7 - GLASSES

17.5K 3.9K 646
                                    

Assalamualaikum teman-teman semua. Bagaimana puasa hari ini? Lancar? 

Jangan lupa tetap jaga kesehatan ya. 

Teman-teman pembaca ada yang sudah masuk ke Channel Telegram "Pasukan Luluk HF" 

-Sudah masuk 

-Belum masuk

Bagi yang belum masuk, kira-kira mau nggak gabung ke Channel Telegram "Pasukan Luluk HF" ?

SUDAH SIAP BACA CHAMOMILE PART 7?

SELALU SUPPORT DAN SUKA CHAMOMILE YA ^^ 

DAN... SELAMAT MEMBACA ^^

*****

Pagi yang cerah namun tidak untuk hati Alen. Sejak kejadian pertemuannya dengan Alan, pikiran Alen mulai dipenuhi dengan cowok itu. Padahal, Alen sudah bisa memperkirakan sikap Alan kepadanya, tetap saja ketika hal itu benar-benar terjadi Alen sama sekali tidak siap dan bingung harus menyikapi bagaimana.

"Pagi Tuan Putri cantik," sapa Ara ramah seperti biasanya.

Alen hanya melambaikan tangan malas dan segera duduk di bangkunya. Alen mengeluarkan kertas soal Matematika dan kertas jawaban, dia butuh bantuan Ara saat ini.

"Ara," panggil Alen.

"Apa?"

Alen menatap Ara, sedikit kaget. Alen baru menyadari gadis itu mengenakan kacamata setelah sekian lama tidak memakainya. Kalau diingat-ingat Ara sudah tidak memakai kacamata sejak tahun terakhir kelas 3 SMP mereka.

"Lo pakai kacamata lagi?" tanya Alen.

Ara mengangguk dengan bibir mengerucut.

"Iya, minus gue nambah dan gue agak nggak nyaman pakai softlens akhir-akhir ini. Makin jelek ya muka gue pakai kacamata?" curhat Ara.

Alen menggeleng.

"Sahabat-sahabat gue nggak ada yang jelek."

Senyum Ara langsung mengembang sembari menoel pelan lengan Alen dengan telunjuknya.

"Bisa aja Tuan putri cantik ini. Pasti nggak dikasih uang jajan lagi ya? Mau minta uang berapa? Sini Kakak Ara kasih."

Alen terkekeh mendengar ucapan Ara.

"Uang jajan gue hari ini banyak!" sombong Alen.

Ara mendesis kecil.

"Kenapa manggil gue? Mau minta bantuan apa?" cerca Ara sudah dapat menebak.

Alen memamerkan deretan gigi putihnya. Ara selalu saja tau situasi apapun yang sedang menghadangnya.

"Bantuin ini, jelasin." Alen segera menyerahkan soal dan jawaban Matematika miliknya.

Ara menerima kertas-kertas tersebut dan membacanya dengan seksama.

"Jawabannya udah bener semua dan gue yakin orang bodoh kayak lo nggak mungkin bisa ngerjain ini semua," tukas Ara terlalu jujur.

"Jelaslah bukan gue yang kerjain!" sinis Alen sedikit kesal.

Ara menatap Alen bingung degan tangan mengangkat lembar jawaban.

"Siapa yang kerjain? Kak Alan?" tebak Ara lagi.

Alen mengangguk lemah.

"Iya, ta..."

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang