanya, Zeke jauh lebih mengerikan. Zeke mungkin saja bisa menonjok tembok lebih kuat hingga tangannya berdarah jika ia mau.
Lalu, alasan apa yang sebenarnya Zeke simpan? Kenapa ia tidak boleh pergi ke Alberta?
Anna melipat tangannya di atas meja, menarik dirinya agar lebih dekat dengan Zeke. Bisa ia lihat pria itu berusaha untuk tidak memedulikannnya.
"Seperti yang Sam bilang, aku tidak sendiri. Ada Rylee di sana. Dan tugasku hanya membuat Robbin menikahiku. Saat mereka menawarkan satu permintaan sebagai hadiah pernikahan, aku akan meminta mereka membebaskan Rylee."
Gerakan Zeke berhenti. Pria itu berhenti menyuap dan menatap makanannya dengan tatapan kosong. "Lalu, bagaimana caranya kau kembali?"
Bibir Anna berkedut, tak kuasa untuk menahan diri agar tidak kentara jika ia cukup was-was dengan Zeke. "Tugasku hanya sampai membebaskan Rylee, 'kan?"
Zeke menelan salad di dalam mulutnya dengan pelan. Sedikit Anna tahu, ia belum siap melepaskan Anna. Apalagi membiarkan Anna pergi dan menikah dengan pria lain.
Ia menatap Anna hingga kini keduanya larut ke dalam nuansa yang mereka bangun. Zeke meletakkan sendoknya pelan. Membiarkan wajahnya kini menjadi lebih jujur dengan raut ketidakrelaannya.
"Dan berakhir menikahi Robbin?" cicitnya pada Anna.
"Seperti yang seharusnya."
Seluruh ego Zeke masih setia bertahan meskipun Anna begitu ingin melepaskan tali mereka. Ia dan kebodohannya melepaskan kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Anna.
Padahal, jika saja ia lebih kuat merusak egoismenya, ia bisa menahan Anna bersamanya. Jika saja ia bisa melalui egonya, ia akan dengan lugas mengatakan perasaannya dan keinginannya untuk terus bersama gadis itu dengan lantang.
Namun, Zeke menyerah. Ia hanya bisa menyerah dan kembali menyuap saladnya dengan pelan dan perasaan yang berkecamuk.
Tanpa Zeke tahu, Anna tidak mengharapkan reaksi itu. Dengan segala macam hal-hal acak yang mengesankan, ia tidak bisa menampik bahwa ia mulai jatuh semakin dalam pada Zeke.
Dan kini, mereka hanya bisa berpura-pura bodoh.
***
Hari yang sangat melelahkan untuk Sam. Namun ia harus terus bertindak bahwa ia baik-baik saja di hadapan Peter. Bahwa ia tidak tengah khawatir pada adiknya di Alberta. Bahwa ia tidak memiliki kapasitas apapun dengan teror yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LITTLE CLICHÉ - Jung Jaehyun
Fanfiction(Finished) - Bahasa Baku Saskatchewan, 1969. Dendam Scott begitu besar kala itu. Membunuh tanpa pandang bulu adalah salah satu rutinitasnya. Saskatchewan, 1981. Tanpa pernah sadar, dendam itu justru menumbuhkan dendam-dendam baru; layaknya bumeran...